Lompat ke isi

Pengguna:Ir Soeparno

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ir. Soeparno (Erna Suparno), SPX dot COM Depok Indonesia [www.spx-digital.blogspot.com SPX GROUP] Adalah seorang biasa yang mulai mencintai dunia kreatifitas sejak Sekolah Dasar Bercita - cita menjadi tokoh muda yang dapat menginspirasi semua orang lewat karya - karyanya...


Nama saya Erna Suparno, saya dilahirkan di Jakarta tepatnya didaerah ciledug yang sekarang sudah masuk wilayah tanggerang banten tepat tanggal 7 nopember 1988 kala itu saya terlahir sebagai bayi laki – laki pertama dari pasangan Ngadiyono dan Surti… Saya memiliki 5 orang adik (mereka bernama : Siviarni Dwi Hastuti, Triatmono, Suryatiningsih, Wiwin Fera Setiawati, & Sasya Veronica) banyak yang bertanya kenapa saya diberi nama erna yang notabene nama seorang wanita, alkisah nama asli saya seharusnya ERNAS, bibi saya yang memberi nama itu, sekarang beliau tinggal dan menetap di kalimantan hingga sampai detik ini seumur hidup saya belum sempat berjumpa dengan beliau, namun ketika itu nama tersebut ditulis dokter dan tertera pada akte kelahiran saya didapati huruf S yang terpisah, sehingga nama saya terpenggal menjadi ERNA S Alhasil apa boleh buat ayah saya menambahkan kepanjangan dari huruf S yaitu suparno jadilah nama saya erna suparno


Kehidupan yang saya lalui berat sekali, bahkan sejak saya dalam kandungan ibu. Ibu saya pernah bercerita ketika mengandung saya, beliau dalam keaadaan yang jauh dibawah titik nadir, bekerja sebagai pembantu rumah tangga, ayah saya yang saat itu hanya pegawai negeri sipil golongan rendah dengan gaji pas – pasan hanya pulang kerumah 2 minggu sekali bahkan kadang – kadang 1 bulan sekali, ibu saya yang sangat berperan penting saat itu, teringat ketika beliau akan melahirkan saya ayah saya tidak ditempat… Beruntung ada seorang tetangga yang baik hati dan mau mengantarkan ibu saya kerumah sakit saat itu…


Saya pun terlahir dan tumbuh walau sering sakit – sakitan, hingga akhirnya ketika usia saya genap 4 tahun ayah saya memutuskan untuk tinggal disebuah tempat tinggal yang dekat dengan kantor dia bekerja, dari ciledug kami pun pindah menuju cililitan kramat jati disebuah rumah kontrakan kecil pada saat itu, ketika itu ibu saya mulai berdagang nasi uduk guna membantu perekonomian keluarga, Alhamdulillah dagangan ibu saya ramai sekali, hingga akhirnya adik pertama saya terlahir dan beliau kerepotan dalam mengurus saya. Akhirnya saya disekolahkan TK pada umur 4 tahun. Hari pertama saya sekolah hanya diantar 1 kali oleh ibu saya, seterusnya saya berangkat dan pulang sendiri. Kadang saya merasa iri terhadap teman – teman saya yang selalu ditunggui oleh orangtua mereka ketika sekolah. Pernah suatu ketika saya pulang sekolah mendapati kedua orangtua saya tidak ada dirumah, rumah itupun sepi tidak ada satu barangpun… ternyata mereka pindah rumah tanpa memberitahu saya, saya pun menangis saat itu, sedih takut tidak bisa lagi ketemu dengan orang tua saya. Beruntung ada seorang tetangga memberitahukan hal ini kepada saya, dan saya diantarkan menuju rumah baru saya yang tidak jauh dari rumah saya sebelumnya. Sayapun senang dan tidak sedih lagi. Kehidupan terus berjalan hingga akhirnya pada usia 5 tahun saya dinyatakan lulus TK oleh guru saya, orangtua saya heran dan kaget, karena pada saat itu usia 5 tahun belum boleh masuk SD, akhirnya pihak TK memberikan surat rekomendasi atas saya untuk masuk SD pada usia 5 tahun... dan akhirnya sayapun bisa masuk SD.


