Produksi pisang di Indonesia
Indonesia dikenal sebagai produsen pisang di dunia, walau agak kecil. Indonesia dikenal sebagai produsen pisang nomor 7 di dunia.
Sejarah & latar belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang menanam pisang yang penting pula di Asia. Pusat Ppoduksi pisang terdapat di Sumatera, Jawa, dan Bali. Daerah-daerah ini beriklim hangat dan lembab, mulai dari 27.5°C di dataran rendah, dan 20°C di atas ketinggian 1000 mdpl.Kelembapan relatifnya di daerah ini bervariasi antara 60-95% dengan persebaran hujan tahuan 1200-4250 mm.[1]
Karel Heyne dalam buku De nuttige-nya jilid pertama, menyebut bahwa ada beberapa pisang pada zaman Hindia-Belanda yang diekspor. Misalnya, pisang ambon putih, tumbuhan ini menurut Heyne diekspor hingga ke Australia. Sedangkan di Karesidenan Palembang, pisang ditanam sebagai tanaman ekspor. Heyne mengutip van Setten yang menyebut bahwa, prospek penanaman tumbuhan ini juga berguna untuk pengembangan ekonomi bagi masyarakat pribumi Hindia-Belanda (sekarang Indonesia).[2] Di Palembang dahulu, ada pisang-pisang yang bisa dimanfaatkan sebagai pisang bakar, seperti pisang tembatu (kalau di Jawa, dinamakan gedang sobo gajih), yang diekspor pula ke Singapura. Dahulu, kebun-kebun pisang di sekitar Palembang biasa terletak di tepian sungai. Apalagi di Lematang-Hilir dan Komering Hulu. Setelah 5 tahun ditanam, hendaknya tanaman ini diremajakan, kalau tidak, bisa menyuburkan pertumbuhan gulma.[2] Heyne juga mengutip laporan pertanian di Inggris (1910) bahwa di Inggris, tepung pisang juga diimpor dari Hindia-Barat dan mencapai 50 ton pertahunnya.[3]
Produksi
Indonesia dikenal sebagai kawasan pusat asal-usul pisang di dunia. Negara ini juga punya varietas pisang yang lebih banyak daripada negara lain. Tapi, walau demikian, Indonesia hanya bisa masuk peringkat ke tujuh dunia sebagai negara produsen pisang. Di Asia, Indonesia juga menjadi produsen pisang dan memenuhi kebutuhan 50% pisang di Asia. Tapi, walau demikian, menurut James Dale dalam makalahnya, "Banana for the 21st Centuries: Pushing Back the Threat of Extinction", menyebut: produksi pisang Indonesia masih kalah dengan produksi pisang di India yang mencapai 26,2 juta ton pertahun dan Uganda yang mencapai 10,5 juta ton.[4][5]
Referensi
- ^ Gold (1998) hal.65 – 9.
- ^ a b Heyne (1922) hal.504 – 5.
- ^ Heyne (1922) hal.508 – 9.
- ^ "Indonesia Penghasil Pisang Terbesar 7 Dunia". Vivanews.co.id. 19 Juni 2012. Diakses tanggal 28 Desember 2013.
- ^ "Pisang, Buah yang Kaya Manfaat". AnneAhira.com. Diakses tanggal 28 Desember 2013.
Daftar pustaka
- Astawan, Made; Kasih Andreas Leomitro (2008). Khasiat Warna-Warni Makanan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. ISBN 978-979-22-3607-4 Periksa nilai: checksum
|isbn=
(bantuan). - Dalimartha, Setiawan (2007). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. 3. Jakarta: Puspa Swara. ISBN 979-3235-73-X.
- Frison, E.A.; Gold, C.S.; Karamura, E.B.; Sikora, R.A., ed. (1998). Mobilizing IPM for Sustainable Banana Production in Africa. Biodiversity International.
- Heyne, Karel (1922). De nuttige planten van Nederlandsch-Indië [Tumbuhan Berguna dari Hindia-Belanda]. 1. Batavia: Ruygrok & Co.
- Sastrapradja, Setijati; Soetisna, Usep; Panggabean, Gillmour; Mogea, Johanis Palar; Soekardjo, Soekristijono; Sunarto, Aloysius Tri (1981). Buah-Buahan. 8. Jakarta: LBN-LIPI bekerjasama dengan Balai Pustaka.