Seni bela diri campuran
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP62Stevanus (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 1 April 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 1 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP62Stevanus (Kontrib • Log) 3854 hari 1111 menit lalu. |
Seni bela diri campuran atau lebih dikenal dengan sebuat Mixed Martial Arts.
Sejarah
Sejarah Awal
Kompetisi bertarung minim aturan semacam MMA telah diadakan semenjak jaman Yunani kuno.[1] Pada saat itu, terdapat pertandingan tarung yang disebut pankration (kekuatan penuh).[1] Di dalam pankration terdapat dua aturan, yaitu tidak diperbolehkan untuk menggigit dan mencolok mata lawan. [1]
Pankration merupakan pertandingan yang cukup populer pada jamannya. [1] Hal tersebut terlihat dari dilibatkannya ajang tarung tersebut dalam Olimpiade tahun 648SM.[2] Disamping itu, aplikasi dari pankration terlihat cukup luas. [2] Beberapa pakar menganggap bahwa sistem bertarung pankration dapat dipraktekan oleh tentara Yunani di medan perang. [2]
Tradisi pertandingan pankration menyebar Asia dan Romawi kuno.[3] Di Romawi kuno, pankration berevolusi menjadi pertandingan gladiator.[3] Dalam pertandingan gladiator, peserta berusaha membunuh dan melukai lawan tandingnya dengan berbagai senjata. [3] Tradisi gladiator berhenti ketika kekristenan berkembang di Romawi kuno. [3] Oleh otoritas moral kristen pada jaman tersebut, gladiator dianggap sebagai pertandingan yang merusak moral dan merupakan perwujudan dari tradisi kaum pagan. [3] Sementara itu, di Asia, penyebaran pankration dipengaruhi oleh Alexander Agung yang mempunyai kebiasaan untuk merekrut atlit menjadi prajurit. [1] Penyebaran tersebut terjadi ketika Alexander Agung pergi menaklukan [[[India]].[1] Lebih jauh lagi, pankration berkembang di India, dan kemudian, oleh biksu pengembara disebarkan ke daratan Cina. [1] Oleh karena itu, Pankration diperkirakan merupakan induk dari berbagai bela diri tradisional Asia seperti kung fu, judo, dan karate. [1]
Olah Raga Modern
Tradisi pertarungan minim aturan mulai berkembang pada akhir abad ke-19, di daratan Amerika. [3] Pada masa tersebut banyak pegulat yang bekerja pada karnival keliling. [3] Di dalam karnival, sang pegulat membuat sayembara dimana siapa yang berhasil bertahan di dalam ring selama waktu yang ditentukan akan memenangkan sejumlah uang. [3] Perlombaan tersebut dapat diikuti banyak peserta, meskipun demikian, karena pegulat tersebut sangat mahir, seringkali peserta tidak berhasil memenangkan sayembara. [3]
Meskipun tradisi gulat karnival lambat laun ditinggalkan, konsep olahraga tarung dengan sedikit aturan terus berkembang dan menyebar. [3] Di Brasil, terdapat tradisi olahraga tarung yang bernama vale tudo.[4] Di dalam vale tudo, masing-masing petarung berusaha untuk menaklukan lawannya dengan memaksa menyerah, atau dengan membuat lawan kehilangan kesadaran. [4]
Pada tahun 1941, di Jepang, hiburan gulat professional mulai berkembang. Gulat profesional adalah sebuah olahraga hiburan dimana masing-masing petarungnya bergulat dengan hasil pertandingan yang telah ditentukan sebelummya.[3] Lambat laun praktisi gulat profesional makin bertambah, banyak dari mereka merupakan ahli bela diri yang menguasai berbagai macam seni bela diri, seperti Muay Thai, Kick Boxing, Judo, dan Karate. [3] Perlahan-lahan, hiburan gulat profesional di Jepang berkembang dan membuahkan semacam pertandingan olahraga tarung dengan hasil akhir yang tidak ditentukan. [3] Beberapa individu ternama yang berkontribusi besar terhadap perkembangan olahraga tarung bebas di Jepang adalah Karl Gotch, Akira Maeda, Antonio Inoki, Satoru Sayama, dan Yoshiaki Fujiwara. [3]
