Lompat ke isi

Batu yaman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Chalcedony Indonesia

Penemuan bila ditelusuri sekitar 10 Tahun yang lalu specimen batu mulia jenis Chalcedony ini ialah seorang pelaku, tokoh batuan senior dan pengasah batu terkenal bernama Mbah Paiman Timbul yang berasal dari salah satu Kabupaten Pacitan yaitu tepatnya di Kecamatan Donorojo, Jawa Tiimur. Specimen batuan ini mulai dikenalkan kepada public sekitar bulan April tahun 2013 lalu, adapun specimen yang didapatkan pertama kali memiliki warna yang muda dan bias sinar yang lembut, namun inklusi dalamnya menunjukkan serat yang kasar. Belakangan ciri serat seperti itu diketahui dengan nama fenomena “punggung/cangkang kura-kura”.

Ada kebingungan yang terjadi dalam membedakan ciri batuan yang ditambang dari bukit dan sungai. Setelah dibawa ke Jakarta, saya menemui beberapa Lab, dan berusaha mencari perbedaannya. Kemudian didapatkan analisis dari BIG Lab Jakarta Gems Center Rawabening menyebut bahwa yang dari Bukit serat atau inklusinya lebih kasar dari serat yang ditambang dari Sungai.

Kemudian BIG Lab Jakarta Gems Center membeli 5 buah sample dan mengirim 2 buah ke cabang BIG di Surabaya, 1 untuk di cabang Rawabening dan 1 untuk di cabang Gajah Mada Plaza serta 1 buah dikirim ke Singapura, kemudian Kantor Pusat BIG Singapura memutuskan untuk mengirim ke Jepang untuk diperiksa lebih lanjut. Hasil pemeriksaan di Jepang, Specimen King Keladen murni Chalcedony dan untuk warna tidak terdapat irradiation. Namun untuk warna “CAN NOT DETERMINE” (tidak dapat ditentukan). Entah mengapa keluar catatan seperti ini. Sehingga dalam pemeriksaannya nanti di BIG bila disertifikatkan/di memo akan keluar catatan “COLOR CAN NOT DETERMINE”.

Sementara Nugroho Gemologist dari SKY Lab, menyebutkan sebagai berikut

“Origin Chalcedony (Keladen) yang ditambang dari Pacitan terbagi menjadi 2 buah sumber… tambang di Bukit sebagai tambang Primer dan tambang di Sungai sebagai tambang Sekunder…. “

Bagi Pak Nugroho sebagai pendiri SKY Lab di Tamini Square, serat yang dari Sungai lebih bagus karena sudah bersentuhan dengan Material lain yang terkandung di Sungai sehingga lebih kaya Mineral. Pada kenyataannya sumber primer dan sekunder sama-sama Langkanya, banyak yang salah mengira dan menggolongkan Queen Ndasar sebagai King Keladen dan penggolongan warnanya.

INSPIRASI PENAMAAN WARNA CHALCEDONY:

Pengambilan nama KING (Raja) diambil dari Raja Majapahit Bhre Kertabumi Wijaya, ayahanda dari Pangeran Buwono Keling Pendiri Kota Pacitan. Sementara pengambilan nama QUEEN (Ratu) saya ambil dari Mitos/Legenda Kanjeng Ratu Kidul yang akrab di Pesisir Laut Selatan Jawa yang melekat di kehidupan sehari-hari masyarakat Pacitan. Pengambilan nama Prince (Pangeran) saya ambil dari Pangeran Buwono Keling pendiri Kota Pacitan, yang melarikan diri dari kejaran pasukan Demak saat Majapahit runtuh. Membuka wilayah Hutan Pacitan menjadi sebuah pemukiman untuk ditinggali. Pengambilan nama Princess (Putri) berasal dari keindahan warna putih, yang mengingatkan saya kepada Putri Salju (Snow White).

CIRI CHALCEDONY

Chalcedony Pacitan memiliki 4 ciri sebagai berikut :

Pada sebuah Chalcedony itu dimiliki masing-masing 1, bisa ada 2, bisa 3 dan juga 4, misalnya keempat ciri itu adalah sebagai berikut :

1. Motif Punggung Kura-Kura. 2. Klep Seperti Moonstone (main klepnya) 3. Klep seperti Cat’s Eye (ini berupa klep Garis memanjang, ada yang penuh, ada yang tidak penuh dari ujung vertikal ke ujung lainnya) 4. Banyak yang belum mengerti Ciri Keladen yang ke Empat: Keladen memiliki kemampuan menyerap sinar yang baik, hingga susunan lapisan-nya mampu terlihat dengan jelas hal ini dikarenakan reaksi dalam menyerap sinar yang baik sehingga Keladen Chalcedony memiliki perubahan warna yang drastis, tergantung dari intensitas cahaya yang masuk, sehingga menimbulkan Bi-Colour atau Tri Colour Change (ini dikonfirmasi oleh yang membeli King Keladen Chalcedony – Golden Supreme).

