Lompat ke isi

Kartini Muljadi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kartini Muljadi (Lahir di Kebumen 17 Mei 1930), ia merupakan satu- satunya pebisnis wanita yang masuk di daftar Forbes. Dia adalah wanita terkaya di Indonesia, menggapai kesuksesan ketika 83 tahun.

Kisah awal

Dia yang masih memiliki darah Belanda, membuatnya bersekolah dasar di sekolah khusus di Kebumen. Ia sempat berkuliah di dua universitas di Surabaya dan Yogyakarta, kemudian pindah ke ibu kota Jakarta.Kartini lalu mengambil kuliah mengambil jurusan Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan Universitas Indonesia. Di kesibukan kuliah, ia masih sempat mengikuti kegiatan sosial yaitu dengan bekerja di Perhimpunan Sosial Tjandra Naya. Organisasi ini memiliki tujuan menyelenggarakan pendidikan serta pelayanan kesehatan untuk masyarakat kurang mampu. Kartini akhirnya menyandang gelar sarjana hukum pada 1958, saat itu ia telah memiliki dua orang anak.

Karir Kehakiman

Ia memutuskan berkarir di bidang kehakiman dan diangkat menjadi hakim di Pengadilan Istimewa Jakarta. Dia ditugasi menangani perkara pidana, perdata, dan kepailitan. Pada saat itu, hakim- hakim asal Belanda baru saja  mengundurkan diri digantikan hakim orang Indonesia. Beberapa waktu berlalu sang suami, Djojo Muljadi SH, meninggal dunia tepatnya di 1973. Kartini mengundurkan sebagai hakim karena pendapatannya sebagai hakim Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak mampu menutupi kebutuhan keluarganya.Berbekal pengalaman, ia memberanikan diri mendaftar ujian negara untuk menempati jabatan notaris. Ia pun diangkat menjadi notaris berkedudukan di Jakarta. Dia juga mulai mengajar kuliah perdata dan hukum acara perdata di berbagai fakultas hukum di Jakarta. Dengan konsistensi dan komitmen yang dimilikinya, pekerjaan sebagai notaris membawanya ke puncak karir. Dia bertransformasi menjadi notaris papan atas, yang menjadi rujukan perusahaan- perusahaan besar pada tahun 1970- an dan 1980- an.Di tahun 1990, ia memutuskan pensiun dini sebagai notaris, lalu mendirikan kantor pengacara dan konsultan hukum sendiri. Dia mendirikan konsultan hukum bernama Muljadi&Rekan. Berkat kredibilitas yang sangat baik semasa menjadi hakim serta notaris membuat kantor konsultan miliknya tumbuh pesat. Dia tidak hanya melayani perusahaan- perusahaan besar nasional tetapi perusahaan multi- nasional. Ketika krisis ekonomi di 1997/1998, ia aktif memberikan bantuan hukum untuk membangkitkan sektor perbankan yang terpuruk.Dia diangkat menjadi anggota tim yang bertugas memberikan nasehat hukum kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Selain itu, ia memberikan pendapat hukum serta rekomendasi kepada instansi pemerintah terkait, memperkrasai Master Settlement dan Master Refinancing Afreement antara BPPN dan para pemegang saham bank- bank bermasalah.

Bisnis Keluarga

Sumber kekayaan milik Kartini Muljadi tidak hanya bersumber dari kantor hukumnya. Kedua orang anaknya dikenal sebagai pengusaha sukses. Mereka pula yang memiliki peran penting di kantor milik ibunya, yaitu membantu proses pendirianya. Begitu juga sebaliknya, ia yang dikenal memiliki banya kolega di perusahaan- perusahaan besar membantu kedua anaknya tumbuh menjadi pebisnis ulung.Anak laki- lakinya, Handojo Muljadi, pemilik Tempo Scan Group. Sedangkan anak wanitanya, Dian Muljadi, ikut bergabung di Tempo Scan. Bahkan Dian dan suaminya memiliki perusaha sendiri yaitu Indika Group. Perusahaan ini bekerja di bidang media, telekomunikasi, peralatan, rumah produksi, perusahaan rekaman, dan pertambangan. Mereka bekerja sama bahu membahu membantu satu sama lain mencapai kesuksesan kini.Kartini dan keluarga menjual hampir seperlima saham di Tempo Scan yang dijalankan sang anak, Handojo, senilai $218 juta pada Mei 2013. Forbes menempatkan dirinya dan keluarga sebagai orang terkaya nomor 19 di Indonesia. Dari sinilah, ia dinobatkan menjadi wanita terkaya di Indonesia karena merupakan satu- satunya wanita yang masuk di daftar Forbes. Melalui karir kantor hukumnya, Kartini dianugrahi berbagai penghargaan seperti Capital Life Achievement di tahun 2004 oleh President Megawati Soekarno Putri.

Referensi