Lompat ke isi

Residu pestisida

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Residu pestisida adalah pestisida yang masih tersisa pada bahan pangan setelah diaplikasikan ke tanaman pertanian.[1] Tingkat residu pada bahan pangan umumnya diawasi dan ditetapkan batas amannya oleh lembaga yang berwenang di berbagai negara. Paparan populasi secara umum dari residu ini lebih sering terjadi melalui konsumsi bahan pangan yang ditanam dengan perlakuan pestisida, ditanam atau diproses di tempat yang dekat dengan area berpestisida.[2]

Banyak dari residu pestisida ini merupakan pestisida sintetik berbahan dasar klor yang menunjukan sifat bioakumulasi yang dapat terkumpul dan menumpuk di dalam tubuh dan lingkungan hingga pada jumlah yang membahayakan.[3] Senyawa kimiawi yang persisten dapat terakumulasi di dalam rantai makanan tanpa terurai, dan telah terdeteksi di berbagai produk hewan mulai dari daging sapi, daging ayam, telur ayam, dan daging ikan.[4]

Definisi

Pestisida adalah zat atau campuran zat yang digunakan untuk membunuh hama, organisme yang merugikan tanaman pertanian dan hewan ternak.[5] Istilah ini berlaku pada berbagai pestisida yang spesifik seperti insektisida, herbisida, nematisida, algasida, fungisida, dan rodentisida. Penerapan pestisida pada tanaman pertanian dapat meninggalkan residu pada tanaman bahkan setelah dipanen dan menjadi bahan pangan yang sidap dijual. Beberapa pestisida dikategorikan sebagai zat yang memiliki dampak toksikologi yang signifikan.[6]

Latar belakang

Sejak perang dunia kedua berakhir, pestisida kimia menjadi komoditas penting dalam menanggulangi hama. Terdapat dua kategori utama pestisida ketika itu, yaitu pestisida generasi pertama dan pestisida generasi kedua. Generas pertama yang dikembangkan sebelum tahun 1940, terdiri dari senyawa arsenik, raksa, dan timbal. Kesemuanya lalu ditinggalkan karena terbukti sangat beracun dan tidak efektif. Generasi kedua yang terdiri dari senyawa organik sintetik. Pertumbuhan pestisida generasi kedua terpacu pada akhir tahun 1940an setelah Paul Müller menemukan DDT pada tahun 1939. Efek dari berbagai senyawa seperti aldrin, dieldrin, endrin, chlordane, parathion, captan dan 2,4-D juga ditemukan pada saat itu dan mulai digunakan sebagai pestisida.[7][8] Semua pestisida tersebut digunakan karena mampu mengendalikan hama secara efektif. Namun di tahun 1946, masyarakat mulai melawan persebaran pestisida, terutama DDT, karena menyakiti tanaman dan hewan non-target. Masyarakat menjadi sadar mengenai residu dan kemungkinan dampaknya bagi kesehatan.[7] Di tahun 1960an, Rachel Carson menulis buku Silent Spring (Musim Semi Sunyi) untuk menggambarkan risiko dari DDT dan bagaimana hal tersebut mengancam keanekaragaman hayati.[9]

Regulasi

Setiap negara memiliki kebijakan pertanian masing-masing mengenai batas residu maksimum dan asupan harian yang dapat diterima. Kadar bahan kimia pangan yang diizinkan bervariasi di setiap negara karena bentuk pertanian berbeda-beda tergantung pada wilayah dan kondisi iklim dan geografi.

Internasional

Beberapa negara mengadopsi batas residu maksimum internasional yang dikeluarkan oleh FAO dan WHO di tahun 1963 mengenai pengembangan standar pangan internasional, kode panduan penerapan, dan rekomendasi untuk keamanan pangan. Codex Alimentarius ini sudah memiliki 185 negara anggota dan 1 organisasi anggota (Uni Eropa).[10]

Uni Eropa

Pada September 2008, Uni Eropa mengeluarkan revisi baas residu maksimum untuk sekitar 1100 pestisida yang pernah digunakan di dunia. Revisi tersebut ditujukan untuk mempermudah sistem sebelumnya di mana beberapa residu pestisida diatur oleh Komisi Uni Eropa, lainnya diatur oleh negara anggota, dan lainnya tidak diatur sama sekali.[11]

Selandia Baru

Food Standards Australia New Zealand mengembangkan standar untuk kadar residu pestisida pada makanan melalui proses konsultasi. New Zealand Food Safety Authority mempublikasikan batas maksimum residu pestisida untuk bahan pangan yang diproduksi di Selandia Baru.[12]

Inggris

Pemantauan residu pestisida dimulai di Inggris pada tahun 1950an. Sejak tahun 1977 hingga tahun 2000, pekerjaan tersebut dilakukan oleh Working Party on Pesticide Residues (WPPR), dan pada tahun 2000 tugas tersebut diambil alih oleh Pesticide Residue Committee (PRC).[13]

Amerika Serikat

Di Amerika Serikat, kadar toleransi untuk sejumlah residu pestisida yang terdapat pada makanan ditetapkan oleh EPA, dan tindakan dilakukan untuk menjaga residu pestisida tetap berada di bawah nilai toleransi.[14] Food and Drug Administration (FDA) dan USDA juga secara rutin memeriksa kadar aktual residu pestisida dalam makanan.