SD saya jauh dari rumah, 3 km saat itu saya jalan kaki menuju sekolah setiap hari, uang jajan sayapun hanya 200 rupiah saat itu jauh sekali dengan teman – teman saya yang minimal mereka jajan 500 rupiah. Saya kenal banyak teman – teman disana, pernah suatu ketika saya berkenalan dengan seorang supir angkot, dan saya diajak menjadi kernet saat itu. Senang bukan main, saya bisa dapat uang jajan tambahan. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, saya ketahuan orangtua dan dimarahi mereka, mereka takut terjadi apa – apa dengan saya, karena saya masih kecil hingga akhirnya saya berhenti menjadi kernet angkutan umum.


1994 saya pindah rumah ke cisalak / cimanggis, Alhamdulillah orangtua saya memiliki rejeki lebih untuk membeli sebidang tanah dan membangun rumah disana. Kamipun tinggal disebuah bedeng (semacam gubuk kecil) karena sewaktu itu rumah saya belum 100% jadi, masih dalam tahap pembangunan. Dalam membangun rumahpun kami hanya mampu bergotong royong bersama keluarga kami yang lain yang kebetulan sengaja datang dari jawa kesini untuk membantu proses pembangunan rumah kami. Bayangkan saja 9 orang dalam 1 gubuk kecil tidur berhimpitan... 2 bulan berselang hingga akhirnya sebuah kamar jadi dan bisa dipakai untuk tidur. Bersyukur kami saat itu dalam sebuah keterbatasan masih mampu melewatinya… akhirnya sayapun pindah sekolah, saat itu kelas 2 SD, masih ingat saya sebagai anak baru yang masih belum kenal siapa – siapa, seperti biasa, ibu saya hanya mengantarkan saya sekolah 1 kali setelahnya saya dilepas sendiri... hingga akhirnya saya mampu beradaptasi, sampai akhirnya kelas 5 SD. Saya memiliki adik kedua seorang laki – laki. Tak beberapa lama setelah saya memasuki kelas 6 SD, ibu saya mulai berdagang sayuran keliling kampung. Hingga setiap pagi sebelum saya berangkat sekolah saya mesti menyiapkan teh / susu serta sarapan untuk adik – adik saya terlebih dahulu, karena pada saat itu ayah saya hanya pulang ke rumah 2 hari sekali, ibu saya jam 5 subuh sudah berangkat kepasar dan keliling… 1 tahun saya menjalani itu hingga akhirnya saya masuk sebuah SMP negeri dekat dengan rumah dan mendapatkan sepeda baru untuk sekolah… akhirnya ibu saya memutuskan untuk berdagan di rumah dan tidak keliling lagi… 3 tahun saya sekolah di SMP sebagai orang biasa saja yang hanya jajan pas – pasan, beruntung saya memiliki teman – teman yang lebih daripada saya, kadang di sekolah saya di jajani mereka, walaupun harus menjadi penolong mereka yang malas jalan dan antri ke kantin sekolah. Di SMP saya mulai kenal dengan mata pelajaran komputer, saya belajar mulai dati Lotus 123, Wysywig, hingga akhirnya saya mengenal Windows. Sejak saat itu saya mulai menyukai pelajaran komputer. Dari SMP inilah hobby computer saya mulai timbul… hingga akhirnya saya lulus SMP dengan nilai tidak begitu buruk dan tidak begitu bagus alias pas - pasan…

