Lompat ke isi

Kereta api eksekutif

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kereta api eksekutif adalah kereta penumpang yang dilengkapi dengan AC (Air Conditioner). Kereta api eksekutif juga menyediakan sarana hiburan selama dalam perjalanan berupa tayangan audio/video (Show On Rail). Selain sarana hiburan, penumpang dapat juga memesan makanan dan minuman sesuai dengan menu pilihan yang disediakan dan bisa dinikmati baik di tempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi (kereta makan) yang didesain sebagai mini bar yang dilengkapi dengan fasilitas untuk berkaraoke.

Kereta api kelas eksekutif di Indonesia

Kereta eksekutif dibagi menjadi tiga, yaitu kereta kelas argo, kelas satwa, dan kelas campuran.

Kelas Argo, merupakan kelas layanan tertinggi PT Kereta Api Indonesia (Persero), yaitu dengan kereta penumpang berkapasitas 50 orang per kereta. Penamaan kereta argo sebagian besar menggunakan nama gunung yang berada dekat dengan kota tujuan kereta tersebut. Misalnya, kereta api Argo Bromo Anggrek tujuan Surabaya, gunung Bromo tidak jauh dengan kota Surabaya, kereta api Argo Wilis tujuan Surabaya, gunung Wilis tidak jauh dengan kota Madiun, kereta api Argo Muria tujuan Semarang, gunung Muria tidak jauh dengan kota Semarang, kereta api Argo Sindoro tujuan Semarang, gunung Sindoro tidak jauh dengan kota Semarang,. Begitu pula dengan kereta api Argo Lawu tujuan Solo, Gunung Lawu tidak jauh dengan kota Solo. Kereta New Argo Jati tujuan Cirebon, Gunung Jati terletak tidak jauh dari kota Cirebon, tetapi Gunung Jati sebenarnya kurang tepat disebut sebagai gunung, karena hanya merupakan sebuah bukit, dan merupakan tempat wisata ziarah makam Sunan Gunung Jati. Kereta Argo Dwipangga dan Argo Parahyangan tidak menggunakan nama gunung.

Sedangkan kelas satwa berada di bawah kelas argo. Kereta kelas satwa berkapasitas 52 orang setiap gerbongnya. Penamaan kereta ini menggunakan nama-nama satwa ataupun nama tokoh-tokoh dalam legenda Indonesia. Seperti, Gajayana, Sembrani, Turangga, Bima, Taksaka dan Bangunkarta.

Kelas campuran berada dibawah kelas argo dan satwa. Selain itu, KA eksekutif campuran dicampur dengan KA bisnis/ekonomi. Kapasitas 52 penumpang, dan tidak terdapat TV di kereta. (meskipun ada yang ada TV-nya) Contohnya adalah KA Lodaya, Gumarang, Cirebon Ekspres, dan sebagainya.

Setiap kereta (bukan rangkaian kereta api, melainkan kereta=gerbong penumpang, namun, istilah gerbong penumpang ini sebenarnya salah) memiliki setidaknya dua toilet di dekat pintu masuk keluar kereta. Di dalam kereta juga ada fasiltas keselamatan, seperti tabung pemadam kebakaran ataupun emergency brake. Ada pula fasilitas lain seperti lampu baca di setiap kursi.

Format penomoran untuk kereta kelas eksekutif yaitu K1 - xx (tahun pembuatan) x (jenis bogie) xx (nomor urut). Misalnya :K1 95834 artinya kereta kelas 1 (eksekutif) yang mulai dinas tahun 1995 dengan jenis bogie '8' urutan ke 34, ditambah huruf abjad yang artinya kereta itu milik dipo tersebut. Misalnya K1 95834 SBI, artinya kereta itu milik dipo Surabaya Pasar Turi. Format kedua yaitu K1 - x (jenis kereta) xx (Tahun Dinas) xx (Nomor urut) XX atau XXX (Dipo Induk). Contoh K1 - 0 94 01 SMC, artinya Kereta kelas 1 (Eksekutif) (K1) - Ditarik lokomotif (0) Mulai Dinas Tahun 1994 (94) dan urutan ke satu/pertama (01) berdipo induk Semarang Poncol (SMC).

Salah satu rangkaian kereta api eksekutif gajayana

Layanan kereta api kelas eksekutif (argo & satwa) di Pulau Jawa

Nama Kereta Api Relasi Dipo Kereta
Argo Bromo Anggrek Gambir - Surabaya Pasar Turi Surabaya Pasar Turi
Argo Dwipangga dan Argo Lawu Gambir - Solo Balapan Solo Balapan
Argo Muria dan Argo Sindoro Gambir - Semarang Tawang Semarang Poncol
New Argo Jati Gambir - Cirebon Cirebon
Argo Wilis Bandung - Surabaya Gubeng Bandung
Argo Parahyangan Gambir - Bandung Bandung
Gajayana Gambir - Malang Malang
Sembrani Gambir - Surabaya Pasar Turi Jakarta Kota
Bima Gambir - Malang Jatinegara
Taksaka Gambir - Yogyakarta Yogyakarta
Turangga Bandung - Surabaya Gubeng Sidotopo
Bangunkarta Gambir - Surabaya Gubeng Madiun

Pranala luar

Lihat pula