Lompat ke isi

Chairuman Harahap

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 5 Agustus 2014 04.54 oleh Plaintalking9 (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ' Dr. H. Chairuman Harahap, SH,. MH; Panggilan akrabnya adalah Bang Ruman dilahirkan di Gunung Tua yang merupakan salah satu ibukota kecamatan di Kabupaten Tapanuli Sel...')

Dr. H. Chairuman Harahap, SH,. MH; Panggilan akrabnya adalah Bang Ruman dilahirkan di Gunung Tua yang merupakan salah satu ibukota kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan pada tanggal 10 Oktober 1947. Namun pasca pemekaran daerah Tapanuli Selatan, Gunungtua telah menjadi ibu kota Kabupaten Padang Lawas Utara.

Chairuman dilahirkan dari keluarga terpandang dari pasangan H. Sutan Mangarahon Harahap (Alm) dengan Hj. Aisyah Lubis (Almh). Selama hidupnya H. Sutan Mangarahon Harahap (Alm) adalah salah seorang Veteran pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Beliau juga adalah seorang pengusaha yang sukses dalam sejumlah bidang bisnisnya.

Dalam bidang politik, Sutan Mangarahaon Harahap (Ayahanda Chairuman) cukup dikenal karena beliau sempat menjadi Anggota DPRD Kabupaten Tapanuli Selatan dari Partai Golongan Karya. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai salah seorang tokoh adat dan tokoh masyarakat Tapanuli Selatan yang mendedikasikan sebagian besar umurnya untuk berpartisipasi membangun adat dan budaya masyarakat Tapanuli Selatan.

Ketokohan ayahnya di bidang adat dan budaya telah diwarisi oleh Chairuman yang tampak pada tingginya kepedulian Chairuman terhadap adat dan budaya terutama adat Tapanuli Selatan.

Hal itu juga tampak pada gelar adat yang diberkan kepadanya yaitu ”Patuan Nagasati” merupakan gelar adat tertinggi di kalangan masyarakat Padanglawas atau Tapanuli Bagian Selatan.

Chairuman menikahi seorang wanita dari keluarga terpandang bernama Hj. Ratna Sari Lubis yang marganya sama dengan marga sang bunda dan masih merupakan keluarga sang bunda. Dalam tradisi Batak, pernikahan ini disebut ”manyunduti” merupakan tradisi raja-raja adat Angkola untuk mengabadikan silaturahim di antara keluarga dekat secara turuntemurun.

Pernikahannya dengan Hj. Ratna Sari Lubis telah dikaruniai empat (4) orang anak yang menjadi pelanjut estapet dan pewaris tradisi yaitu: (1) Wannahari Harahap, B. Comm, MA; (2) Maulida Sari Harahap, B. Hos; (3) Diatce Gunung Tua Harahap, B.Comm, MA; (4) Muhammad Rizky Harahap (Penyelesaian Strata Satu Ilmu Hukum).


Chairuman Harahap politisi Golkar yang pernah menjabat sebagai Ketua Komisi II DPR RI. Ia menjadi anggota legislatif mewakili Fraksi Golkar pada pemilu legislatif 2009 yang lalu lewat dapil Sumut I dengan perolehan 70.414 suara. Ketika duduk di Komisi II, ia pernah ditunjuk menjadi Ketua Panitia Kerja (Panja) Mafia Pemilu DPR RI yang membuatnya berhadapan dengan mantan anggota KPU, Andi Nurpati.

Chairuman lahir di Gunungtua, Kabupaten Tapanuli Selatan (saat ini: Kab.Padang Lawas Utara) pada 10 Oktober 1947. Ia menghabiskan masa kecil hingga remajanya di kota Medan. Baru ketika melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, ia hijrah ke Bandung dan masuk Fakultas Hukum Universitas Padjajaran. Lulus dari sana, ia langsung mengambil program Pascasarjana di universitas yang sama di Jurusan Pidana.