Pendaftaran SMA pun dimulai, pada saat itu saya sangat berharap bisa masuk seuah SMA negeri favorit di dekat rumah saya, dengan bermodalkan nilai pas – pasan saya memberanikan diri mendaftar disekolah tersebut… saat itu system penerimaan murid baru berupa kumulasi dari index nilai, dari hari senin – sampai kamis saya terus memantau ke sekolah, nama saya masih ada dalam daftar kelas hingga akhirnya jum’at sore saya ingat sekali jam 3 sore waktu itu nama saya masih ada di 7 urutan dari bawah, saya pulang sebentar untuk mengembala kambing yang saat itu milik tetangga saya… orang tua saya yang bertanggung jawab atas kambing tersebut dengan asumsi 50% bagi hasil dari penjualan kambing diberikan kepada kami kelak… saya masih ingat sekali hari jum’at jam 5 sore saya balik kesekolah guna melihat final dari hasil pengumuman tersebut, alhasil saya hanya mendapati kekecewaan karena nama saya dan 2 orang diatas saya hilang tersingkir dari daftar calon siswa SMA negeri tersebut… kaget bukan main ketika saya mencari informasi, dan saya perhatikan kembali nama – nama dan jumlah siswa yang diterima hanya 4 kelas, sebenarnya saya tahu kuota SMA tersebut ada 6 kelas, ternyata kekejaman dunia saya rasakan saat itu, 2 kelas dijual oleh pihak sekolah dengan dalih kelas akselerasi, 1 bangku untuk 1 siswa dihargai 3 juta rupiah… tersayat sekali hati saya saat itu, sebab ternyata banyak teman – teman saya yang notabene nilainya lebih rendah sari saya bisa masuk sekolah tersebut dengan membeli bangku seharga 3 juta rupiah… sedihpun menyelimuti saya, dalam kebimbangan mencari alternative pilihan sekolah negeri yang lain sudah tidak mungkin, ijasah SMP asli saya ditahan saat pendaftaran di SMA tersebut… senin pagi saya ke sekolah tersebut dan mengambil ijasah asli saya disana, dengan rasa kecewa saya pulang kerumah dan meminta ayah saya menemani saya mencari sekolah… hingga sampailah di bogor saya mencari sekolah negeri, namun semua sekolah negeri sudah menutup semua pendaftarannya… akhirnya setelah keliling bogor tidak dapat, saya keliling Jakarta, hal yang sama saya dapati, hingga pada akhirnya saya hanya mendapati sekolah swasta di daerah cibubur namun bukan SMA melainkan SMK, maka saya ambillah jurusan otomotif…


Awal sekolah saya canggung sekali karena ini merupakan sekolah saya yang paling jauh dari sebelum – sebelumnya… beruntung saya bertemu teman SD saya kala itu… dia 1 sekolah dengan saya, saya juga sempat memiliki sahabat karib dari sebuah yayasan yatim piatu yang menyekolahkan anak asuhnya disekolah saya tersebut… hari demi hari saya lalui, sekolah jauh namun uang jajan masih terbatas, saya hanya diberi uang 2000 rupiah setiap hari, saya berasumsi, jika saya berangkat lewat jalan raya bogor, maka saya akan naik angkot 3 x 500, ongkos yang mesti saya keluarkan adalah 3000 rupiah perhari pulang pergi… namun mungkin Alloh memberi jalan lain, Alhamdulillah sekolah saya bisa lewat jalur belakang rumah saya, dengan syarat saya mesti menempuh perjalanan menuju pangkalan angkot sepanjang 2 KM dengan berjalan kaki setiap hari, bayangkan pulang pergi saya berjalan kaki setiap hari 4 KM, demi menghemat uang hingga 2000 rupiah, karena pada saat itu ongkos dari pangkalan angkot hingga sekolah saya adalah 500 rupiah pulang pergi saya hanya memerlukan 1000 rupiah, hal yang sangat lumayan bagi saya, karena uang jajan saya sangat begitu berarti saat itu… kelas 2 smk saya berkeinginan memiliki sebuah computer walaupun saat itu Pentium 2 masih sangat mahal bagi saya, harga secondnya sekitar 500ribu rupiah… mulai saat itu saya berusaha menabung dari uang jajan saya, hingga akhirnya hal yang tidak terduga berhasil saya raih… saya dan teman – teman ditawari PKL (praktek kerja lapangan) disebuah perusahaan kecil dengan gaji 20000 perhari… kamipun dengan senang hati langsung mengajukan surat keterangan pengantar PKL kepada pihak sekolah, Alhamdulillah di acc… akhirnya kami PKL, namun yang terjadi tidak seperti yang kami bayangkan, kami membayangkan PKL adalah sebuah sarana pembelajaran ketika nanti terjun disunia industry, namun ternyata adalah bekerja dengan sesungguhnya, hari demi hari kami lalui dengan melakukan sebuah produksi layaknya bekerja sebagai buruh pabrik, kerja shift, 8 jam setiap hari dengan upah rendah 20000/hari… itulah kehidupan, yang saya mesti jalani… kontrak kerja 3 bulan saya lalui sendiri, karena kebanyakan dari teman – teman saya hanya bertahan 1 bulan disana, mungkin tidak kuat, capek, atau alasan lain…


