Kongahyan
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP59Febri (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 15 Mei 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 26 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh Febri Gunawan (Kontrib • Log) 3859 hari 262 menit lalu. |
Kongahyan merupakan alat musik gesek mirip rebab yang dapat ditemukan di Jawa, Bali, dan Sunda, tetapi ukurannya lebih kecil. Alat musik ini digunakan dalam pementasan kebudayaan suku-suku di daerah tersebut. Alat musik ini berukuran lebih kecil dibandingkan tehyan dan sukong.
Nada
Kongahyan memiliki nada dasar yaitu D.
Sejarah
Kongahyan sekarang ini merupakan adaptasi dari alat musik gesek yang berasal dari Cina. Penggunaan alat musik ini dalam banyak acara kebudayaan masyarakat Betawi menunjukkan terjadinya akulturasi antara masyarakat Betawi dan bangsa Cina. Di Cina sendiri terdapat alat musik yang dinamakan erhu. Erhu merupakan alat musik gesek yang terdiri dari dua buah senar. Erhu tersebar luas ke Eurasia melalui jalur sutra.
Bahan
Pada zaman dahulu, alat musik ini terbuat dari bambu bukan dari batok kelapa, baru tahun 1950-an tabung bambu diganti menjadi tabung batok kelapa.[1] Tujuannya adalah suara geseknya lebih keras.[1]
Penggunaan
Alat musik ini biasanya digunakan untuk acara-acara budaya seperti:
- Gambang Kromong merupakan salah satu kesenian musik yang berasal dari daerah pinggiran Jakarta. Kesenian ini bermula dari kelompok musik para pekerja yang bekerja pada perkebunan tebu pengusaha Cina di Tangerang. Mereka memainkan alat musik dari Cina yaitu tehyan, kongahyan, dan sukong. Ketiga alat gesek ini dipadukan dengan bunyi-bunyiaan gambang, keromong, gong, kemong, kendang, kecrekan, dan suling. Selanjutnya, kelompok ini berkembang untuk mengiringi tarian cokek, tarian lenong, dan topeng Betawi.
- Lenong merupakan kesenian teater dari masyakarat Betawi.