Lompat ke isi

Jazz Goes To Campus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
poster JGTC ke-29

Jazz Goes To Campus (JGTC) adalah rangkaian acara tahunan bertema musik jazz—dengan puncak acara festival musik jazz di FEUI—yang diprakarsai oleh Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi UI. Kegiatan ini berlangsung sejak tahun 1978, satu tahun setelah dimulainya festival jazz tertua dan terbesar di dunia, North Sea Jazz Festival[1], dan diklaim sebagai festival jazz tertua di Indonesia. Bersama dengan Jakarta International Java Jazz Festival dan The Jakarta International Jazz Festival (JakJazz) menjadi acara musik Jazz yang rutin diadakan setiap tahunnya.

Sejarah

Ide awal JGTC dicetuskan oleh Candra Darusman pada tahun 1970-an, yang ketika itu masih menjadi mahasiswa di FE. Kebetulan musik jazz saat itu sedang diminati oleh masyarakat dan mahasiswa.[2] Pada awalnya, JGTC dilangsungkan di sebuah Taman 02 Kampus FEUI Salemba, Jakarta, dengan fasilitas seadanya.[3] Namun saat ini, JGTC diadakan di pelataran parkir kampus FEUI Depok—seiring dengan kepindahan gedung perkuliah—dengan 3 panggung utama seluas 12x9x10m, serta 1 panggung pendukung dengan dukungan listrik > 500.000 volt.

Sejak JGTC ke-32 yang diadakan tahun 2009, panitia menyelenggarakan roadshow sebagai bagian dari rangkaian acara. Roadshow telah diadakan di berbagai kota di Indonesia, seperti Yogyakarta, Semarang, Bali, Bandung, dan Bandar Lampung. Roadshow menampilkan artis-artis jazz dan diselenggarakan di luar kampus UI, Depok.[4]

Selama bertahun-tahun, JGTC telah berkembang menjadi salah satu festival kampus yang paling dinanti dengan jumlah pengunjung pada tahun 2006 lalu mencapai 20.000 orang. Hampir disetiap tahun penyelenggaraannya, JGTC selalu mendatangkan artis berskala internasional. Bintang-bintang jazz yang pernah tampil dalam acara ini antara lain Depapepe, Raisa, Olivia Ong, Bubi Chen, Bill Saragih, Benny Likumahuwa, Barry Likumahuwa, Ireng Maulana, Jack Lesmana, Indra Lesmana Reborn, Riza Arshad, Balawan, Tohpati, Syaharani, Elfa Secioria, Gilang Ramadhan, The Groove, Tulus, Maliq & D'Essentials, Gugun Blues Shelter, Bob James, Dave Koz, Ron Reeves, Coco York, Cabaleros, Claire Martin Quintet, Glenn Fredly, Tompi, dan Andien.[5]

Panitia

Panitia JGTC dibagi menjadi 4 divisi yang melibatkan lebih dari 300 panitia yang terdiri dari mahasiswa aktif FEUI, minimal sedang berada di semester 3 atau tahun kedua masa perkuliahan dan maksimal semester 7 atau tahun terakhir masa perkuliahan (kecuali mahasiswa program ekstensi FEUI). Walaupun panitia dianggap belum mencapai tahap profesional, hal itu tidak dapat menjadikan ajang JGTC hanya acara kacangan, tetapi justru menjadi acara terbesar yang pernah dibuat oleh panitia yang terdiri dari mahasiswa aktif di Indonesia.

Kritik

Sebuah kritik mengatakan bahwa JGTC sulit berkembang menjadi sebuah festival bertaraf internasional karena tidak dikelola oleh panitia profesional. Panitia JGTC dianggap sebagai "panitia instan" karena selalu berganti setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan JGTC seolah hanya menjadi ajang belajar atau mengenal bagaimana mengelola sebuah festival atau pertunjukan.[6] Menanggapi pendapat itu, tokoh jazz Indonesia Idang Rasjidi memberikan komentarnya, "JGTC bukan even profesional untuk mencari keuntungan tetapi merupakan peran psikologis dari mahasiswa yang ternyata memberi warna pada musik jazz di Indonesia. Malah bisa disebut tonggak pergelaran jazz. Yang dilihat bukan peningkatan, tetapi stamina. JGTC itu kerjaan seni bukan masalah yang ini lebih bagus dari angkatan sebelumnya."[7]

Kritik lainnya menyebutkan bahwa tujuan JGTC, yaitu melestarikan dan mensosialisasikan musik jazz, tidak tercapai. Banyak penonton hanya datang sebagai sebuah gengsi. Mengenal jazz sesaat, setelah itu hilang. Pada festival selanjutnya begitu terus dan penonton tidak memiliki pemahaman atas jazz.[8] Ada pula yang menyebutkan bahwa JGTC dijadikan ajang pergaulan anak muda. Banyak penonton yang memilih untuk berbincang daripada menikmati komposisi jazz yang memiliki tingkat apresiasi yang relatif tinggi.[9]

Referensi

Pranala luar