Ekonomi mikro
Ekonomi mikro atau mikroekonomi adalah cabang dari ilmu ekonomi yang secara khusus membahas tentang perilaku individu dan perusahaan yang dihadapkan pada keterbatasan sumber daya. Lawan dari ekonomi mikro adalah ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan terutama mengenai perekonomian suatu negara.
Dalam ekonomi mikro dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.
Model-Model Ekonomi
Ciri paling mengejutkan dalam ekonomi adalah kompleksitasnya. Ribuan perusahaan terlibat dalam produksi dan jutaan individu bekrja dalam berbagai jenis pekerjaan dan membeli berbagai jenis produk. Dan dalam satu cara tertentu, semua itu harus bisa dikoordinasikan. Karena ciri-ciri gejala tersebut tidak dapat dijabarkan dengan lengkap, para ekonom membuat model-model ekonomi untuk menangkap inti dari proses ekonomi tersebut.[1]
Tidak semua model terbukti "baik". Dua metode umum untuk memverivikasi model-model tersebut ialah pendekatan langsung, yang berusaha menetapkan validitas asumsi-asumsi dasar yang menjadi dasar model tersebut dan pendekatan tidak langsung, yang berusaha mengkonfirmasi validitas dengan menunjukkan bahwa sebuah model yang disederhanakan dapat secara tepat memperediksi kejadian-kejadian di dunia nyata. [1]. Model Maksimalisasi Laba adalah salah satu contoh dari model ekonomi yang ada. Model ini mengabaikan semua hal yang ada diantara para manajer dan memfokuskan semuanya hanya demi laba perusahaan. Artinya, satu-satunya tujuan para manajer dan karyawan di perusahaan tersebut hanyalah laba dan mengabaikan motivasi pribadi diantara mereka. Pegujian langsung atas asumsi juga memberi hasil bahwa jika para eksekutif tersebut diberi kuisioner efektifitas model ini, maka mereka menjawab dengan "berusaha sebaik mungkin" atau mengatakan sasaran-sasaran lain diluar laba. Sebaliknya sebagian responden juga menyatakan "minat" yang besar terhadap laba dan pandangan maksimalisasi laba adalah hal yang sesuai. Para Ekonom, terutama Milton Friedman, menolak bahwa model tersebut dapat diuji dengan realitas asumsinya.[2]
Ekonom-ekonom tersebut menyimpulkan bahwa satu-satunya cara untuk menentukan validitas sebuah model adalah ketika model tersebut dihadapkan dengan kejadian-kejadian yang ada di dunia nyata. Pengujian dari model ekonomi adalah ketika model tersebut berhadapan dengan perekonomian itu sendiri.[1]