Alhamdulillah saya mengantongi uang 500 ribu rupiah setelah saya selesai PKL, saya mengutarakan maksud saya hendak membeli sebuah computer Pentium 2 kepada ayah saya… gayungpun bersambut, mungkin karena melihat kegigihan saya, ayah saya mau menmbahkan saya untuk membeli computer yang lebih canggih pada saat itu… Pentium 4 generasi pertama dan terbaru saat akhirnya saya miliki ingat sekali harganya masih 2,3 juta rupiah… bulan april 2004… suatu hal yang tak pernah disuga sebelumnya, doa saya dikabulkan… saya senang sekali dengan hal itu…


kelas 3 smk saya dihadapkan pada suatu pilihan berat, dimana saya harus belajar sungguh – sungguh guna meraih krlulusan dengan hasil terbaik… tugas akhirpun diberikan, beruntung saat itu saya sudah memiliki computer, suatu langkah maju bagi saya, teman – temanpun banyak yang meminta bantuan saya untuk mengetik dan mebuat proposal tugas akhir… entah bisnis atau bukan, mereka memberikan saya imbalan atas apa yang sudah saya lakukan, karena ketika itu saya tidak pernah mematok harga jasa saya untuk mengetik dan membuatkan proposal tugas akhir untuk teman – teman saya… tujuan saya hanya memnolong dan membantu mereka agar kelak kita bias lulus sama – sama… 300 ribu rupiah, masih ingat sekali itulah uang yang pertama saya dapat dari hasil kerja menggunakan computer saya untuk mengetik… Alhamdulillah dengan uang itu saya bisa membeli sebuah printer pertama kali…


setelah masa masa tenang disekolah… tugas akhir, UAS dan UAN selesai , saya mulai belajar burning cd yaitu mengkopi, dan membuat cd audio / lagu / mp3… Alhamdulillah saya bisa lakukan itu, tanpa pikir panjang saya ketik semua koleksi lagu – lagu mp3 koleksi saya, saya publikasikan keteman – teman saya terutama ke adik kelas dan saya jual cd format audio dengan harga 7000 perkeping… berbekal jaringan saya selama saya sekolah, kebetulan saat itu saya adalah mantan ketua OSIS di sekolah saya, Alhamdulillah laku pesat, setiap kali saya sekolah bukannya belajar malah saya sibuk mengurusi order cd bajakan tersebut… setiap hari saya bisa menerima order 5 hingga 12 keping cd… hal yang sangat luar biasa bagi hisup saya, walaupun kerjaan itu tidak nyaman bagi saya karena haram, namun apa boleh buat saya kerjakan, karena banyaknnya permintaan dan saya butuh uang… setelahnya uang jajan saya yang 2000 rupiah itu utuh dan saya bisa mengantongi uang jajan tambahan hingga 200 ribu / bulan dari hasil “membajak” itu…