Organisasi MMA Global
Pada akhir abad ke-20, organisasi MMA mulai berkembang dan bermunculan. [5] Organisasi MMA lambat laun berkembang dan menjadi terkenal di seluruh dunia. [5]
Di Jepang
Konsep mengadu praktisi dengan latar belakang bela diri yang berbeda dinilai menarik oleh khayalak penonton. [3] Konsep tersebut juga dianggap menarik karena tidak memiliki hasil yang telah ditentukan sebelumnya, tidak seperti gulat profesional. [3] Pada tahun 1976 di Jepang, konsep pertandingan bela diri campuran mulai mencuat ketika Antonio Inoki mulai memdirikan New Japan Pro Wrestling (NJPW) setelah beliau diberhentikan dari Japan Wrestling Association (NWA).[3] Terlebih lagi, pada tahun yang sama, Antonio Inoki juga membuat kehebohan ketika bertarung dengan Muhamad Ali.[3] Konsep tarung bebas di Jepang berkembang lebih jauh ketika ajang tarung MMA lainnya, seperti Shooto, Pancrase, dan Pride, didirikan.[3] Dari ketiga ajang tarung tersebut, Pride dinilai sebagai organisasi MMA Jepang yang paling terkenal.[3]
Di Brasil
Tahun 1914. Mitsuyo Maeda, seorang pejudo sekaligus seorang pegulat profesional menetap di Brasil.[4] Disana, beliau mencari penghidupan dengan bergulat dan mengajar Judo.[4] Diantara muridnya, adalah Carlos Gracie yang mulai berlatih pada tahun 1917.[4] Setelah berlati selama beberapa bulan, Carlos berhenti berlatih dan mulai mengajarkan ilmu yang didapat kepada adik-adiknya.[4] Pada tahun 1925, Carlos bersama dengan adik-adiknya, memulai sebuah perguruan Jiu-jitsu Brasil di Rio de Janeiro. [4] Semenjak itu, petarung dari keluarga Gracie, terutama Helio Gracie, berhasil mengalahkan berbagai petarung dari cabang bela diri yang berbeda. [3] Perguruan tersebut dinilai mencapai kesuksesan besar di Brasil.[4] Pada tahun 1978, Rorion Gracie, putra sulung dari Helio Gracie, pindah ke California, Amerika Serikat, dengan tujuan untuk memulai perguran Jiu-jitsu Brasil.[3]
Di Amerika Serikat
Karena berhasil mengalahkan berbagai praktisi dari berbagai cabang bela diri, popularitas Rorion Gracie lambat laun meningkat.[3] Popularitas tersebut menarik perhatian seorang pengusaha yang bernama Art Davie.[3] Pada tahun 1993, Art dan Rorion, bersama-sama memulai turnamen Ultimate Fighting Championship (UFC).[3]
Pada tahun 2000, UFC dibeli oleh pihak Zuffa, dan hingga sekarang, UFC merupakan ajang tarung MMA terbesar di dunia.[6] [7]
Terminologi Mixed Martial Arts
Term “Mixed Martial Arts” resmi menjadi sebutan olah raga tarung ini pada tahun 1998.[8] Penggunaan nama dilakukan karena sebutan yang sebelummnya, yaitu “no holds barred”, mempunyai konotasi yang dinilai kurang baik. [8] Yang berkontribusi dalam peresmian nama ini adalah Jeff Blatnick, komentator UFC dan pegulat, dan John McCarthy, seorang wasit utama UFC[8]
Lihat Pula
Referensi
- ^ a b c d e f g h Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama“A”
- ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama“B”
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama“C”
- ^ a b c d e f g h Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama“E”
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama”C”
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama“G”
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama“F”
- ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama“H”