Tri tangtu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tri tangtu adalah cara berpikir masyarakat tradisional Sunda. Tri tangtu berasal dari bahasa Sunda. Kata Tri atau Tilu yang artinya Tiga dan Tangtu yang artinya Pasti atau Tentu.[1] Masyarakat tradisional Sunda memaknai Tri tangtu sebagai falsafaf hidup yang berpedoman pada tiga hal yang pasti yakni : Batara Tunggal yang terdiri dari Batara Keresa, Batara Kawasa dan Batara Bima Karana.[1]

referensi

  1. ^ a b Jakob Sumardjo (2010). Estetika Paradoks. Bandung: Sunan Ambu Press. hlm. 58. ISBN 978-979-8967-27-6.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "”Filsafat" didefinisikan berulang dengan isi berbeda

Penerapan Tri tangtu Pada Hasil Budaya Masyarakat Tradisional Sunda

  • Senjata Kujang adalah entitas Tiga fungsi selaligus yakni

Pukul,Potong,dan Tusuk

  • Kampung Sunda : Pemilik,Pelaksana dan Penjaga
  • Rumah adat Sunda terdiri dari : Ruang Tengah,Ruang Belakang,dan Ruang Depan
  • Boboko atau wadah nasi yang dibuat dari jalinan bambu memilki tiga bentuk yakni Bundar,Segi delapan dan Bujur sangkar

Contoh Pemikiran Tri tangtu Dalam Masyarakat Tradisional Sunda

  • Silih asah, silih asuh, silih asih
  • Tekad, Ucap, Lampah
  • Naluri, Nurani, Nalar
  • Leuweung larangan, Leuweung tutupan, dan Leuweung garapan.
  • Dunia atas,dunia bawah dan dunia tengah
  • Langit pemberi hujan,tanah yang menumnuhkan tanaman dan manusia yang memungkinkan itu, dengan mengawinkan Langit dan Bumi