Anggrek serat
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP89Siti (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 26 April 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 15 Mei 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP89Siti (Kontrib • Log) 3807 hari 472 menit lalu. |
Anggrek serat | |
---|---|
Berkas:Serat.jpg | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Divisi: | Magnoliophyta
|
Kelas: | Magnoliopsida
|
Ordo: | Asparagales
|
Famili: | Orchidaceae
|
Genus: | Dendrobium
|
Spesies: | D. utile'[1]
|
Anggrek serat adalah salah satu tumbuhan endemik Indonesia.[2] Tumbuhan ini menjadi flora identitas Provinsi Sulawesi Tenggara.[2] Anggrek serat termasuk dalam suku ''Orchidaceae''.[2] Nama ilmiah anggrek serat adalah Dendrobium utile dan sinonimnya adalah Diplocaulobium utile.[3] Nama anggrek serat dalam bahasa lokal Sulawesi adalah anomi, anemi atau alemi.[3] Tumbuhan ini bernama anggrek serat karena umbi semu dari tanaman ini mengandung serat yang kadang serat tersebut dimanfaatkan untuk bahan anyaman.[3]
Gambaran
Jenis anggrek serat tergolong tanaman epifit yaitu tanaman yang hidupnya menempel pada sebuah batang pohon. [4] Secara umum anggrek serat terdiri dari bunga, batang, akar, umbi semu dan daun.[3] Anggrek serat memiliki umbi semu yang kecil, agak pipih dan lebih keras dari umbi semu pada anggrek yang lain.[3] Umbi semu pada tumbuhan ini tumbuh memanjang seperti batang dan berwarna hijau kekuningan.[3] Daun anggrek serat berbentuk lanset dan terletak pada setiap ketiak pada batang.[3] Daun tumbuhan ini relatif kecil daripada daun anggrek lain.[3]
Tumbuhan epifit ini, memiliki bentuk akar yang unik yang unik.[3] Keunikan tersebut adalah akar anggrek serat membentuk suatu rhizome merambat teratur serta membentuk roset seperti tumbuhna paku sarang burung.[3] Akar anggrek serat menjadi alat utama bagi tanaman bunga ini untuk menempel pada pohon tempat hidupnya.[3]
Bunga anggrek serat terdiri dari mahkota bunga dan kelopak bunga.[4] Bunga anggrek serat muncul pada setiap tangkai dan tangkai ini muncul pada setiap lipatan daun.[4] Mahkota dan kelopak bunga pada anggrek serat ini dinamakan perhiasan bunga.[4] Mahkota dan kelopak bunga anggrek serat berwarna kuning dan bentuknya menyempit dan memanjang.[4] Tanaman anggrek serat banyak dipelihara di dalam pot.[4] Tumbuhan ini mbanyak dibudidayakan bukan karena keindahan mahkota bunganya tetapi karena umbi semunya.[4] Penampilan umbi semu pada anggrek serat terlebih menarik dnegan warna yang mengkilat, bahka lebih menarik dari bunganya sendiri.[4]
Pada umbi semu anggrek serat terdapat serat-serat sklerenkim yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. [4] Keperluan tersebut misalnya untuk membuat barang-barang anyaman.[4] Masyarakat setempat mendapatkan serat tanaman ini dengan cara membelah-belah umbi secara memanjang lalu dipipihkan.[4] Setelah selesai dipipih, serat kemudian dililitkan pada balok kayu berbentuk kotak dan dibiarkan sampai kering.[4] Serat anggrek yang sudah kering akan berwarna kuning keemasan dan mengkilat.[4] Serat dari anggrek jenis ini memiliki harga yang mahal karena bahan bakunya sulit didapat.[4]
Perkembangbiakan
Secara alami anggrek serat berkembangbiak menggunakan biji yang dihasilkan dari penyerbukan.[4] Meskipun demikian, dalam budidaya yang dilakukan oleh manusia, tanaman ini diperbanyak dengan cara membagi bagian umbi semu dari rumpun anggrek serat.[4] Perbanyakan juga dapat dilakukan dnegan cara kultur jaringan.[4] Mengingat nilai ekonomi yang cukup tinggi, tanaman ini perlu dibudidayakan secara luas.[4]
Habitat dan persebaran
Tanama anggrek serat merupakan salah satu tanaman endemik Indonesia.[5] Anggrek serat secara alami tumbuh dan tersebar di daerah pedalaman di Sulawesi, termasuk wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara.[5] Anggrek Serat tumbuh dan berkembang dengan baik pada ketinggian sampai kurang lebih 150 mdpl.[5] Wilayah persebarannya anggrek serat mulai dari Sulawesi dampai ke arah timur Indonesia yaitu Papua.[5]
Status konservasi
Dari tahun ke tahun, populasi anggrek serat kian menipis.[5] Hal ini disebabkan karena terjadi pemanfaatkan secara besar-besaran terhadap tumbuhan ini untuk diambil seratnya yang memiliki harga mahal.[5] Saat ini anggrek serat jarang ditemui, keberadaannya sudah berada di ambang kepunahan.[5] Kurangnya kesadaran warga untuk melestarikan tumbuhan ini juga menjadi faktor pendorong kelangkaan anggrek serat.[5] Tanaman anggrek serat merupakan tanaman yang berumur pendek, hal ini juga menjadi faktor kelangkaan populasi anggrek serat.[5] Faktor lainnya yang mempengaruhi jumlah populasi anggrek serat adalah tanaman ini sulit hidup apabila tidak ditanam pada habitat aslinya.[5]
Penebangan kayu secara liar dan besar-besaran serta pembukaan hutan membuat habitat asli anggrek serat terus berkurang. [5] Hal ini tentunya akan mempengaruhi pupulasi anggrek serat. Proses panambahan barang tambang juga mempunyai dampak bertambahnya suhu lingkungan menjadi lebih gersang dan panas sehingga tidak mendukung kehidupan anggrek serat.[5]
Rujukan
- ^ "Dendrobium utile". Encyclopedia of Life. Diakses tanggal 9 Mei 2014.
- ^ a b c "Mengenal Hewan & Tumbuhan Asli Indonesia". Agromedia Pustaka. Diakses tanggal 9 Mei 2014.
- ^ a b c d e f g h i j k "Dendrobium utile J.J. Smith". Prosea Kehati. Diakses tanggal 9 Mei 2014.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r "Anggrek Serat (Dendrobium utile)". Yayasan Kelestarian Alam dan Kehidupan Liar Indonesia. Diakses tanggal 9 Mei 2014.
- ^ a b c d e f g h i j k l "Tanaman Anggrek Serat Menghilang dari Sultra". Kompas. Diakses tanggal 9 Mei 2014.