Lompat ke isi

Kelas kata

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berkas:Linguistik Abdul Chaer.jpg
Buku Linguistik Umum oleh Dr. Abdul Chaer

Kelas kata atau partikel leksikal (bahasa Inggris: part of speech, lexical category) adalah penggolongan kata menurut bentuk, fungsi, dan maknanya. Meskipun secara semantik ada persamaan antara kelas dalam berbagai bahasa, ciri-ciri formal kelas kata dapat berbeda antara bahasa. Misalnya, kelas nomina yang secara semantik universal mewakili orang atau benda, dalam bahasa Indonesia biasanya ditandai oleh ketidakbisaannya diberi kata tidak. sedangkan dalam bahasa Inggris nomina mempunyai penanda pluralis dan genitif -s [1]. Kelas kata dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi delapan golongan besar yaitu nomina, pronomina, verba, adverbia, adjektiva, klitika, numeralia, dan kata tugas [2].

Fungsi

Fungsi kelas kata adalah:[3]

1. Melambangkan pikiran atau gagasan yang abstrak menjadi konkret

2. Membentuk macam-macam struktur kalimat

3. memperjelas makna gagasan kalimat

4. Membentuk satuan makna sebuah frasa, klausa, atau kalimat

5. Membentuk gaya pengungkapan sehingga menghasilkan karangan yang dapat dipahami dan dinikmati oleh orang lain

6. Mengungkapkan berbagai jenis ekspresi, antara lain: berita, perintah, penjelasan, argumentasi, pidato, dan diskusi

7. Mengungkapkan berbagai sikap, misalnya: setuju, menolak, dan menerima

Pembagian Kelas Kata

Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, kelas kata dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu verba; nomina, pronomina, dan numeralia; adjektiva; adverbia; dan kata tugas. [4]

1. Verba (kata kerja)

Kata kerja adalah kata/ kelompok kata yang digunakan untuk menggambarkan/ menyatakan suatu perbuatan, kejadian, peristiwa, eksistensi, pengalaman, keadaan, dan pertalian antara dua benda. [5]

Contoh kalimat:

Drakula menggigit korban-korbannya di bagian leher. [5]

2. Nomina (kata benda)

Kata benda adalah kata atau kelompok kata yang menyatakan suatu nama. [5] Kata benda merupakan nama orang, binatang, tempat, benda, aktivitas, sifat , atau gagasan. [5] Fungsi dasar kata benda adalah menemai sesuatu (seseorang, tempat, benda, ide, binatang, sifat, atau perbuatan). [5]

Contoh:

Saya senang menonton badminton. [5]

3. Pronomina (kata ganti)

Kata ganti adalah kata yang digunakan sebagai kata benda atau frase kata benda. [5] Kata ganti menunjuk orang atau benda tanpa memberi/ menyebut nama orang atau benda yang sesungguhnya. [5] Kata ganti mengambil posisi kata benda dan berfungsi seperti kata benda. [5]

Contoh kalimat:

Rony absen karena ia sakit. [5]

4. Numeralia 5. Adjektiva (kata sifat)

Kata sifat adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan, membatasi, memberi sifat, dan menambah suatu makna pada kata benda atau kata ganti. [5]

Contoh kalimat:

Ada enam puluh orang guru di sekolah ini. [5]

6. Adverbia (kata keterangan/ tambahan)

Kata keterangan adalah kata yang digunakan untuk membatasi dan memberikan informasi lebih banyak tentang kata kerja, kata keterangan yang lain, atau keseluruhan kalimat. [5] Atau, kata yang digunakan untuk menerangkan bagaimana, dimana, kapan, dan mengapa suatu perbuatan dilakukan atau terjadi. [5]

Contoh kalimat:

Mereka hidup dengan gembira. [5]

Kelas Kata dalam Gramatika

Berlainan dengan karya tradisional yang memperlakukan kelas kata sebagai inti tata bahasa, dalam linguistik modern kualifikasi kata atau kategorisasi kata hanyalah dianggap sebagai salah satu aspek tata bahasa, sejajar dengan aspek-aspek lain yang harus mendapat perlakuan yang seimbang, bila kita mendeskripsikan tata bahasa secara memadai.[6]

Secara keseluruhan tata bahasa atau gramatika mempunyai komponen-konponen berikut: [6]

1. "Struktur gramatikal" yang memperlihatkan bagaimana bangun gramatika suatu bahasa sehingga kita dapat melihat konstruksi dan konstituensi dari unsur-unsur gramatikal yang berasal dari leksem, di samping hubungan sintagmatis dan paradigmatis di antaranya. [6]

2. "Sistem gramatikal" yang memperlihatkan bagaimana unsur-unsur gramatikal berperilaku sebagai satuan yang terorganisir sebagai suatu hierarki dari yang terkecil, yakni morfem, sampai yang terbesar, yakni wacana. [6]

3. "Kategori gramatikal" atau klasifikasi gramatikal yang memperlihatkan bagaimana satuan-satuan gramatikal dengan pelbagai cirinya berperilaku sebagai satuan yang lebih abstrak dalam satuan gramatikal yang lebih besar. [6]

4. "Fungsi gramatikal yang memperlihatkan bagaimana bagian dari satuan-satuan gramatikal itu dalam satuan yang lebih besar berperilaku dalam hubungan saling ketergantungan satu sama lain, sehingga diperoleh konsep-konsep seperti modifikasi, subyek, predikat, obyek, pelengkap, dan keterangan, tema dan rema. [6]

5. "Peran gramatikal " yang memperlihatkan bagaimana gramatika menjadi ungkapan dari konfigurasi semantis yang mengkombinasikan konsep-konsep sehingga bahasa menjadi alat komunikasi yang bermakna. [6]


Lihat pula

Referensi

  1. ^ Harimurti Kridalaksana (2008). Kamus Linguistik (edisi ke-4). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN 978-979-22-3570-8. 
  2. ^ H. Alwi; Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton M. Moeliono (1998). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 
  3. ^ Widjono; Bahasa Indonesia, Jakarta:PT Grasindo, 2007, hal. 131. Cet. 2
  4. ^ Iskak, Ahmad, dkk (2008).Bahasa Indonesia.Jakarta:Penerbit Erlangga.Hal 134
  5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Lingga, Hotben (2006). Advance English Grammar for TOEFL Preparation. Jakarta:Puspa Swara. Hal 2-6
  6. ^ a b c d e f g Kridalaksana, Harimurti (2004).Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 5-6. Cet.4