Lompat ke isi

Negara Islam Irak dan Syam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Negara Islam Irak dan Syam

الدولة الاسلامية في العراق والشام
Bendera Negara Islam Irak dan Syam
Bendera
Peta Wilayah Negara Islam Irak dan Syam
Peta Wilayah Negara Islam Irak dan Syam
StatusUnrecognized state
Ibu kotaRaqqah (bahasa Arab: الرقة)
Bahasa resmiArabic
PemerintahanKekhilafahan Islam
• Emir
Abu Bakr al-Baghdadi
Separation from Iraq and Syria
• Diproklamasikan
April 9, 2013[1]
• Recognition
None
Zona waktu
(UTC+3)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Negara Islam (di) Irak dan Syam (Bahasa Arab: الدولة الاسلامية في العراق والشام / al-Dawlah al-Islāmīyah fī al-ʻIrāq wa-al-Shām, Bahasa Inggris: Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL) atau Islamic State in Iraq and Syria atau Islamic State in Iraq and al-Shām (ISIS)) adalah sebuah negara dan kelompok militan jihad yang tidak diakui di Irak dan Suriah. Ada beberapa nama untuk menyebut kelompok militan di Irak dan Suriah ini. Tidak ada konsensus tentang bagaimana harus menyebut kelompok militan tersebut. Pemerintah Amerika Serikat sebagai "Negara Islam di Irak dan Levan" atau ISIL yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and the Levant. Beberapa media menyebutnya "Negara Islam di Irak dan Suriah" atau ISIS yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and Syria.[2] Kelompok ini dalam bentuk aslinya terdiri dari dan didukung oleh berbagai kelompok pemberontak Sunni, termasuk organisasi-organisasi pendahulunya seperti Dewan Syura Mujahidin[3] dan Al-Qaeda di Irak (AQI)[4], termasuk kelompok pemberontak Jaysh al-Fatiheen, Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah dan Jeish al-Taiifa al-Mansoura, dan sejumlah suku Irak yang mengaku Sunni.


Sejarah Negara Islam Iraq dan Syam

ISIS sebelumnya adalah bagian dari Al-Qaidah.[5] Dibawah kepemimpinan Abu Bakar al-Baghdadi ISIS sempat menyatakan diri bergabung dengan Front Al Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaidah di Suriah. Namun karena metode ISIS/ISIL dianggap bertentangan dengan Al-Qaidah lantaran telah berbelok dari misi perjuangan nasional dengan menciptakan perang sektarian di Irak dan Suriah, ISIS dianggap tidak lagi sejalan dengan Al-Qaidah.[6] Sebagai balasannya, Front Al-Nusra lalu melancarkan serangan perlawanan terhadap ISIS/ISIL guna merebut kembali kontrol atas Abu Kamal, wilayah timur Suriah yang berbatasan dengan Irak.[7] Namun karena kebrutalan dan ambisi dari ISIS yang tidak segan melakukan penyiksaan bahkan pembunuhan terhadap para penentangnya, ISIS bisa menguasai sebagian besar wilayah Irak. Bahkan dibawah kepemimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi ISIS mendeklarasikan Negara Islam di sepanjang Irak dan Suriah dan juga menyatakan Al-Baghdadi akan menjadi pemimpin bagi umat muslim di seluruh dunia.[8]

Pada 15 Mei 2010 Diangkatlah pemimpin baru yaitu Abu Bakar Al-Baghdady untuk menggantikan Abu Umar Al Baghdady yang telah meninggal. Seiring dengan Revolusi di Jazirah Arab yang dikenal dengan Musim Semi Arab dalam menumbangkan para diktator seperti yang terjadi di Tunisia, Libya dan Mesir, maka terjadi pula revolusi di Suriah, hanya saja demonstrasi rakyat di Suriah disambut dengan kekerasan dari Tentara Presiden Bashar Assad. Akibatnya Rakyat Suriah melakukan perlawaan dalam kelompok-kelompok bersenjata. Kelompok-kelompok ini dibantu oleh para pejuang dari luar negeri termasuk dari Negara Islam Irak. Dan ketika kelompok-kelompok pejuang rakyat Suriah ini akhirnya mampu membebaskan beberapa kota termasuk wilayah perbatasan dengan Irak maka menyatulah beberapa kota di Irak dan di Suriah dalam kontrol Negara Islam Irak.

