Lompat ke isi

Ahmad Sanusi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 27 April 2014 03.49 oleh BP79Pandu (bicara | kontrib) (buat baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Ahmad Sanusi atau dikenal dengan sebutan Kiai Haji Ahmad Sanusi atau Ajengan Genteng (lahir 18 september 1889 di Desa Cantayan, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi - meninggal tahun 1950 di Sukabumi pada umur 61 tahun) adalah tokoh Sarekat Islam (dan) dan pendiri Al-Ittahadul Islamiyah (AII).[1][2] Pada awal Pemerintahan Jepang AII dibubarkan dan secara diam-diam ia mendirikan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII).[1][3] Ia juga pendiri Pondok Pesantren Syamsul Ulum Sukabumi.[1] Selain itu, Kiai Sanusi juga pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tahun 1945.[1][4]

Awal kehidupan dan pendidikan

Kiai Sanusi adalah putera dari Ajengan Haaji Abdurrahim bin Yasin, pengasuh Pesantren Cantayan di Sukabumi.[1][5] Sebagai putera seorang ajengan, ia telah belajar ilmu-ilmu keislaman sejak ia masih kanak-kanak, selain ia juga banyak belajar dari para santri senior di pesantren ayahnya.[1]

Menginjak usia dewasa, Kiai Sanusi mulai mengaji di beberapa pesantren di Jawa Barat.[1] Di antara pesantren yang pernah ia singgahi dan beberapa ulama yang menjadi gurunya adalah: [1]

  • Pesantren Salajambe, Cisaat, asuhan K.H. Muhammad Anwar
  • Pesantren Gudang, Tasikmalaya, asuhan K.H. Sujai
  • Pesantren Gentur, Jambudwipa, Cianjur, asuhan K.H. Ahmad Satibi
  • Pesantren Sukamantri, Cisaat, Sukabumi, asuhan K.H. Muhammad Siddiq
  • Pesantren Sukaraja, Sukabumi, asuhan K.H. Zainul Arif

Pada usia 20 tahun, ia menikah dengan Siti Juwariyah binti Haji Afandi yang berasal dari Kebon Pedes, Baros, Sukabumi.[1] Setelah menikah, ia dikirim ayahnya ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus memperdalam ilmu-ilmu keislaman.[1] Di Mekah, ia berguru kepada ulama-ulama terkenal, khususnya dari kalangan al-Jawi (Melayu). Di antara guru-guru Kiai Sanusi di Mekah adalah: [1]

  • Syeikh Muhammad Junaidi
  • Syeikh Mukhtar Attarid (asal Bogor)
  • Syeikh Said Jawani
  • Syeikh Saleh Bafadlal
  • Syeikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi

Mendirikan Pesantren

Sepulang belajar dari Mekah, Kiai Sanusi kembali ke Indonesia untuk membantu ayahnya mengajar di Pesantren Cantayan.[1] Setelah tiga tahun membantu ayahnya, ia mulai merintis pembangunan pondok pesantrennya sendiri yang terletak di Kampung, sebelah utara desa Cantayan, sehingga ia kemudian dikenal dengan sebutan Ajengan Genteng.[1]

Pemikiran

Ketika belajar di Mekah, Kiai Sanusi telah mengenal ide-ide pembaharuan dari Syeikh Muhammad 'Abduh, Syeikh Muhammad Rasyid Ridla, dan jamaluddin al-Afghani, melalui buku-buku dan majalah aliran pembaharuan di Mesir. Namun, ia tetap mengikuti mazhab Syafi'i sebagaimana yang dilakukan kedua gurunya, Syeikh Ahmad Khatib dan Syeikh

[6]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m H.M. Bibit Suprapto (2009). Ensiklopedi Ulama Nusantara. Gelegar Media Indonesia. ISBN 979-98066-1114-5.  Halaman 212-215.
  2. ^ www.pelitatangerang.com: KH Ahmad Sanusi, Sukabumi. Diakses 27 April 2014
  3. ^ www.sukabumikota.go.id: PUI Telah torehkan Karya Positif bagi Bangsa dan Negara. Diakses 27 April 2014
  4. ^ www.ensikperadaban.com: Ahmad Sanusi. Diakses 27 April 2014
  5. ^ Ajengan Ahmad Sanusi: Pejuang Syariah Islam. Diakses 27 April 2014
  6. ^ "Dua Ulama Jabar Dapat Gelar Pahlawan Nasional". www.news.okezone.com. 8 November 2008. Diakses tanggal 27 April 2014.