Lompat ke isi

Nicolaas Adriani

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

N. Adriani atau Nicolaus Adriani adalah seorang ahli bahasa yang bekerja di Poso, Sulawesi Tengah.[1] N. Adriani bekerja di Poso atas utusan dari Nederlandsch Bijbelgenoottschap (NBG) atau Lembaga Alkitab Belanda[1] [2] N. Adriani merupakan keponakan langsung dari J. W. Gunning, salah satu Zendeling terkemuka dari Belanda.[2]

Pekerjaan di Poso

N. Adriani bersama dengan J. W. Gunning berhasil mempengaruhi pandangan Nederlandsch Bijbelgenoottschap (NBG) atau Lembaga Alkitab Belanda dan pimpinan zending di negeri Belanda mengenai pekerjaan para Zendeling di Hindia-Belanda serta membangkitkan semangat Nederlandsch Bijbelgenoottschap (NBG) untuk semakin mendukung pekerjaan mereka di Poso.[2] Dalam surat-suratnya, N. Adriani selalu menyebut daerah yang ditempatinya sebagai Toraja, namun sebenarnya maksud N. Adriani adalah Toraja-Poso, mengingat saat itu ia memetakan hampir seluruh wilayah Sulawesi Tengah sebagai daerah Toraja.[3] N. Adriani tiba di Poso pada bulan Maret 1895.[4] Pada bulan Desember 1899 hingga oktober 1900 ia mengadakan perjalanan melalui Jawa dan Sumatra dan dari Desember 1902 sampai Maret 1905 mengadakan perjalanan ke Minahasa.[4] N. Adriani bekerja di Poso dari tahun 1895-1923.[2] N. Adriani juga menjadi salah satu sumber informasi bagi Perhimpunan Pekabaran Injil Gereformeerd dalam menetukan tempat-tempat yang akan dijadikan sebagai medan pekabaran Injil.[5] Mengenai metode pekabaran Injil, N. Adriani lebih memilih untuk melakukan penginjilan kepada orang-orang yang masih menganut agama suku, sebab menurut N. Adriani, melakukan penginjilan kepada orang-orang yang sudah menganut agama Islam akan menghadapi kendala yang lebih besar.[2] Pada saat itu, N. Adriani bekerja sama dengan A. C Kruyt memetakan rumpun suku Toraja yang meliputi Rantepao, Makale, Palopo, Mamasa, Palu dan Poso, dengan kata lain hampir meliputi seluruh daerah Sulawesi Tengah. [6]

Akhir Hidup

Pada Juli 1914 ia mengambil cuti karena sakit dan akhirnya kembali ke Belanda.[4] Pada bulan Mei 1914, ia kembali ke Poso dan melanjutkan pekerjaannya di sana, hingga ia meninggal pada tanggal 1 Mei 1926.[4]

Referensi

  1. ^ a b J. A. Sarira. Benih yang Tumbuh 6 - Gereja Toraja. Jakarta: LPS DGI dan BPS Gereja Toraja, 1975.
  2. ^ a b c d e S. C. Graaf van Randwijk. 1989. OEGSTGEEST. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hal. 14, 451-453, 529-531, 568-570, 658.
  3. ^ Theodorus Kobong. 2008. Injil dan Tongkonan. Jakarta: BPK Gunung Mulias. hal. 21
  4. ^ a b c d J. Kruyt. Kabar Keselamatan dari Poso. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1977.
  5. ^ A. Sanda Rumpa'.1992. Injil yang Dinamis. Jakarta: Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, hal. 47-57
  6. ^ Andarias Kabanga'. 2002. Manusia Mati Seutuhnya. Yogyakarta: Media Pressindo. hal.1