Lompat ke isi

Salvinia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 11 Oktober 2013 06.15 oleh 114.79.19.243 (bicara) (PEMANFAATAN KIAMBANG)
Kiambang

Kiambang (dari ki: pohon, tumbuhan, dan ambang: mengapung) merupakan nama umum bagi paku air dari genus Salvinia. Tumbuhan ini biasa ditemukan mengapung di air menggenang, seperti kolam, sawah dan danau, atau di sungai yang mengalir tenang.

Kiambang memiliki dua tipe daun yang sangat berbeda. Daun yang tumbuh di permukaan air berbentuk cuping agak melingkar, berklorofil sehingga berwarna hijau, dan permukaannya ditutupi rambut berwarna putih agak transparan. Rambut-rambut ini mencegah daun menjadi basah dan juga membantu kiambang mengapung. Daun tipe kedua tumbuh di dalam air berbentuk sangat mirip akar, tidak berklorofil dan berfungsi menangkap hara dari air seperti akar. Orang awam menganggap ini adalah akar kiambang. Kiambang sendiri akarnya (dalam pengertian anatomi) tereduksi. Kiambang tidak menghasilkan bunga karena masuk golongan paku-pakuan.

Sebagaimana paku air (misalnya semanggi air dan azolla) lainnya, kiambang juga bersifat heterospor, memiliki dua tipe spora: makrospora yang akan tumbuh menjadi protalus betina dan mikrospora yang akan tumbuh menjadi protalus jantan.

Paku air ini tidak memiliki nilai ekonomi tinggi, kecuali sebagai sumber humus (karena tumbuhnya pesat dan orang mengumpulkannya untuk dijadikan pupuk), kadang-kadang dipakai sebagai bagian dari dekorasi dalam ruang, atau sebagai tanaman hias di kolam atau akuarium. Karena dapat tumbuh sangat rapat hingga menutupi permukaan sungai atau danau, muncul pepatah Melayu "biduk berlalu, kiambang bertaut", yang berarti setelah gangguan berlalu, keadaan akan kembali seperti semula.

KIAMBANG DAN KHASIAT UBATAN

Seluruh bahagian pokok kiambang dikatakan mengandungi banyak kalium dalam bentuk kalium klorida dan kalium sulfat dan bahan pahit yang akan larut dalam air di mana ia tumbuh. Oleh itu pendarahan dalam usus dikatakan mampu terjadi jika manusia terminum air di mana kiambang tumbuh. Malah jika kiambang dimakan mentah, kesannya dikatakan mulut dan kerongkong akan berasa gatal dan sakit.�Pokok air ini tidak memiliki nilai ekonomi yang tinggi kecuali sebagai sumber humus atau baja atau pun sebagai tanaman hiasan di kolam atau akuarium. Namun begitu tahukah anda, kiambang juga dikatakan memiliki khasiat ubatan yang tersendiri. Untuk tujuan ubat herba, tidak semua spesies yang boleh digunakan, hanya spesies yang tercatat saha-ja yang dimaksudkan.

Air rebusan daun dikatakan boleh diminum untuk merawat batuk darah, diabetes dan sifilis dan juga digunakan sebagai air mandian untuk mengurangkan masalah kembung air di perut.�Seluruh bahagian pokok dikatakan jika ditumbuk lumat boleh dijadikan ubat tampal pada kulit perit dan bengkak, bisul, sifilis dan terseliuh. Manakala air rebusan seluruh bahagian ini dikatakan boleh diminum untuk merangsang haid, melawaskan buang air kecil dan penghadaman, merawat disenteri, gonorea, sakit buang air kecil dan tiada atau kurang air kecil. Akar pokok teratai pula dikatakan boleh direbus dan diminum untuk melawaskan buang air besar.�Walaupun terdapat pelbagai kegunaan kiambang, namun sebelum menggunakannya perlulah mendapatkan nasihat pengamal perubatan bagi mengelakkan kemudaratan di kemudian hari.

KIAMBANG MERAWAT LUKA POKOK

KIAMBANG atau nama botaninya Pistia stratiotes merupakan sejenis tumbuhan yang senang dikenali dan mudah ditemui.�Habitatnya sama seperti pokok teratai, hidup segar di kawasan berair seperti kolam, tasik atau paya air tawar.Cuma bezaya dengan pokok teratai, kiambang adalah sejenis tumbuhan yang merayap di atas air dan cepat membiak. Malah, ia dikatakan menjadi ‘musuh’ kepada ikan kerana ia memiliki akar yang begitu banyak dan menyukarkan ikan untuk bergerak dan bernafas. “Pokok kiambang mempunyai akar yang bukan hanya banyak tetapi berserabut. Kalau jenis ikan yang tidak gemar memakan akarnya itu, ikan tersebut sukar untuk hidup.