Tahu kuning
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP79Pandu (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 10 Mei 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 5 Mei 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP79Pandu (Kontrib • Log) 3834 hari 85 menit lalu. |
Tahu Kuning atau dikenal dengan sebutan Tahu Takwa adalah tahu yang berwarna kuning, yang disebabkan karena air rendaman tahu diberi kunyit atau pewarna sintesis.[1][2] Tahu ini merupakan makanan khas Kota Kediri, karena sentra pembuatannya banyak dijumpai di Kediri.[3][4] Tahu kuning memiliki bentuk kotak persegi empat dan agak pipih.[3][4] Tahu ini juga memiliki kepadatan yang lebih baik dibandingkan tahu putih, sehingga ketika dipotong tahu tidak mudah hancur.[4] Selain itu, tahu kuning memiliki tekstur kenyal, berpori halus, dan lembut.[4]
Dari segi rasanya, tahu kuning mimiliki rasa yang gurih tanpa rasa asam sama sekali.[2][3] Jika digoreng, bagian luarnya akan berubah menjadi kering dan renyah, sedangkan bagian dalam tetap lembut dan kenyal.[3]
Sejarah
Pada tahun 1900, terdapat ribuan warga Tiongkok yang bermigrasi ke Indonesia.[2] Sebagian dari mereka kemudian memasuki wilayah Kediri.[2] Tiga orang dari beberapa imigran tadi merupakan pelopor pembuatan tahu kuning.[2] Mereka adalah Lauw Soe Hoek (lebih dikenal dengan Bah Kacung), Liem Ga Moy, dan Kaou Loung.[2] Hingga saat ini, keturunan dari mereka tetap melestarikan dan melanjutkan usaha dari para leluhur mereka, kecuali keturunan dari Kaou Loung.[2]
Faktor utama yang mendorong para imigran Tiongkok memilih lokasi pembuatan tahu di Kediri, karena terdapat kesamaan karakteristik air dengan yang terdapat di Tiongkok.[2] Hal tersebut dikarenakan, proses pembuatan tahu ini tidak mudah dan harus menyesuaikan dengan jenis air, yang nantinya akan mempengaruhi pada hasil akhirnya.[2]
Pada tahun 1912, Lauw Soe Hoek (Bah Kacung) mulai mendirikan usaha tahu.[2] Sedangkan Liem Ga Moy mengawali usahanya pada tahun 1948, tetapi usahanya baru dikenal oleh masyarakat pada tahun 1950.[2] Saat ini usaha tahu Bah Kacung dilanjutkan oleh cucunya A. Herman Budiono putra dari Yosef Seger Budi Santoso (Lauw Sing Hian) yang meninggal pada bulan Mei 2008.[2]
Manfaat
Manfaat (khasiat) dari tahu kuning tidak jauh berbeda dengan jenis-jenis tahu lainnya.[5] Tahu kuning memiliki unsur protein kedelai yang berfungsi menurunkan resiko penyakit jantung.[5] Karena di dalamnya mengandung fitostreol (minyak tumbuhan) yang baik untuk menurunkan kadar kolesterol dan mencegah penyumbatan jantung.[5] Selain itu, di dalamnya juga mengandung isoflavon yang dapat mencegah penyakit kanker, seperti kanker payudara dan dan kanker prostat.[5]
Tahu kuning hasil fermentasi juga dapat meingkatkan pembentukan vitamin K yang baik untuk mencegah pendarahan berlebih pada saat terjadi luka.[5] Tahu kuning yang memiliki bahan utama dari kacang kedelai, dapat meningkatkan produksi hormon insulin, yaitu hormon yang dapat menurunkan kadar gula darah untuk para penderita diabetes.[5]
Referensi
- ^ Yuni Pradata. Aneka Masakan Tahu. Agro Media. ISBN 978-97937-0240-7. Halaman 4-5.
- ^ a b c d e f g h i j k l www.kedirikota.go.id: Sejarah Tahu Kuning. Diakses 5 Mei 2014
- ^ a b c d www.food.detik.com: Tahu Takwa Asli Kediri. Diakses 5 Mei 2014
- ^ a b c d www.nyata.co.id: Mengenal Jenis Tahu. Diakses 5 Mei 2014
- ^ a b c d e f www.rumahsegar.com: Tahu Kuning. Diakses 5 Mei 2014