Bambu kuning
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP25Vanya (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 27 Juni 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 16 Mei 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP25Vanya (Kontrib • Log) 3811 hari 869 menit lalu. |
Bambu kuning (Bambusa vulgaris) adalah salah satu tanaman dari kelompok bambu.[1] Bambu jenis ini memiliki ciri batang yang beruas-ruas, tinggi, dan batangnya berwarna kuning.[1] Biasanya, bambu jenis ini hidup di lingkungan tropis.[1] Di kawasan Asia Tenggara, bambu jenis ini banyak dibudidayakan.[1] Ia sering dijumpai di desa-desa, di pinggir-pinggir sungai, dan sebagai tanaman hiasan di perkotaan.[1]
Bambu kuning dapat diperbanyak dengan cara rhizoma, stek rumpun atau cabang, cangkok, dan kultur jaringan.[2] Namun, cara termudah dan sering dilakukan adalah stek rumpun atau cabang.[2] Umumnya, rumpun yang akan di stek adalah rumpun yang tidak terlalu muda atau tidak terlalu tua.[2] Rebusan pada bambu ini mengandung saponin dan iavonoida.[2] Tidak hanya itu, bambu kuning ini mengandung sumber potassium yang rendah kalori, serta memiliki rasa manis yang terkenal sebagai sumber protein dan nutrisi yang baik bagi tubuh.[2] Bambu ini memiliki khasiat mengobati bermacam jenis infeksi dan pencegah hepatitis.[2]