Lompat ke isi

Pringtulis, Nalumsari, Jepara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pringtulis
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenJepara
KecamatanNalumsari
Kode pos
59466
Kode Kemendagri33.20.12.2003
Luas-
Jumlah penduduk-
Kepadatan-

Pringtulis adalah desa di kecamatan Nalumsari, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia.

Etimologi

Asal usul nama Pring tulis adalah Pengikut Pangeran Haryo Penangsang. Dengan dibantu oleh istrinya Sultan Hadirin terus berlari menuju Jepara. Peristiwa inilah yang konon kemudian menjadi nama-nama desa disepanjang rute yang dilalui oleh Sultan Hadirin, yaitu mulai dari Desa Damaran Kudus. Konon saat terluka itu penduduk sekitar sedang menghidupkan damar/lampu teplok karena waktu sudah sore sehingga daerah tersebut dinamakan Damaran. Kemudian Desa Prambatan Kudus disebelah baratnya, konon karena saking parahnya luka yang diderita oleh Sultan Hadirin sampai-sampai harus merambat/merangkak untuk berjalan, sehingga daerah tersebut dinamakan Prambatan. Kemudian disebelah barat Desa Prambatan ada desa bernama Kaliwungu Kudus, konon ditempat itu Sultan Hadirin membasuh luka disebuah sungai/kali dan air sungai berubah menjadi wungu/ungu sehingga daerah tersebut dinamakan Kaliwungu. Disebelah barat desa Kaliwungu terdapat desa bernama Desa Pringtulis Jepara, konon didaerah tersebut Sultan Hadirin menulis tentang apa yang dialaminya itu pada sebatang bambu/pring sehingga daerah tersebut[1] dinamakan Pringtulis. Disebelah barat Desa Pringtulis terdapat Desa Mayong Jepara, konon pada waktu sampai didaerah ini Sultan Hadirin tidak kuat menahan tubuhnya sehingga jalannya sempoyongan/moyang-moyong sehingga daerah ini dinamakan Mayong. Disebalah barat Desa Mayong terdapat Desa Purwogondo, konon didaerah tersebut Sultan Hadirin menghembuskan nafas terakhir, dari jasadnya mengeluarkan bau/gondo wangi sehingga daerah tersebut kemudian dinamakan Purwogondo. Disebelah utara Desa Purwogondo terdapat Desa Krasak, konon saat jasad Sultan Hadirin hendak dibawa ke Mantingan/pesanggrahan Sultan Hadirin, jasad Sultan Hadirin terjatuh disebuah sungai dan menyangkut disebuah jembatan bambu yang menimbulkan bunyi krasak-krasak sehingga daerah tersebut dinamakn desa krasak. Kemudian jasad Sultan Hadirin di kebumikan di Desa Mantingan Jepara.


  1. ^ http://ariyasinawa.blogspot.com/2013/11/mbok-mban-tokoh-babat-alas-desa-kuanyar.html