Lompat ke isi

Naruhito

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 21 Agustus 2013 16.17 oleh Jokorare (bicara | kontrib)
Pangeran Naruhito
皇太子徳仁親王
Pangeran Mahkota Jepang
Naruhito di Brasil, 18 Juni 2008
Kelahiran23 Februari 1960 (umur 64)
Tokyo, Jepang
PasanganPutri Mahkota Masako
Keturunan
Detail
Aiko
Nama lengkap
Naruhito (徳仁)
WangsaImperial House of Japan
AyahKaisar Heisei
IbuPermaisuri Michiko
AgamaShinto

Putra Mahkota Jepang, Naruhito 皇太子徳仁親王 (Kōtaishi Naruhito Shinnō) (lahir 23 Februari 1960) adalah anak tertua Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko. Gelar masa kecilnya adalah pangeran Hiro (浩宮 Hiro-no-miya).

Awal Kehidupan dan Pendidikan

Bendera untuk putra mahkota jepang

Bergelar Pangeran Hiro (浩宮) (Hiro-no-miya). Ia dijadikan sebagai putra mahkota pada tanggal 23 februari, 1991, setelah kematian kakeknya, Kaisar Showa pada tanggal 7 februari 1989. Ia menerima gelar sarjana dan gelar master sejarah dari universitas Gakushuin pada tahun 1982 dan 1988. Dari tahun 1983 sampai tahun 1985 ia belajar di inggris, di Universitas Oxford. pangeran Naruhito senang bermain Biola, mendaki Gunung, dan menikmati jogging apabila ada waktu luang.

Pernikahan dan Masalah

Pangeran dan Owada Masako bertunangan pada tanggal 19 januari 1993 di Istana kekaisaran. pada tanggal 9 juni 1993, putra mahkota dan Owada Masako menikah di gedung kekaisaran Shinto di Tokyo dan penonton Media diperkirakan mencapai 500 juta orang di seluruh dunia. pasangan ini membuat istana Togu menjadi kediamanan mereka.

Naruhito hanya memiliki seorang putri dari Pernikahannya dengan Putri Masako:

Kontrovesi tentang Penerus Kaisar kelahiran Aiko, yang terjadi lebih dari delapan tahun semenjak pernikahan mereka, memicu perdebatan di jepang tentang rumah tangga Kaisar, Hukum tahun 1947 harus di ubah dari penerus takhta (yaitu laki-laki saja) di ubah untuk memungkinkan seorang perempuan dapat naik takhta Kekaisaran. sebuah panel dari pakar pemerintah menyerahkan laporan pada tanggal 25 oktober 2005, tentang penerus takhta kekaisaran jepang yang bahwa seorang perempuan dapat naik takhta. pada tanggal 20 januari 2006, Perdana Menteri jepang Junichiro Koizumi menggunakan sebagian pidato tahunannya untuk berjanji menangani kontrovesi untuk membiarkan seorang perempuan naik takhta agar takhta kekaisaran untuk ke masa depan stabil.

Kontrovesi tentang Masako

Pada tanggal 11 juli 2008, Naruhito meminta pemahaman publik mengenai istrinya, Masako, yang menderita depresi dan didiagnosa mengalami gangguan penyesuaian dengan pihak keluarga kekaisaran. Adapun rumor bahwa Masako memiliki gangguan kejiwaan, Naruhito berkata, "Saya ingin (masyarakat) memahami bahwa Masako terus melakukan upaya maksimal dengan bantuan orang di sekitarnya untuk menghasilkan ahli waris laki-laki."

Penghargaan

Penghargaan Nasional

Penghargaan dari Negara Sahabat

Pranala luar