Ciri khusus deposit Chalcedony Pacitan ialah warnanya lebih lembut, jernih dan tingkat kekristalannya mampu menyerap cahaya yang banyak. Mungkin ada beberapa kesamaan bila dari kedua deposit ini disejajarkan. Saya sendiri tidak menguasai Batuan dari Baturaja dan kemungkinan pendapat subyektif saya bisa salah. Deposit rata-rata Chalcedony Pacitan dikuasai warna semu dan yang langka ialah Semu keemasan yang kuat pendaran bias sinarnya, yang saya sebut – Golden Supreme (Emas Tertinggi/Terbaik).

KLASIFIKASI WARNA

Chalcedony Pacitan diklasifikasikan dengan tingkatan warna sebagai berikut:

1. Golden Supreme (Emas Tertinggi/Terbaik) untuk warna yang Keemasan (Yellow Chalcedony)

2. Supreme Sunrise (Sinar Mentari Pagi Terbaik) untuk warna Kuning Muda (Light Yellow Chalcedony)

3. Red Baron (Bangsawan Merah) untuk warna Merah Keemasan (Golden Reddish) ditambahkan setelah seorang pengrajin menemukan specimen Chalcedony berwarna merah di Bukit Ndasar dalam pencariannya selama 3 hari.

4. Princess Snow White (Putih Salju/Putri Salju) untuk warna Putih (White Chalcedony) bila berasal dari bukit akan disebut Princess Ndasar Chalcedony – Snow White, dan bila dari sungai akan disebut Princess Keladen Chalcedony – Snow White.

5. Untuk warna-warna lainnya yang semu Kehijauan, Pink, Abu-Abu, Kuning atau semu lainnya, saat disenter/dikenai sinar baru berubah kuning muda. dan lainnya dimasukkan dalam pengklasifikasian warna dengan sebutan bakal Calon Raja yaitu Prince (Pangeran). Kemudian diikuti asal tambang dari bukit Prince Ndasar dan dari sungai Prince Keladen.

6. Supreme Sunset (Matahari Terbenam Terbaik) untuk variant Orange Yellow Chalcedony.

KLASIFIKASI RED BARON:

Penyebutan Red Baron sendiri berasal dari seorang pengrajin donorojo yang bernama Kang Samidi yang menemukan variant Chalcedony sangat kristal dan sangat menarik sekali, hasil pencariannya dia turun naik mengitari selama 3 hari di Bukit Ndasar. Maka dari hasil penemuan itu disepakati penamaan yang mewakili warna yang Keemasan namun condong ke Merah (Golden Reddish). Warna ini sangat berbeda sekali dengan yang beredar di pasaran, di pasaran warna Chalcedony-nya lebih ke warna Cempaka atau Kenanga.

Hijau Pacitan masuk ke Klasifikasi Prince:

Warna Hijau Pacitan yang legendaris berusaha dicari kembali oleh Tim Laras Selo. Pada kenyataannya yang dimaksud Hijau Pacitan (semu Kehijauan) yang dimiliki Laras Selo dimasukkan dalam klasifikasi Prince. Baik yang Prince Ndasar maupun Prince Keladen. Walaupun demikian material Prince tersebut sesungguhnya juga masuk kategori langka. Dikarenakan material Hijau Pacitan sudah habis dikarenakan eksploitasi besar-besaran di masa lalu dan biasanya jatuh ke tangan para Kolektor Elit Batuan Nusantara.

KLASIFIKASI SUPREME SUNSET:

Penyebutan warna atau klasifikasi warna baru yang ditambahkan ialah Supreme Sunset (Matahari Terbenam Terbaik) datang dari diangkatnya variant warna Orangy Yellow Chalcedony oleh Mbah Timbul dan Kang Samidi yang mendapat batuan dari Bukit Ndasar.

Adapun yang memperkenalkan Specimen Pacitan Keladen dan Ndasar ke dunia Internasional, seperti Malaysia, Singapura, Perancis, Amerika dan Taiwan serta lainnya ialah rekan-rekan yang berasal dari Solo. Bahkan dalam penjualannya di Thailand, Supreme Sunset dan Red Baron (warna yang diterima pasar) dinamai dengan King Picis Tomato, mengambil dari nama panggilan dari seorang Maestro yaitu Mas Picis Rojobrono.