Lompat ke isi

Selawat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Selawat atau Shalawat (bahasa Arab: صلوات) adalah bentuk jamak dari kata salat yang berarti doa atau seruan kepada Allah. Membaca selawat untuk Nabi, memiliki maksud mendoakan atau memohonkan berkah kepada Allah swt untuk Nabi dengan ucapan, pernyataan serta pengharapan, semoga beliau (Nabi) sejahtera (beruntung, tak kurang suatu apapun, keadaannya tetap baik dan sehat).

Salam berarti damai, sejahtera, aman sentosa dan selamat. Jadi saat seorang muslim membaca selawat untuk Nabi, dimaksudkan mendoakan beliau semoga tetap damai, sejahtera, aman sentosa dan selalu mendapatkan keselamatan.

Membaca selawat dan salam untuk Nabi

Membaca Selawat untuk Nabi

A. Membaca Selawat harus disertai dengan niat dan dengan sikap hormat kepada Nabi. Orang yang membaca selawat untuk Nabi hendaknya disertai dengan niat dan didasari rasa cinta kepada beliau dengan tujuan untuk memuliakan dan menghormati beliau. Dalam penjelasan hadits (akhbar al-hadits) disebutkan bahwa apabila seseorang membaca selawat tidak disertai dengan niat dan perasaan hormat kepada Nabi, maka timbangannya tidak lebih berat ketimbang selembar sayap. Nabi saw bersabda : "Sesungguhnya sahnya amal itu tergantung niatnya".

Ada tiga perkara yang timbangannya tidak lebih berat dari pada selembar sayap, yaitu :

  1. Salat yang tidak disertai dengan tunduk dan khusyuk.
  2. Dzikir dengan tidak sadar. Allah Swt tidak akan menerima amal orang yang hatinya tidak sadar.
  3. Membaca Selawat untuk Nabi Muhammad saw. tidak disertai dengan niat dan rasa hormat.

Nabi saw. bersabda : "Dan kalau kamu membaca selawat, maka bacalah dengan penuh penghormatan untuk ku."

B. Membaca selawat untuk mencintai dan memuliakan Nabi saw. Siti Aisyah ra. berkata : "Barangsiapa cinta kepada Allah Ta'ala, maka dia banyak menyebutnya dan buahnya ialah Allah akan mengingat dia, juga memberi rahmat dan ampunan kepadanya, serta memasukannya ke surga bersama para Nabi dan para wali. Dan Allah memberi kehormatan pula kepadanya dengan melihat keindahan-Nya. Dan barang siapa cinta kepada Nabi saw., maka hendaklah ia banyak membaca selawat untuk Nabi saw., dan buahnya ialah ia akan mendapat syafaat dan akan bersama beliau di surga."

Selanjutnya Nabi saw., bersabda : Barang siapa membaca selawat untukku karena memuliakanku, maka Allah Ta'ala menciptakan dari kalimat (selawat) itu satu malaikat yang mempunyai dua sayap, yang satu di timur dan satunya lagi di barat. Sedangkan kedua kakinya di bawah bumi sedangkan lehernya memanjang sampai ke Arsy. Allah Ta'ala berfirman kepadanya :"Bacalah selawat untuk hamba-Ku, sebagaimana dia telah membaca selawat untuk Nabi-Ku. Maka Malaikat pun membaca selawat untuknya sampai hari kiamat."

Mengucap Salam Kepada Nabi

a. Allah SWT memberi salam kepada setiap orang yang memberi salam kepada Nabi saw., sebagaimana beliau bersabda : “Saya berjumpa Jibril, maka dia berkata : ‘Sesungguhnya saya memberi kabar gembira kepadamu bahw sesungguhnya Allah Ta’ala telah berfirman: ‘Barangsiapa memberi salam kepadamu, maka Aku memberi salam kepadanya dan barang siapa membaca selawat untukmu, maka Aku membaca selawat untuknya’.”

b. Mengucap salam kepada Nabi saw., lebih utama dari pada memerdekakan budak. Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. berkata : “Membaca selawat untuk Nabi itu bisa menghapuskan dosa-dosa, seperti air dingin memadamkan api, dan salam kepada Nabi itu lebih utama dari pada memerdekakan budak”. Nabi saw., bersabda : “Barangsiapa membaca selawat untuk ku satu kali, maka dia menjadi tidak berdosa walaupun sebesar atom dan biji sawi.”

c.Yang membaca salam untuk Nabi 100 kali setiap hari, akan dikabulkan oleh Allah 100 hajat. 30 diberikan di dunia dan 70 diberikan di akherat. Nabi saw bersabda : “Sesungguhnya Allah Ta’ala mempunyai tujuh puluh malaikat yang selalu berjalan di muka bumi serta menyampaikan kepadaku salam dari umatku. Maka, apabila ada seseorang dari umatku membaca selawat untukku seratus kali dalam sehari, maka Allah Ta’ala akan akan mengabulkan seratus macam hajatnya, tujuh puluh diberikan diakherat dan tiga puluh di dunia.”

Perintah Membaca Selawat

Perintah Membaca Selawat dalam Al-Qur'an

AL-AHZAB : 56

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi (1). Hai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (2)."

(1) Berealawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat: dari malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan:Allahuma shalli ala Muhammad. (2) dengan mengucapkan perkataan seperti:Assalamu'alaika ayyuhan nabi artinya: semoga keselamatan tercurah kepadamu hai nabi.

Perintah Membaca Selawat menurut Hadits

"Barang siapa yang bersholawat kepadaku (Muhammad) satu kali saja, maka aku akan bersholawat kepadanya sepuluh kali"

Lafaz-lafaz Selawat

Lafaz-lafaz Susunan para Ulama

  1. Selawat "Tafrijiyah"
  2. Selawat "Munjiyah"
  3. Selawat "Badawiyah"
  4. Selawat "Nurul Anwar"
  5. Selawat Mohon syafaat di Hari Kiamat
  6. Selawat Agar diperkenankan berziarah ke Makam Rasulullah saw.
  7. Selawat Agar diperkenankan berziarah ke Baitul Haram
  8. Selawat "Al-Fatih"
  9. Selawat "Sa'adatud-Darain"
  10. Selawat memohon panjang umur dan mendapat rezeki
  11. Selawat "Ra'ufurahhim
  12. Selawat "Al-Wahiditsani"
  13. Selawat "Alfiyyah"
  14. Selawat "Al-Qadril 'Azhim"
  15. Selawat "Al-Qurasyi"
  16. Selawat "An-Nabiyyul Ummi"
  17. Selawat "Adz-Dzatiyyah"
  18. Selawat untuk memperoleh rasa aman dari segala hal yang menakutkan
  19. Selawat "Al-Faraji"
  20. Selawat "Thibbul Qulub"
  21. Selawat "Ahmad Shibagh"
  22. Selawat "Ar-Rizqi"
  23. Selawat "Kunuzul Asrar"
  24. Sehalawat Ibnu Mas'ud
  25. Selawat untuk memperoleh Kegembiraan sepanjang masa
  26. Selawat Ighatsah
  27. Selawat untuk menghilangkan kelupaan
  28. Selawat untuk cepat memahami suatu ilmu
  29. Selawat untuk mencapai yang diinginkan dan menutup Aib
  30. Selawat "Badar" (Badriyah)
  31. Selawat "Syifa"

Referensi Tulisan

  • Buku Samudera Shalawat, Karya : Abdul Manan bin H.Muhammad Sobari.