2005 lulus lulusan… akhirnya saya lulus sekolah dengan nilai tertinggi nomor 2 disekolah… Alhamdulillah walau bukan menjadi yang pertama, namun inilah prestasi terbaik saya… namun saya merasa kecewa karena pada saat saya lulus sekolah usia saya masih 16 tahun, belum bisa melamar pekerjaan… ketika teman – teman saya sibuk melamar pekerjaan saya hanya dirumah dan hanya bisa main kesekolah sesekali saja… bisnis cd bajakan saya juga sudah tidak begitu booming seperti dulu, saya hanya bisa gigit jari srumah sebgai pengangguran baru… titik cerah pun dating, ketika saya main kesekolah, saya ditawari “PKL” lagi ditempat dulu saya PKL oleh kepala sekolah saya… tanpa pikir panjang lagi saya menerima tawaran tersebut dan saya PKL lagi 3 bulan… selesai PKL 3 bulan tidak berarti apa – apa bagi saya, saya hanya jadi pengangguran lagi, usia say masih 3 bulan lagi menuju 17 tahun… saya lalui hari demi hari dirumah sebagai seorang pengangguran, suatu ketika saya main lagi kesekolah, say ditawari kursus otomotif gratis oleh kepala sekolah saya, beruntung saya memiliki seorang kepala sekolah yang begitu perhatian kepada murid didiknya… ayapun mengikuti apa yang ditawari oleh kepala sekolah say tersebut, lalu diantarlah saya menuju sebuah lembaga kursus bernama “institute kemandirian” hasil dari dompet duafa republika di daerah pasar minggu… saya didaftarkan oleh kepala sekolah saya dan mulai kursus minggu depannya… saya izin kepada orangtua saya, karena merekalah yang nantinya menyediakan ongkos untuk saya, Alhamdulillah orangtua say pun merestui dan akhirnya saya kursus disana…


Hari pertama saya kursus kaget bukan main, ternyata saya dihadapkan pada pelatihan wirausaha (bukan kursus otomotif), disana say berkenalan dengan beberapa motivator hebat diantaranya : bpk. Zainal abidin, abdul basith, khoerusalim, dan banyak lagi, sejak itulah jiwa wirausaha saya bangkit… selama sepekan saya mengikuti pelatihan tersebut, saya belajar bermimpi, membayangkan masa depan yang cerah, lalu bagaimana memilih usaha hingga akhirnya membuka sebuah usaha tanpa modal sepeserpun… namun saya tetap manusia dengan keterbasan, usaha yang saya minati ternyata membutuhkan modal yang besar hingga usaha itu hanya angan – angan saya… saat itu saya bermimpi memiliki sebuah perusahaan jasa computer terbesar di Indonesia… impian hanya sebatas impian, dulu saya hanya beranggapan seperti itu… hingga akhirnya kursus yang dijanjikan itu benar – benar diadakan…


Saya dan teman – teman memulai kursus teknisi sepeda motor selama 6 bulan, banyak pengalaman yang saya raih, dari mulai magang di bengkel resmi Suzuki cibubur, hingga ikut bengkel DD ( dompet duafa ) bakti negeri ke seluruh penjuru jabodetabek… hal yang lumayan bagi saya dan sebuah pengalaman yang tak terlupakan dalam kehidupan saya…


6 bulan berselang hingga akhirnya usia 17 tahun yang saya tunggu – tunggu itupun datang… saya mulai mencoba memberanikan diri melamar pekerjaan, ingat sekali bulan juni 2006 saya mendapatkan panggilan kerja pertama disebuah perusahaan nomor 1 di Indonesia, PT Astra Honda Motor… senang bukan kepalang saya bisa di panggila dan mengikuti seleksi tes disana, walaupun saya harus meninggalkan kursus otomotif yang sedang saya jalani, karena inilah impian saya sejak kelas 1 smk, saya berharap kelak dapat bekerja di perusaahaan ASTRA… 3 bulan proses seleksi dilaksanakan dari tes psikologi, intelektual, fisik, kesehatan, hingga bimbingan bekerja saya lalui dengan lancer dan lulus dengan baik, hal yang menarik adalah dari 500 peserta tes, hanya diambil sekitar 50 orang dan saya salah satu dari 50 peserta itu… hingga akhirnya saya bekerja disana… bulan ke 7 saya menderita sakit DBD hingga akhirnya say dirawat disebuah rumah sakit dekat rumah saya, 2 minggu lebih saya terbaring dirumah sakit dan tertancap infuse, pekerjaan saya pun tidak bisa saya kerjakan… hingga akhirnya saya sembuh dan bisa bekerja kembali…