Jepang

Di Jepang, residu pestisida diatur dalam Akta Keamanan Pangan. Toleransi pestisida diatur oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang melalui Komite Keamanan Obat-obatan dan bahan Pangan. Kadar residu pestisida yang tidak berada dalam daftar dibatasi hanya 0.01 ppm.[15]

China

Di China, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian China bekerja sama membangun mekanisme dan prosedur kerja terkait standar batas residu maksimum, diperbarui secara berkala, berdasarkan Hukum Keamanan Pangan dan peraturan yang dikeluarkan oleh Konsulat.[16][17] Dari batas residu maksimum sebanyak 12 pestisida[18] kini jumlahnya bertambah menjadi 85 pestisida[19] demi meningkatkan standar mengikuti kebutunan nasional China.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ IUPAC, Compendium of Chemical Terminology, edisi ke-2 ("Buku Emas") (1997). Versi koreksi daring:  (2006–) "pesticide residue".
  2. ^ "Pesticide Residue". Environmental Protection Agency. 
  3. ^ Walter J Crinnion. (2009). "Chlorinated Pesticides: Threats to Health and Importance of Detection". Environmental Medicine. 14 (4): 347–59. PMID 20030461. 
  4. ^ Stephen W.C. Chung, Benedict L.S. Chen. (2011). "Determination of organochlorine pesticide residues in fatty foods: A critical review on the analytical methods and their testing capabilities". Journal of Chromatography A. 1218 (33): 5555–5567. doi:10.1016/j.chroma.2011.06.066. PMID 21742333. 
  5. ^ US Environmental (July 24, 2007), What is a pesticide? epa.gov. Retrieved on October 24, 2012.
  6. ^ IPCS INCHEM (1975),[1] Retrieved on October 24, 2012.
  7. ^ a b Pesticide Usage in the United States: History, Benefits, Risks, and Trends; Bulletin 1121, November 2000, K.S. Delaplane, Cooperative Extension Service, The University of Georgia College of Agricultural and Environmental Sciences http://pubs.caes.uga.edu/caespubs/pubs/PDF/B1121.pdf
  8. ^ A history of pesticide use, Patricia Muir at Oregon State University. Diakses 22 Oktober 2012, http://people.oregonstate.edu/~muirp/pesthist.htm
  9. ^ Lobe, J (Sept 16, 2006), "WHO urges DDT for malaria control Strategies," Inter Press Service, cited from Commondreams.org. Retrieved on September 15, 2007
  10. ^ CODEX International Food Standards (Oct 23, 2012) Diakses 28 Oktober 2012
  11. ^ European Commission. (2008). Plant Protection - Pesticide Residues. Fact Sheet.
  12. ^ "Food Standards". New Zealand Food Safety Authority. Diakses tanggal 2009-02-20. 
  13. ^ CRD. "CRD | About PRiF | The Role of the PRiF". Pesticides.gov.uk. Diakses tanggal 2013-05-30. 
  14. ^ "Protection of Environment". Access.gpo.gov. 2004-07-01. Diakses tanggal 2013-05-30. 
  15. ^ "The Japanese Positive List System for Agricultural Chemical Residues in Foods" (Siaran pers). The Japan Food Chemical Research Foundation. 2006-05. 
  16. ^ "Ministry of Health and Ministry of Agriculture Released MRLS tandards". China Pesticide Information Network. Press Office of the Ministry of Agriculture. Diakses tanggal 16 November 2012. 
  17. ^ "China released 85 kinds of food pesticide maximum residue limits". World agricultural network Chinese network. Diakses tanggal 16 November 2012. 
  18. ^ [GB 25193-2010 食品中百菌清等12种农药最大残留限量 http://down.foodmate.net/standard/sort/3/25573.html "Maxium Residue Limits for 12 Pesticides"] Periksa nilai |archiveurl= (bantuan) (dalam bahasa Chinese). Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 July 2010. Diakses tanggal 16 November 2012. 
  19. ^ [GB 28260-2011 食品安全国家标准 食品中阿维菌素等85种农药最大残留限量 http://down.foodmate.net/standard/sort/3/28878.html "Maximum Residue Limits for 85 Pesticides"] Periksa nilai |archiveurl= (bantuan). Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 February 2012. Diakses tanggal 16 November 2012. 

Pranala luar