Sebelum menjadi anggota dewan, Chairuman pernah menjalani beberapa profesi yang berkaitan dengan hukum, seperti Kepala Kejaksaan Negeri Bengkalis Riau yang ia jabat pada 1991, Asisten Tindak Pidana Khusus Kejati Maluku pada tahun 1993, Kepala Pusat Operasi Intelejen (Kapusopsin) Kejagung tahun 1999, hingga Staf Ahli Jaksa Agung pada tahun 2000.

Saat menjabat sebagai Ketua Komisi II, Chairuman ditunjuk sebagai Ketua Panja Mafia Pemilu pada Juli 2011. Ia dikenal sebagai sosok yang keras dan sangat tegas sehingga sempat terlibat perdebatan sengit dengan mantan anggota KPU, Andi Nurpati yang saat itu diperiksa sebagai saksi kasus mafia pemilu. Bahkan, pemeriksaan yang berjalan alot dan sangat lama tersebut berujung pada ancaman Andi yang hendak melaporkan Chairuman ke Mabes Polri dan Badan Kehormatan.

Januari 2012 yang lalu, Chairuman ditarik dari jabatannya sebagai Ketua Komisi II DPR dan digantikan oleh Agun Gunanjar Sudarsa. Menurutnya, penarikannya dari Komisi II DPR RI merupakan rotasi rutin yang biasa terjadi dan sangat lumrah. Hal ini terjadi karena ia dipromosikan menjadi deputi untuk industri pembangunan di partai yang mengusungnya, Golkar. Hingga kini, Chairuman masih menjadi anggota Komisi II sambil menunggu pemindahannya ke komisi lain yang sesuai dengan bidang yang ia geluti di dalam partai.

Tahun 2013, Chairuman Harahap dicalonkan oleh partai Golkar dan partai Persatuan Pembangunan (PPP) bersama Fadly Nurzal untuk menjadi calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara periode 2013-2018.


Jenjang Karier

1. Kepala Kejaksaan Negeri Bengkalis Riau (1991) 2. Asisten Tindak Pidana Khusus Kejati Maluku (1993) 3. Kepala Kejaksaan Negeri Bekasi Jawa Barat (1994) 4. Asisten Tindak Pidana Umum Kejati Sumatera Selatan (1995) 5. Wakajati Sulawesi Utara (1996) 6. Inspektur Padang Bidang Pengawasan Kejagung (1998) 7. Kepala Pusat Operasi Intelejen (Kapusopsin) Kejagung (1999) 8. Direktur Tindak Pidana Ekonomi Pidsus Kejagung (2000) 9. Direktur Upaya Hukum dan Eksekusi Tindak Pidsus (2000) 10. Staf Ahli Jaksa Agung (2000) 11. Anggota Steering Committee RUU Pembentukan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 12. Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara 13. Sekretaris Jaksa Agung Muda Pidana Umum 14. Deputi Menko Polhukkam Bidang Hukum dan HAM 15. Koordinator Hukum dan HAM tim Kampanye Jusuf Kalla - Wiranto Calon Presiden dan Wakil Presiden RI (2009) 16. Anggota DPR-RI (2009-2014) 17. Ketua Komisi II (2010-2012) 18. Wakil ketua Fraksi Partai Golkar bidang infrastruktur dan pembangunan 19. Anggota komisi VI DPR-RI

Pendidikan formal

1. Sekolah Rakyat (SR) Negeri 2 Gunungtua (1960) 2. SMP Negeri Pargarutan Padangsidempuan (1963) 3. SMA Negeri III Medan (1966) 4. Ilmu Hukum Universitas Padjadjaran Bandung (1974) 5. Magister Hukum Universitas Padjadjaran (2005)


Pendidikan dan Latihan (Diklat)

1. Diklat Pembentukan Jaksa (1978) 2. Penataran Intelejen (1980) 3. Sus Perwira Intelejen Seintelstrat Bais ABRI Bogor (1980) 4. Suspa Intelstrat Seintelstrat Bais ABRI Bogor (1984) 5. Pendidikan Jaksa Spesialis (1989) 6. Sespanas Promosi IV E (1995) 7. Analis Kebijakan (1996) 8. KSA VIII Lemhannas (2000)