9 bulan sudah dan kontrak kerja sayapun harus berakhir karena memang kouta yang tidak memungkinkan saya untuk diperpanjang kontraknya ( karena pada saat itu HONDA sedang kalah saing dengan YAMAHA ) sehingga perekonomian karyawannyapun ikut lesu… sedih juga meti meninggalkan teman – teman terbaik saat itu… namun inilah kedisupan yang mesti saya jalani… selesai dari AHM saya memiliki sebuah motor hasil keringat saya… akhirnya tak tahan menjadi pengangguran, saya ikutan jobfair di PRJ hingga akhirnya februari 2008 saya mendapatkan pekerjaan baru di sebuah restoran internasional Mc. Donald’s… disana saya bekerja sebagai delivery Mc.D plaza Depok… hingga 4 bulan berselang motor saya rusak, karena jam kerja seorang delivery yang begitu tinggi, dan disana saya menggunakan motor pribadi (tidak dapat motor inventaris khusus delivery karena memang tidak ada) saya berfikir kembali untuk meneruskan pekerjaan ini, bukannya untung malah buntung pikir saya… akhirnya saya mulai mengumpulkan uang untuk membeli sebuah printer khusus cetak foto, entah bagaimana terlintas dibenak saya untuk membuka usaha cetak foto dikemudian hari… sambil memikirkan usaha tersebut saya juga mulai melamar beberapa pekerjaan baru… hingga akhirnya agustus 2008 saya mendapat penggilan kerja di salah satu anak perusahaan astra “ PT GS BATTERY ” namun sayangnya saya ditempatkan didaerah karawang dareah yang belum pernah saya jamah dan saya datangi saat itu… namun apa boleh buat, tuntutan ekonomi yang membuat saya pasrah dan akhirnya tinggal dan menetap disana ( karawang )… hari demi hari saya lalui sebagai anak kost, hidup tanpa saudara dan orangtua disebuah kota yang tidak pernah saya kenal sebelumnya… hingga pada bulan ke 5 saya menderita tipes dan dirawat disebuah klinik rujukan perusahaan dikarawang, tanpa ada yang menemani selama opname, sedih dan haru menyelimuti saya, hari hari berlalu tanpa orang tua, beruntung saya memiliki teman – teman yang baik hati dan sesekali menjenguk saya… hingga akhirnya saya sembuh dan menjalani kontrak kerja dengan baik… suasana kerja yang awalnya menyenangkan berubah menjadi 180 derajat hanya karena ulah saya yang kala itu tidak disengaja, saya membuat catatan buruk produksi dengan reject terbanyak, hingga akhirnya bos memusuhi saya dan saya hanya dijadikan layaknya cleaning service dan pembantu umum, setiap hari biasanya saya ikut produksi namun sekarang saya hanya bertugas bersih – bersih, serta menggantikan teman – teman saya yang kecapean dan butuh istirahat… namun bagi saya pekerjaan ini adalah anugrah dan saya tetap positif thingking dengan melakukan pekerjaan ini dengan penuh semangat dan menjadikannya menyenangkan… alhasil, teman – teman yang tandinya menhina pekerjaan saya, akhirnya iri dan ingin seperti saya… karena menurut mereka saya kerja santai sekali tanpa beban sedikitpun… saya hanya bisa tersenyum dan sampai akhirnya tes karyawan pernah saya ikuti, namun saya tidak lulus, dan akhirnya kontrak kerja saya berakhir pada bulan agustus 2009 dengan catatan 2 x kontrak selama kurun waktu 1 tahun 3 bulan… sedih mesti berpisah namun senang bisa pulang kerumah…


