Lompat ke isi

Proposisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Proposisi adalah istilah yang digunakan pada ilmu filsafat dan logika. Istilah ini merujuk pada kalimat pernyataan yang memiliki arti benar atau salah. Kalimat pernyataan dalam proposisi harus memiliki arti penuh dan utuh. [1] Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. [2] Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah.[3]

Proposisi mungkin diungkapkan dengan berbagai cara karena proposisi terkait dengan makna dan bukan dari bagaimana mengekspresikannya.

Dua kalimat pernyataan yang berbeda bisa jadi adalah satu proposisi yang sama jika, dan hanya jika, keduanya berarti hal yang sama.

Hal ini meletakkan proposisi pada kaidah sinonim, contoh: "Salju itu putih" (dalam Bahasa Indonesia) dan "Snow is white" (dalam bahasa Inggris) adalah dua kalimat yang berbeda, namun memiliki arti yang sama. Sehingga mereka mengungkapkan proposisi yang sama.

Dalam logika Aristoteles, proposisi adalah kalimat dengan bentuk tertentu yang dapat mengkonfirmasi atau menyangkal predikat dari sebuah subyek yang terdapat dalam kalimat tersebut. Pengikut pemikiran Aristoteles meggunakan contoh proposisi yang memiliki tiga unsur:

  1. Subyek perkara yang diceritakan, terdiri dari orang, benda, tempat, atau perkara. [4]
  2. Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek. [4]
  3. Kopula - kata yang menghubungkan subjek dan predikat. [1] .
Contoh: Semua manusia adalah fana. [1]
Semua = pembilang
Manusia = Subjek
Adalah = kopula
Fana = predikat

Contoh lain dari tiga unsur proposisi adalah "Sokrates adalah pria".

Banyak pemikir modern berpikir bahwa "pernyataan" dan "proposisi" adalah sinonim, atau paling tidak seharusnya sama. [5][6][7]

Kategori

Berkas:Pembagian Proposisi.jpg
Skema Pengkategorian Proposisi

Menurut skema di atas, dapat kita lihat pengkategorian proposisi menurut ilmu logika. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

Berdasarkan Bentuk

Berdasarkan bentuknya, proposisi diklasifikasikan menjadi dua kategori: tunggal dan majemuk. [3] Proposisi Tunggal hanya mengungkap satu pernyataan saja dimana hanya didukung satu subjek dan satu predikat (kalimat tunggal). [3]. Sebagai contoh kalimat "Setiap manusia akan mati",dalam kalimat tersebut hanya terdapat satu subjek, yakni "manusia", sedang predikatnya berupa "mati". [3] Kemudian Proposisi Majemuk, proposisi ini dibentuk dari gabungan dua proposisi tunggal atau lebih dimana kalimat pernyataan ini sekurang-kurangnya didukung dua pola kalimat. [3] Misalnya seperti kalimat "Setiap warga negara harus menyadari hak dan tanggung jawabnya". [3]

Berdasarkan Sifat Pembenaran atau Pengingkaran

Berdasarkan sifat pembenaran dan pengingkaran, terdapat dua kategori proposisi: kategorial dan kondisional. [3] Proposisi kategorial menunjuk pada sebuah pembenaran atau pengingkaran yang bersifat mutlak; pasti benar atau pasti salah. [3] Artinya, kebenaran terjadi tanpa syarat. [3] Contoh: Semua orang akan mati.[3] Selanjutnya adalah proposisi kondisional, yakni proposisi yang menunjuk pada pembenaran atau pengingkaran yang bersyarat atau berupa pilihan. [3]

Kategori proposisi kondisional sendiri dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni hipotesis dan disjungtif. [3] Proposisi Kondisional Hipotesis adalah proposisi yang menunjuk pada pembenaran yang bersyarat. [3] Artinya bila proposisi terpenuhi, maka kebenaran terjadi. [3] Hal ini bisa kita lihat dalaam kalimat Jika hujan terjadi, tanah becek, jadi tanah akan becek jika terjadi hujan. [3] Lain halnya dengan proposisi kondisional hipotesis, Proposisi Kondisional Disjungtif disebut juga alternatif. [3] Hal ini didasarkan pada pembenaran yang berupa pilihan. [3] Proposisi ini kerap kali menggunakan kata atau seperti dalam kalimat: Amir harus membantu orang tuanya atau membersihkan halaman rumah. [3]

