Lompat ke isi

Penebangan liar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 10 Juni 2007 05.19 oleh Rintojiang (bicara | kontrib) (rapikan)


Pembalakan liar atau penebangan liar (bahasa Inggris: illegal logging) adalah kegiatan penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas setempat. Walaupun angka pasti sulit didapatkan dikarenakan aktivitasnya sendiri yang tidak sah, beberapa sumber terpecaya mengindikasikan bahwa lebih dari setengah semua kegiatan penebangan liar di dunia terjadi di wilayah-wilayah sebagai berikut: daerah aliran sungai Amazon, Afrika Tengah, Asia Tenggara, Rusia dan beberapa negara-negara Balkan.

Fakta penebangan liar

  • Sebuah studi kerjasama antara Britania Raya dengan Indonesia pada 1998 mengindikasikan sekitar 40% dari seluruh kegiatan penebangan adalah liar, dengan nilai mencapai 365 juta dolar AS[1] Studi yang lebih baru membandingkan penebangan sah dengan konsumsi domestik ditambah dengan expor mengindikasikan 88% dari seluruh kegiatan penebangan adalah merupakan penebangan liar.[2] Malaysia merupakan negara tempat transit dari produk kayu ilegal dari Indonesia.[3]
  • Di Brasil, 80% dari penebangan di Amazon melanggar ketentuan pemerintah.[4] Korupsi kemudian menjadi pusat dari seluruh kegiatan penebangan ilegal tersebut. Produk kayu di Brasil sering diistilahkan dengan "emas hijau" dikarenakan harganya yang malah (Kayu mahogani berharga 1.600 dolar AS per meter kubiknya). Mahogani ilegal membuka jalan bagi penebangan liar untuk spesies yang lain dan untuk eksploitasi yang lebih luas di Amazon.
  1. ^ Indonesia-UK Tropical Forestry Management Programme (1999) Illegal Logging in Indonesia. ITFMP Report No. EC/99/03
  2. ^ Greenpeace (2003) Partners in Crime: A Greenpeace investigation of the links between the UK and Indonesia’s timber barons. See http://www.saveordelete.com
  3. ^ Environmental Investigation Agency and Telepak (2004) Profiting from Plunder: How Malaysia Smuggles Endangered Wood.
  4. ^ WWF International (2002) The Timber Footprint of the G8 and China