Akhirnya saya pulang kerumah dengan membawa sisa gaji sekitar 3 juta rupiah dan langsung saya belikan sebuah printer khusus foto dan sebuah computer second, hingga akhirnya disela – sela menganggur saya membuka usah cetak foto dirumah… Alhamdulillah usaha saya berjalan lancer, hingga teman saya tertarik untuk bergabung denga saya, akhirnya saya membuka sebuah usaha bernama GET FX, yang merupakan gabungan dari, sigit cell (jualan pulsa) fajar creative (cetak digital) dan spx (rental computer)… Alhamdulillah saya memiliki 4 komputer untuk direntalkan, 2 punya saya dan 2 lagi punya teman saya fajar… namun sepertinya bisnis rental saat itu sudah sepi peminat, akhirnya kami ber3 berembug untuk memasang jaringan internet di tempat usaha kami, hingga akhirnya lahirlah GET FX WARNET…. Diawal usaha kami memiliki penghasilan 700rb dalam 1 bulan, namun setelah 3 bulan berselang pendapatan kami menurun hingga 50% dikarenakan ketidak tegaan kami terhadap teman2 kami yang saat itu menggunakan jasa warnet kami, kami mengizinkan utang pembayaran warnet, lalu kami juga mengratiskan teman – teman sekat kami jika bermain ditempat kami… itulah kesalah terbesarkami, disamping itu fajar dan sigit, 2 teman saya itu sibuk hingga tidak sempat gentian jaga dan akhirnya daya kualahan menjalankan bisnis kelompok tersebut secara sendirian… akhirnya dibulan ke 5 kami terpaksa menutup usaha kami tersebut, disamping modal yang yang tidak kembali, saya juga merasa lelah megurusnya sendiri… selang 2 bulan menganggur lagi, saya berfikir kenapa tidak buka warnet sendiri saja, akhirnya saya berbicara kepada ayah saya untuk membatu modal dan biaya pemasangan internet dirumah… akhirnya saya membeli 1 unit computer lagi dan mulai membuka kembali warnet dirumah saya dengan bermodalkan 3 buah computer Pentium 4… tidak beberapa lama saya membuka warnet dirumah saya mendapat panggilan kerja di PT SANYO JAYA COMPONENT INDONESIA, karena posisi tempat kerja yang denga dari rumah ( hanya 15 menit dari rumah ) saya menerima panggilan tersebut dan mulai bekerja disana bulan maret 2010 hingga sekarang…


Warnet dirumahpun saya limpahkan ke adik perempuan saya yang kebetulan saat itu sedang menunggu ijasah karena sudah lulus sekolah… hingga akhirnya tawaran lain dari teman datang, teman SMK waktu itu bernama andika menawari saya kerja sama membuat sebuah warnet di ruko miliknya, dia berniat menjual motornya untuk modal dan meminta bantuan saya berupa tambahan modal, untuk pengelolaan nanti biar dia katanya, saya hanya perlu mengecek seminggu sekali saja, dengan asumsi bagi hasil 50%... saya tertarik dan berusaha meminjamkan modal kepada ayah saya dikantornya dengan pembayaran secara dicicil selama 2 tahun, besarnya modal yang saya ajukan yaitu 15 juta rupiah, saya berani karena teman saya tersebut bisa neyakinkan saya dan bersungguh – sungguh dengan omongannya…