Berdasarkan Luas Pengertian

Berdasarkan luas pengertian, proposisi dibedakan menjadi tiga kategori: universal, partikular, dan singular. [3] Proposisi Universal ialah sebuah proposisi yang mencakup seluruh aspek atau bagian.[3] Hal ini ditandai dengan adanya kata: semua, seluruh, setiap, setiap kali, masing-masing. [3] Sebagai contoh pada kalimat Tidak seorangpun dinegeri ini yang atheis. [3]

Kemudian yang kedua adalah Proposisi Partikular, yakni yang mengungkapkan sebagian dari seluruh aspek. [3] Kata tugas yang menandai proposisi partikular adalah beberapa, sebagaian, tidak semua, kebanyakan, banyak.[3] Contoh: Tidak semua siswa tekun belajar. [3] Kata "tidak semua" dalam kalimat di atas merupakan proposisi partikular, yakni hanya mencakup sebagian aspek saja. [3]

Dan yang terakhir adalah Proposisi Singular, proposisi ini hanya mengungkap satu aspek saja, di antara penandanya adalah kata ini dan itu. [3] Misal penggunaannya dalam kalimat:Rumah ini akan dijual, kata rumah di sini hanya menunjukkan satu unsur. [3] Jika terdapat dua unsur di dalamnya, maka suatu kalimat tidak bisa disebut dengan proposisi singular.[3]

Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas

Berdasarkan kualitas juga kuantitasnya, proposisi dapat terbagi menjadi dua, yaitu proposisi A, I, E, dan proposisi O. [3] Yang dimaksud dengan Proposisi A di sini adalah proposisi universal atau singular positif; proposisi yang mengungkap keseluruhan dan pembenaran, pengakuan, atau positif. [3] Contohnya kalimat Meja ini dibuat dari kayu jati". [8]

Lain halnya dengan A, Proposisi E adalah proposisi universal atau singular negatif. [3] Proposisi ini mengungkap keseluruhan pengingkaran, penolakan, atau negatif. [3] Misalnya seperti kalimat "Meja ini tidak dibuat dari kayu jati", kata tidak dalam kalimat tersebut menunjukkan kenegatifan yang berupa pengingkaran. [8]

Selain proposisi A juga E, berdasarkan kualitas dan kuantitasnya, proposisi juga terbagi lagi menjadi Proposisi I dan Proposisi O. [3] Proposisi I ialah proposisi partikular aktif; mengungkap sebagian dari keseluruhan pengakuan, pembenaran, atau positif. [3] Sebagaimana contoh dalam kalimat berikut "Beberapa siswa SMU Kebangsaan tekun belajar". [3]

Proposisi O sendiri adalah proposisi partikular negatif; mengungkap sebagian dari keseluruhan pengingkaran, penolakan, atau negatif. [3] Contoh: "Beberapa siwa SMU Kebangsaan tidak tekun belejar. [3]

Referensi

  1. ^ a b c Rapar, Jan Hendrik (1996).Pengantar Logika, Asas-Asas Penalaran.Yogyakarta:Kanisius .Hal 32
  2. ^ Departemen Pendidikan Nasional(2008);Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 1106. Cet Pertama Edisi IV
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al Kamdhi, JS.(2003).Terampil Berargumentasi.Jakarta:PT Grasindo. Hal 67-69
  4. ^ a b Hassan, Abdullah, dkk (2006).Sintaksis.Kuala Lumpur :PTS Professional Publishing. Hal 15-19
  5. ^ Ayer A.J. 1936, 2nd ed 1946. Language, truth and logic.
  6. ^ Lemmon E.J. Sentences, statements and propositions. In Williams & Montefiore (eds) British analytical philosophy. 1966.
  7. ^ Stroll A. 1967. Statements. In Stroll A. Epistemology.
  8. ^ a b Sudarminta, J. (2009).Epistemologi Dasar.Kanisius:Yogyakarta .Hal 98 Cet. 9