Haematococcus pluvialis
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP71Yudhistira (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 7April2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 6April2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP71Yudhistira (Kontrib • Log) 3866 hari 1044 menit lalu. |
Haematococcus pluvialis adalah spesies ganggang hijau yang termasuk ke dalam filum Chlorophyta.[1] Penelitian mengenai H.pluvialis dimulai pada tahun 1797 oleh Girod-chantrans dan penelitian tersebut dilanjutkan oleh peneliti eropa lainnya. Deskripsi mengenai H.pluvialis pertama kali di lakukan oleh Flotow pada tahun 1844 dan pada tahun 1851 Braun menambahkan detail informasi dan mengkoreksi beberapa kesalahan yang dilakukan pada penelitian sebelumnya. [2]
Haematococcus pluvialis memiliki persebaran yang luas, terutama pada daerah beriklim sedang. Spesies ini dikenal karena kemampuannya dalam memproduksi astaxanthin. Dalam keadaan lingkungan yang optimal untuk pertumbuhannya organisme ini bewarna hijau dan berenang bebas di perairan tawar. Haematococcus akan memproduksi astaxanthin dalam cekaman stres pada kondisi lingkungan yang minim akan nutrisi,kadar garam tinggi, paparan sinar yang cukup tinggi, dan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan lainnya, mereka akan membentuk spora dan dengan cepat akan mengakumulasi astaxanthin pada selnya. [3]
Pemanfaatan
Astaxanthin merupakan karotenoid, yang biasa ditemukan di perairan air tawar, dan konsentrasi terbesar dapat ditemukan di H. pluvialis yaitu sebesar 10.000-40.000 mg/kg [4] Astaxanthin sendiri merupakan salah satu produk bernilai tinggi, yang banyak digunakan di bidang farmasi, nutrisi, pertanian dan nutrisi untuk hewan [5] me
Teknik Budidaya
Untuk memperoleh Astaxanthin yang terdapat pada H.pluvialis ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk budidaya, yaitu dapat menggunakan sistem tertutup ataupun sistem terbuka. Sistem tertutup menggunakan teknik photobioreactor, sedangkan untuk sistem terbuka menggunakan kolam-kolam budidaya.[3]
Rujukan
- ^ "A Technical Review of Haematococcus Algae" (PDF). cyanotech. Diakses tanggal 4 April 2014.
- ^ R.T Lorenz. 1999 A Technical Review of Haematococcus Algae Cyanotech corporation. Hawaii.
- ^ a b J.E Dore, and G.R Cysewski. 2003 Haematococcus algae meal as a source of natural astaxanthin for aquaculture feeds.Cyanotech corporation. Hawaii.
- ^ G. E Spiller and A. Dewell [1] Safety of an Astaxanthin-Rich Haematococcus pluvialis Algal Extract: A Randomized Clinical Trial. Journal of Medicinal Food Volume 6, Number 1, 2003.
- ^ Miki W. 1991 [2] Biological functions and activities of animal carotenoids. Pure appl. Chem. 63: 141–146.