Lompat ke isi

Pembicaraan:Pribumi

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 18 Agustus 2005 03.07 oleh Hayabusa future (bicara | kontrib) (tanggapan)
Penduduk Indonesia yang keturunan Arab, meski bukan dari suku asli, kadang juga dianggap sebagai pribumi, mungkin karena asimilasi dengan suku asli yang lebih berhasil.

Mungkin karena ada persamaan agama dengan sebagian besar penduduk 'asli' Indonesia. Namun sebenarnya warga keturunan Arab lebih tertutup daripada keturunan Tionghoa menurut penglihatan saya. Mereka cenderung menikah antar kelompok, sedangkan sebagian besar warga keturunan Tionghoa, yang berada di Jawa, terutama di Jawa Tengah sudah peranakan. Bahkan misalkan di kota Solo tempat asal (orang tua) saya, mereka masih memiliki perkampungan sendiri. Sedangkan warga keturunan Tionghoa meski masih memiliki Pecinan di Semarang atau Solo misalkan, lebih terbuka.

Kalau mengenai warga keturunan India saya kurang tahu sebab saya kurang memiliki kenalan.

Ada satu hal yang agak aneh, yaitu warga yang disebut Indo atau keturunan Belanda (Eropa) biasanya malahan dianggap sebagai pribumi. Mungkin ini semua ada hubungannya dengan pembagian kekuasaan semenjak jaman kolonial dahulu. Meursault2004 22:03, 17 Agustus 2005 (UTC)

Hmm... mungkin situasi di Jawa agak berbeda dgn yg saya lihat di Medan. Warga Tionghoa di sana masih sangat kental "Chinese"nya. Jujur saja, kalau membandingkan warga Tionghoa di Medan dan Jakarta, memang terlihat kalau hubungan Tionghoa dan "pribumi" di Medan masih agak jauh. Mungkin ini juga karena perbedaan bahasa.
Kalau begitu apakah artikel ini perlu diperluas mengenai hal ini, soalnya waktu ditulis saya hanya menggunakan berdasarkan apa yg dilihat di Medan? Hayabusa future (bicara) 03:07, 18 Agustus 2005 (UTC)