Lompat ke isi

Jerman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bundesrepublik Deutschland
Bendera Jerman Lambang Jerman
(Bendera Jerman)
Motto: Einigkeit und Recht und Freiheit
(bahasa Jerman: Persatuan dan Keadilan dan Kebebasan)
Lokasi Jerman
Bahasa resmi Bahasa Jerman
Ibukota Berlin
Kota terbesar Berlin
Kanselir Gerhard Schröder
Presiden Horst Köhler
Wilayah
- Total
- % air
Urutan ke-61
349.223 km²
2,416%
Penduduk
- Total (2004)
- Kepadatan penduduk
Urutan ke-13
82.495.000
242/km²
Pembentukan
Persatuan


Perjanjian Verdun (843)
18 Januari 1871
23 Mei 1949
3 Oktober 1990
PDB
- Total (2003)
- PDB/kapita
Urutan ke-3
$2,271 trilyun
$27.600
Mata uang Euro (€)1
Zona waktu
- dalam musim panas
CET (UTC+1)
CEST (UTC+2)
Lagu kebangsaan Das Lied der Deutschen
TLD .de
Kode telepon +49

1 Sebelum 1999: Deutsche Mark.

Republik Federal Jerman (bahasa Jerman: Bundesrepublik Deutschland) adalah sebuah negara di Eropa barat. Di sebelah barat berbatasan dengan Belanda, Belgia, Luxemburg, dan Perancis. Di sebelah selatan berbatasan dengan Swiss dan Austria. Di sebelah timur berbatasan dengan Ceko dan Polandia. Di sebelah utara berbatasan dengan Denmark.

Jerman juga merupakan negara penting dalam Uni Eropa dan adalah negara anggota dengan penduduk terbanyak. Selain itu, Jerman juga adalah anggota NATO dan G8.

Masyarakat

Demografi

Berkas:Hamburg old.jpg
Hamburg adalah kota terbesar ke-dua Jerman (foto ini memperlihatkan pusat Hamburg sebelum perang dunia I)

Jerman memiliki banyak kota besar namun hanya tiga yang memiliki lebih dari satu juta orang: Berlin dengan 3,4 juta orang, Hamburg dengan 1,8 juta orang, dan Munchen dengan 1,4 juta orang. Dengan demikin populasi tidak terlalu terpusat dan berorientasi ke satu kota besar saja bila dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya. Kota terbesar lainnya adalah Köln, Frankfurt am Main, Stuttgart, Dortmund, Essen, Düsseldorf, Bremen, Duisburg dan Hannover. Kota terbesar adalah region Rhine-Ruhr, termasuk distrik Düsseldorf-Koln.

Pada 2004, sekitar 6,7 juta non-warganegara tinggal di Jerman. Dengan yang terbesar datang dari Turki, diikuti oleh Italia, Yunani, Kroasia, Belanda, Serbia dan Montenegro, Spanyol, Bosnia dan Herzegovina, Austria, Portugal, Vietnam, Maroko, Polandia, Macedonia, Lebanon dan Perancis [1]. Sekitar 2/3-nya telah berada di negara ini selama 8 tahun atau lebih, dan oleh karena itu bisa dinaturalisasikan. [2]

Jerman masih merupakan tujuan utama bagi pengungsi politik (peminta suaka) dan ekonomi dari banyak negara berkembang, namun jumlahnya turun dalam beberapa tahun terakhir ini, mencapai sekitar 50.000 pada 2003.

Agama

Martin Luther, Bapak Reformasi Jerman dan pereform bahasa Jerman, 1529

Jerman merupakan rumah dari Reformasi yang diluncurkan oleh Marin Luther pada awal abad ke-16. Sekarang ini, Protestan (terutama di utara dan timur) terdiri dari 33% populasi dan Katolik (terutama di selatan dan barat) juga 33%. Totalnya ada sekitar 55 juta orang beragama Kristen. Kebanyakan Protestan Jerman merupakan anggota dari Gereja Evangelikal Jerman. Gereja Bebas ada dalam kota besar maupun kecil. Paus Katholik Roma sekarang ini adalah orang Jerman, Paus Benedict XVI.

Selain itu ada beberapa ratus ribu Gereja Ortodoks (terutama Yunani dan Serbia, 400.000 Gereja Apostolik Baru, lebih dari 150.000 Saksi Yehova, dan beberapa grup kecil lainnya.

Dan ada sekitar 3,7 juta Muslim di Jerman (terutama keturunan Turki).

Jerman sekarang memiliki populasi Yahudi terbesar ke-3 di Eropa. Pada 2004, Ada dua kali lipat jumlah Yahudi bekas Uni Soviet tinggal di Jerman dibanding dengan yang tinggal di Israel, membuat total pertumbuhan lebih dari 200.000 sejak 1991. Sekitar setengahnya tinggal di pemukiman Yahudi, yang sekarang ini ada lebih dari 100, dengan jumlah anggota 100.000 lebih; naik dari 30.000 sebelum penyatuan. Beberapa kota di Jerman telah melihat kembalinya budaya Yahudi, terutama di Berlin. Orang Yahudi memiliki suara dalam kehidupan publik Jerman melalui Zentralrat der Juden in Deutschland.

Di wilayah bekas Jerman Timur, kehidupan keagamaan jauh lebih sedikit dibanding dengan di Barat. Hanya 5% menghadiri misa paling tidak sat minggu sekali, dibanding dengan 14% di Barat menurut survey belakangan ini. Sekitar 30% dari populasi tidak memiliki agama. Di Timur angka ini mungkin lebih tinggi.

Gereja dan negara terpisah, tetapi ada kerja sama di banyak bidang, terutama dalam bidang sosial, Gereja dan komunitas keagamaan, bila mereka besar, stabil dan setia kepada konstitusi, dapat mendapat status khusus dari negara sebagai "perusahaan di bawah hukum publik" yang mengijinkan gereja untuk mengadakan pajak kepada anggota yang disebutKirchensteuer (pajak gereja). Pendapatan ini dikumpulkan oleh negara sebagai pengganti biaya koleksi. Lihat Status kebebasan agama di Jerman dan Pemisahan gereja dan negara.

Lihat pula

Pranala luar