Pohon asoka
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP47Dhorifah (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 25 April 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 1 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP47Dhorifah (Kontrib • Log) 3912 hari 1254 menit lalu. |
Asoka | |
---|---|
Bunga Asoka | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Divisi: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Tribus: | |
Genus: | |
Spesies: | S. asoca
|
Nama binomial | |
Saraca asoca (Roxb.) Wilde
|
Pohon asoka adalah pohon yang dianggap suci oleh agama Hindu.[1] Pohonnya akan mengeluarkan harum pada malam hari di bulan April dan Mei setiap tahunnya.[1] Pohon tanaman ini sering diasosiasikan dengan cinta dan kesucian.[1] Di Indonesia, dikenal dua jenis bunga asoka, yakni pohon asoka yang tumbuh menjulang tinggi tanpa ranting atau disebut juga glodokan tiang (Polyalthia Longifolia) dan asoka biasa (Polyalthia sp.) yang memiliki ranting dan berdaun runcing. Biasanya tanaman ini digunakan untuk penghijaun maupun tanaman hias.[2]
Tanaman asoka berbunga ketika menjelang musim hujan tiba. [3] Bunganya dapat bertahan selama 3-4 bulan dan biasanya untuk memperbanyak tanaman ini, sang pemilik akan melakukan pencangkokan atau lewat biji langsung.[3] Untuk perawatannya sendiri, bunga tanaman ini cukup dipupuk sekali selama 3 bulan.[4]
Bunganya dapat digunakan untuk mengobati disentri hemoragik dengan cara ditumbuk halus serta dicampur air,kemudian bunga ini juga bisa dipakai sebagai obat bagi orang yang haidnya tidak teratur,dan dapat mengobati luka memar dengan meminum air rebusan dari bunga asoka yang ditambah bunga mawar kering dan umbi daun dewa. [5]
Bentuk Tanaman
Pohon asoka atau yang mepunyai nama Latin Saraca Indica adalah pohon yang mana bunganya tumbuh pada cabang-cabang besar.[6] Bunganya tumbuh secara bergerombol dan berderet dengan benang sari yang mencuat keluar seperti kembang api.[6]
Untuk warnanya, pohon ini sering kita jumpai dengan bunga warna kuning, jingga, bahkan merah.[6] Asoka memiliki batang yang keras dengan tinggi yang dapat mencapai 7 meter, sedang daunnya majemuk dan berbentuk oval berujung lancip.[6]
Referensi
- ^ a b c Vittachi, Nury (2005).Detektif Feng Shui 3: Misi Khusus.:PT Bentang Pustaka. Terj. Ibnu Setiawan Hal 292. Cet 1
- ^ Rukmana, Rahmat, dkk (2002).Nimba: Tanaman Penghasil Pestisida Alami.Yogyakarta: kanisius. Hal 18
- ^ a b Ratnasari, juwita, dkk (2007).Galeri Tanaman Hias Bunga.Jakarta:Penerbit Penebar Swadaya. Hal 198
- ^ Ira Puspa, Garsinia Lestari (2008).Galeri Tanaman Hias Lanskap.Jakarta:Penebar Swadaya. Hal 189
- ^ http://www.berkhasiat.com/2013/05/khasiat-bunga-asoka.html diakses tanggal 24 April 2014
- ^ a b c d WS, Don, Trees, dkk (2000).Rahasia Kebun Asri.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 32
Pranala luar
- (Inggris) Artikel populer dari The Hindu Online, diakses 2 Oktober 2007.