Kenyataan ini akhirnya membuat Negara Islam Irak mendeklarasikan Negara Islam Irak dan Syam pada 9 April 2013 dengan Pemimpinnya yaitu Abu Bakar Al-Bagdhdady juga. Pada Maret 2014 wilayah yang telah dikontrol oleh Negara Islam Irak dan Syam meliputi sekitar 400.000 km2 yang berarti lebih luas dari beberapa negara Arab seperti Qatar, Emirat Arab, Bahrain, Yaman, Lebanon dan lain-lain. Pada kota-kota yang berhasil dikuasai Negara Islam Irak dan Syam menyediakan fasilitas umum meliputi penyediaan listrik, transportasi, sekolah dengan buku-bukunya, kegiatan ekonomi seperti pasar, toko, pabrik roti, layanan internet, media (koran) , pengadilan dan pengamanan dari kriminalitas.[butuh rujukan]

Tidak seperti di wilayah Irak, maka di wilayah Syuriah ISIS terlibat konflik dengan kelompok pejuang Syuriah lain seperti Jabhat An Nusrah, Jabhah Islamiyah, Ahrar AS Syam dan lain-lain. Untuk meredakan konflik antar kelompok pejuang Suriah ini kemudian para ulama yang dianggap netral menggelar inisiatif untuk membentuk mahkamah syariah. Tetapi inisiatif ini tidak berjalan karena ISIS menolak pembentukan mahkamah syariah. Akibat dari penolakan ini dan karena statemen-statemen ISIS yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok lain sebagai kafir (takfiri), maka kelompok lainnya menganggap ISIS sebagai khawarij. Sehingga para ulama membagi konflik di Suriah ini menjadi 3 pertentangan aliran yaitu Syiah (dari pemerintah pimpinan Presiden Bashar Assad) kemudian kelompok Khawarij (ISIS) dan kelompok Ahlussunnah waljamaah (dari kelompok pejuang Syuriah lainnya seperti Jabhat An Nusra, Ahrar As Syam, Jabhah Islamiyah dan lain-lain)


Pusat Manajemen Pelayanan Publik

Negara Islam Irak dan Syam mendirikan satu lembaga pusat khusus yang membawahi berbagai aktivitas Negara terkait pelayanan publik. Departemen itu bernama “Al Idaaroh Al Islaamiyyah lil Khidmati al ‘Aammah” atau ↵yang berarti “Administrasi Islami Untuk Pelayanan Publik”, dengan dikepalai oleh seorang Direktur bernama Abu Jihad asy Syami. Kantor Al Idaaroh Al Islamiyyah menyediakan semua layanan kebutuhan dasar bagi warga dan kebutuhan umum lain seperti air, listrik , tepung (sembako), perawatan fasilitas umum, kebersihan lingkungan jalur komunikasi, sampai transportasi umum.Dalam penyediaan listrik dan saluran komunikasi, Al Idarooh Al Islamiyyah merilis daftar tarif ↵listrik hingga batas maksimal serta tarif internet dengan harga murah.Al Idarooh Al Islamiyyah sudah bekerja di hampir seluruh penjuru negeri, terutama Suriah Utara yang menjadi basis terkuat Negara Islam Irak dan Syam.

Wilayah Administrasi

Negara Islam Irak dan Syam merilis peta wilayah administrasi pada awal tahun 2014, peta tersebut merinci 16 wilayah administrasi Negara Islam Irak dan Syam, yakni sebagai berikut:

Di Irak:

  • Wilayah Selatan
  • Wilayah Diyala
  • Wilayah Baghdad
  • Wilayah Kirkuk
  • Wilayah Salahuddin
  • Wilayah Anbar
  • Wilayah Ninewa

Di Syam :

  • Wilayah Al Barakah (Hasaka)
  • Wilayah Al Kheir (Deir al Zour)
  • Wilayah Al Raqqah
  • Wilayah Al Badiya
  • Wilayah Halab (Aleppo)
  • Wilayah Idlib
  • Wilayah Hama
  • Wilayah Damaskus
  • Wilayah Pesisir (Al Sahel)


Lihat juga

Rujukan

  1. ^ "Iraqi City in Hands of Al-Qaida-Linked Militants". Voice of America. 4 January 2014. Diakses tanggal 16 January 2014. 
  2. ^ New York Times misalnya menyebut kelompok militan ini dengan Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and Syria. Kompas.com diakses 16 Juli 2014
  3. ^ http://www.trackingterrorism.org/group/mujahideen-shura-council-islamic-state-iraq
  4. ^ http://www.cfr.org/iraq/islamic-state-iraq-greater-syria/p14811
  5. ^ Bahkan dibawah kepemimpinan Abu Bakar al-Baghdadi ISIS menyatakan diri bergabung dengan Front Al Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaeda di Suriah. Tempo.co diakses tanggal 16 Juli 2014
  6. ^ Ketegangan ISIS dengan Al-Qaidah semakin memanas setelah niat Abu Bakar Al-Baghdadi untuk menyatukan Al-Nusra dengan ISIL ditolak. Pemimpin Al-Nusra, Zawahiri kemudian mendesak ISIL untuk meninggalkan Suriah. Namun Baghdadi dan pasukannya secara terbuka menentang mereka. Tempo.co diakses tanggal 16 juli 2014
  7. ^ Misi Berbelok, ISIS Tak Akur dengan Al-Qaidah. Tempo.co diakses tanggal 16 Juli 2014
  8. ^ Baghdadi, Tokoh Sentral di Balik Militan ISIS. Tempo.co diakses tanggal 16 Juli 2014

Referensi