Sementara saya bekerja warnetpun berdiri pada tanggal 10 oktober 2010 dengan bendera ESAY NET Erna Suparno Andika Yasa Internet dengan bermodalkan 6 unit computer dualcore terbaru serta spesifikasi yang lumayan mewah dengan adanya game onlice serta monitor LCD… diawal pembukaan warnet berjalan sesuai dengan yang diharapkan, namun pada bulan kedua saya mulai merasa ada kejanggalan dalam laporan keuangan serta beberapa hal yang dulu dijanjikan teman saya tersebut, ternyata saya mesti menambah pengeluaran dengan membayar gaji 2 orang operator yang notabene itu adalah andika dan temannya, sebesar 500ribu/bulan, serta membayar uang sewa tempat yang tadinya tidak dibicarakan, dalam hal pemasukan juga saya melihat beberapa kejanggalan, yaitu saat warnet ramai ( penuh ), namun tidak tercatat di billing biayanya sepeserpun, setelahnya juga warnet tersebut selalu bermasalah, setiap minggu ada saja unit yang mesti saya install ulang dan koneksi jaringan ulang, ditambah lagi dari pihak speedy yang sering tidak stabil koneksinya, rusaknya hardware seperti headset, mouse, keyboard, bahkan VGA (daleman computer) pernah rusak akibat pemakan yang kasar… setiap bulan saya harus menomboki biaya – biaya diluar dugaan sampai – sampai cicilan hutang saya hingga 500ribu rupiah… kejadian ini berlangsung hingga bulan ke 3 buka usaha, namun saya masih bersababar, hingga puncaknya saya aya harus menomboki biaya operasional warnet sebesar 1 juta rupiah dari gaji saya bekerja di sanyo, hal tersebut sangat tidak masuk akal, karena menurut saya besar sekali, hingga akhirnya saya angkat bicara dan mengutarakan niata saya untuk mengambil alih warnet secara keseluruhan, karena saya juga tidak tega dengan teman saya andika kalau terus – terusan nombok… bulan ke 6 saya mengajukan niat saya tersebut dengan meminjam uang 7 juta rupiah sebagai ganti uang motor andika yang telah dijual waktu itu untuk mebuaka warnet tersebut, saya menjaminkan bpkb motor saya kepada ayah saya… alhasil warnet tersebut saya ambil alih dan saya bawa pulang kerumah semuanya tanpa terkecuali… dan kerjasama saya hentikan seketika itu juga… dengan penuh kekecewaan dan sedih karena tiada hasil yang didapat namun say tetap berusaha bangkit untuk tetap semangat menjalani hari – hari dengan beban hutang sebesar 22 juta rupiah… alhasil warnet yang saya buka dirumah kini menjadi besar karena penambahan unit dari computer esay net yang saya ambil alih… Setahun berselang, kondisi warnet kian stabil dengan banyaknya user yang mulai kenal dengan warnet saya dan bermain menghabiskan waktunya di warnet bersama teman - temannya. Hingga akhirnya penuh dan banyak yang menunggu, karena keterbatasan unit PC saya terpikir untuk mulai membeli sebuah unit Play Station untuk direntalkan bagi mereka yang menunggu. Dari sebuah unit Play Station inilah mulai menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan, saya membeli lagi 2 unit berserta Televisinya. Akhirnya komputer – komputer jadul dirumahpun saya lelang ke teman – teman saya guna menambah uang pembelian perangkat playstation 2, dan akhirnya sekarang saya memiliki warnet dengan 5 buah PC serta 3 set playstation 2, saya pun menyisakan 1 unit computer khusus cetak foto digital dikamar saya sebagai pekerjaan sampingan saya… hingga saat ini saya mulai tenang dengan hutang saya yang sudah berhasil membayar hutangnnya sendiri (penghasilan warnet saya Alhamdulillah cukup untuk membayar cicilan hutang saya setiap bulan tanpa perlu lagi saya nombok dari gaji) dan sayapun bisa kuliah di BSI jurusan desain grafis / periklanan dengan uang gaji saya sendiri… hingga sekarang warnet tersebut saya serahkan pengelolaannya kepada orangtua dan adik – adik saya dan hingga saat ini saya tidak pernah mengambil sepeserpun uang warnet itu untuk saya pakai sampai hutang saya kepada ayah saya lunas…


Itulah sepenggal kisah saya dalam menjalani kehidupan yang serba pas – pasan ini, semoga ini menjadi awal langkah perubahan yang berarti dalam hidup saya, keluarga saya, dan orang – orang yang pernah berjasa dalam hidup saya… karena sebaik – baik manusia adalah yang hidupnya bermanfaat bagi orang lain… amin…