Lompat ke isi

Sejarah Cipta Pulau Jawa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 Agustus 2014 09.51 oleh Yukni (bicara | kontrib)

Sejarah Jawa (The History of Java)[1][2]adalah buku yang dikarang oleh Sir Thomas Stamford Raffles yang diterbitkan pada tahun 1817

Sebutan & Tokoh

Pada zaman dahulu Pulau Jawa memiliki 1 sebutan dan 3 tokoh sejarah yaitu:

Esuk Diisi, Sore Mati

Berkas:The history of Java.JPG
The History of Java

Esuk Diisi, Sore Mati (Pagi Diisi Sore Mati) adalah simbol untuk Pulau Jawa dahulu kala. Jauh sebelum ajaran Hindu masuk ke Pulau Jawa, Pulau Jawa banyak berisi Makhluk Gaib, dan yang paling berkuasa adalah Makhluk Gaib, yaitu Semar, Togog, Bagong, Petruk,dan Gareng. Karena kesaktian dan keserakahan kelima Makhluk Gaib inilah Pulau Jawa dapat sebutan Esuk Diisi Sore Mati, yang maksudnya Pulau Jawa

tidak bisa dihuni oleh Manusia, jika dihuni akan terjadi pertumpahan darah diantaranya baik karena perang atau pun bencana alam. Kelima makhluk ini berhuni mulai dari ujung barat sampai ujung timur Pulau Jawa, yang salah satunya adalah tempatnya Semar, yaitu di Pulau Ismoyo, Pantai Balekambang, Malang.

Aji Saka

Aji Saka adalah penemu Huruf Jawa (Hanacaraka) seperti kata Sugeng Rawuh Diatas (Selamat Datang Diatas). Aji Saka menumbali Tanah Jawa agar bisa dihuni Manusia. Singkat cerita Aji Saka datang ke Pulau Jawa dan sudah menciptakan Huruf Jawa. Dalam pengembaraannya dia sadar bahwa Tanah Jawa tidak stabil, sering sekali darah Manusia bercucuran dan akhirnya beliau tau kalau penyebabnya adalah kelima Makhluk Gaib diatas. Akhirnya Tanah Jawa ditumbali (diberi Rajah dan Doa) untuk bisa dihuni.

Syekh Subakir

Jawa (Tengah)
Berkas:Sunan Kalijaga.jpg
Sunan Kalijaga

Sebuah Rajah juga memiliki Tanggal Kadaluarsa. Dalam perkembangannya, seiring dengan waktu dan semakin ramai Pulau Jawa, Rajah Aji Saka tidak bisa bertahan lama dan menjadi Kadaluarsa. Kembalilah keadaan dimana Jin berkuasa, hujan darah dimana-mana, bencana Merajalela. Lalu pada suatu ketika datanglah Waliyullah pertama di Jawa, yaitu Syekh Subakir. Mengetahui kondisi Pulau Jawa yang sulit dihuni Manusia, beliau menumbali Tanah Jawa dengan Rajah Kolocokro di Gunung Tidar (sekarang Rajah ini juga banyak digunakan). Dan menjadi damai lagilah Pulau Jawa kita tercinta ini. Namun seperti Rajah Aji Saka, Rajah Syekh Subakir juga memiliki Tanggal Kadaluarsa, pertanyaannya kapankah itu terjadi? semoga Allah senantiasa melindungi kita semua.

Sunan Kalijaga

Jauh setelah Syekh Subakir meninggalkan Pulau Jawa dan kembali ke Turki, terdapat Waliyullah penerusnya, salah satunya adalah Sunan Kalijaga. Dalam cerita ini Sunan Kalijaga memiliki peran dalam merubah persepsi Rakyat Tanah Jawa tentang Semar, Togog, dan yang lain. Beliau merubah persepsi yang buruk tentang Makhluk Gaib tersebut menjadi persepsi yang bagus melalui Kisah Pewayangan. (Kisah asli pewayangan dari India tidak ada namanya Semar beserta kawannya, itu hanyalah tambahan yang ditambahkan di Pulau Jawa) Merubah persepsi dari jelek ke baik ini penting, karena setiap angan, setiap perkataan adalah doa. Jadi secara tidak langsung, Sunan Kalijaga mengajak semua penikmat wayang untuk berdoa agar Tanah Jawa terhindar dari kebengisan Makhluk.

Pertunjukan Sejarah

Cerita Sejarah sering di pertunjukan, Misalnya:

1. Kethoprak

2. Wayang

3. Barong

dan pertunjukan Lainnya