Lompat ke isi

Hendrik van der Veen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 26 April 2014 15.35 oleh BP24Lidia (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{inuseBP24Lidia|[BP24Lidia]|15 Mei 2014|26 April 2014}} '''Hendrik van der Veen''' atau yang lebih dikenal sebagai Dr. H. van der Veen (lahir pada tanggal 21 Juli 18...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Templat:InuseBP24Lidia

Hendrik van der Veen atau yang lebih dikenal sebagai Dr. H. van der Veen (lahir pada tanggal 21 Juli 1888 di Rossum, Bommelewaard) adalah seorang tenaga pekabar Injil atau zendeling Belanda yang bekerja di Tana Toraja. Ia adalah anak seorang pendeta. Awalnya Hendrik van der Veen dipersiapkan untuk bekerja sebagai ahli bahasa di Halmahera, namun atas usulan Antonie Aris van de Loosdrecht , ia dikirim ke Tana Toraja. Perubahan rencana ini disebabkan karena penutur bahasa di Halmahera hanya 20.000 jiwa, jumlah yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan penutur bahasa Toraja yang jumlah penuturnya 200.000 orang.

Pada bulan Mei 1916, ia berangkat ke Batavia dan tinggal di sana selama tiga bulan. Akhir Agustus ia tiba di Makassar dan naik kapal ke Palopo selanjutnya menuju Rantepao. Hendrik van der Veen tiba Rantepao, Tana Toraja pada tanggal 11 september 1916, disambut oleh keluarga Antonie Aris van de Loosdrecht dan Johannes Belksma.

Karya Henderik van der Veen di Tana Toraja

Pekerjaan Van der Veen yang sangat bermanfaat bagi Gereja Toraja di Tangmentoe adalah: (1) menyusun buku-buku bacaan yang digunakan untuk sekolah-sekolah yang isinya adalah cerita Alkitab; (2) menerjemahkan Injil Lukas ke dalam bahasa Toraja. Kitab ini menjadi kitab Perjanjian Baru yang diterjemahkan pertama kali karena dimaksudkan untuk digunakan dalam kebaktian-kebaktian natal; (3) menyusun kamus Toraja-Belanda yang diterbitkan tahun 1940; (4) menerjemahkan Perjanjian Lama dari tahun 1947-1955; (5) menyelesaikan terjemahan seluruh Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ke dalam bahasab Toraja, yang kemudian dikenal sebagai Sura’ Madatu dan diterbitkan tahun 1960; (6) memulai pekerjaan menyusun kamus Toraja Indonesia, namun tidak selesai lalu dilanjutkan oleh J. Tammu dan L. Pakan.