Lompat ke isi

Tukak lambung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 1 Juni 2014 17.30 oleh BP14Sani (bicara | kontrib) (peptic ulcer)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Deep gastric ulcer

Ulkus peptikum adalah kerusakan pada lapisan mukosa, submukosa sampai lapisan otot saluran cerna yang disebabkan oleh aktivitas pepsin dan asam lambung yang berlebihan[1]. Terdapat 3 faktor utama yang menyebabkan ulkus peptikum yaitu faktor asam dan pepsin, dimana kelebihan produksi asam akan menimbulkan luka pada mukosa saluran pencernaan[2]. Faktor kedua adalah terdapat faktor ketahanan mukosa, dimana faktor agresif atau agen perusak mukosa lebih dominan daripada faktor defensif atau agen yang melindungi mukosa[2]. Faktor agresif yang utama adalah asam lambung dan pepsin[1]. Faktor defensif yang berperan adalah mucous barrier (mukus dan bikarbonat), mucosal resistance barrier (resistensi mukosa), microcirculation (aliran darah mukosa) dan prostaglandin[1]. Faktor ketiga adalah akibat bakteri Helicobacter pylori[2]. Tujuan pengobatan ulkus peptikum adalah untuk menghlangkan rasa sakit dan menyembuhkan ulkus, kemudian mencegah kambuhnya ulkus dan mecegah terjadinya komplikasi[2]. Bersadarkan patofisiologinya, ulkus peptikum dapat diatasi dengan menekan faktor agresif, memperkuat faktor defensif, atau pun dengan kombnasi antibiotik[2].

Terdapat dua jenis ulkus peptikum, yaitu ulkus peptikum primer dan ulkus peptikum sekunder[1]. Ulkus peptikum primer adalah ulkus yang terjadinya terutama dipengaruhi langsung oleh sekresi asam lambung dan pepsin yang berlebihan[1]. Sedangkan ulkus peptikum sekunder didasarkan adanya gangguan ketahanan mukosa saluran cerna, yang dapat terjadi setelah mengalami penyakit/trauma berat (stress ulcer), luka bakar (Curling’s ulcer), penyakit intrakranial (Rokitansky-Cushing’s ulcer), minum aspirin atau kortikosteroid, dan penyakit hati kronis[1].

Rujukan

  1. ^ a b c d e f Noval Aziz (2002). "Peran Antagonis Reseptor H-2 Dalam Pengobatan Ulkus Peptikum" (PDF). Sari Pediatri, Vol. 3, No. 4: 222-226. Diakses tanggal June 2 2014. 
  2. ^ a b c d e Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK UNSRI (2009). Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.