Lompat ke isi

Ekonomi mikro

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ekonomi mikro atau mikroekonomi adalah cabang dari ilmu ekonomi yang secara khusus membahas tentang perilaku individu dan perusahaan yang dihadapkan pada keterbatasan sumber daya. Lawan dari ekonomi mikro adalah ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan terutama mengenai perekonomian suatu negara.

Dalam ekonomi mikro dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.

Ulasan

Salah satu tujuan mikroekonomi adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa dan alokasi dari sumber terbatas diantara banyak penggunaan alternatif. Mikroekonomi menganalisa kesalahan pasar dimana pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien, sama dengan mendeskripsikan kondisi teoritis yang dibutuhkan untuk pasar persaingan sempurna. Lapangan pembelajaran signifikan dalam mikroekonomi termasuk pasar dalam keadaan informasi asimetris, pilihan dalam ketidakpastian dan aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga dipertimbangkan adalah elastisitas dari produk dalam sistem pasar.

Model-Model Ekonomi

Ciri paling mengejutkan dalam ekonomi adalah kompleksitasnya. Ribuan perusahaan terlibat dalam produksi dan jutaan individu bekrja dalam berbagai jenis pekerjaan dan membeli berbagai jenis produk. Dan dalam satu cara tertentu, semua itu harus bisa dikoordinasikan. Karena ciri-ciri gejala tersebut tidak dapat dijabarkan dengan lengkap, para ekonom membuat model-model ekonomi untuk menangkap inti dari proses ekonomi tersebut.[1]

Tidak semua model terbukti "baik". Dua metode umum untuk memverivikasi model-model tersebut ialah pendekatan langsung, yang berusaha menetapkan validitas asumsi-asumsi dasar yang menjadi dasar model tersebut dan pendekatan tidak langsung, yang berusaha mengkonfirmasi validitas dengan menunjukkan bahwa sebuah model yang disederhanakan dapat secara tepat memperediksi kejadian-kejadian di dunia nyata. [1]. Model Maksimalisasi Laba adalah salah satu contoh dari model ekonomi yang ada. Model ini mengabaikan semua hal yang ada diantara para manajer dan memfokuskan semuanya hanya demi laba perusahaan. Artinya, satu-satunya tujuan para manajer dan karyawan di perusahaan tersebut hanyalah laba dan mengabaikan motivasi pribadi diantara mereka. Pegujian langsung atas asumsi juga memberi hasil bahwa jika para eksekutif tersebut diberi kuisioner efektifitas model ini, maka mereka menjawab dengan "berusaha sebaik mungkin" atau mengatakan sasaran-sasaran lain diluar laba. Sebaliknya sebagian responden juga menyatakan "minat" yang besar terhadap laba dan pandangan maksimalisasi laba adalah hal yang sesuai. Para Ekonom, terutama Milton Friedman, menolak bahwa model tersebut dapat diuji dengan realitas asumsinya.[2]

Ekonom-ekonom tersebut menyimpulkan bahwa satu-satunya cara untuk menentukan validitas sebuah model adalah ketika model tersebut dihadapkan dengan kejadian-kejadian yang ada di dunia nyata. Pengujian dari model ekonomi adalah ketika model tersebut berhadapan dengan perekonomian itu sendiri.[1]

Model Operasi

Diasumsikan bahwa semua firma mengikuti pembuatan keputusan rasional, dan akan memproduksi pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Dalam asumsi ini, ada empat kategori dimana keuntungan frima akan dipertimbangkan.

  • Sebuah firma dikatakan membuat sebuah keuntungan ekonomi ketika average total cost lebih rendah dari setiap produk tambahan pada keluaran maksimalisasi laba. Laba ekonomi adalah setara dengan kuantitas keluaran dikali dengan perbedaan antara average total cost dan harga.
  • Sebuah firma dikatakan membuat sebuah keuntungan normal ketika average total cost sama dengan kosong. Ini terjadi dimana average total cost setara dnegan harga pada keluaran maksimalisasi laba.
  • Jika harga adalah diantara average total cost dan average variable cost pada keluaran maksimalisasi laba, maka firma tersebut dalam kondisi kerugian minimal. Firma ini harusnya masih meneruskan produksi, karena kerugiannya akan makin membesar jika berhenti produksi. Dengan produksi terus menerus, firma bisa menaikkan 'biaya variabel dan akhirnya biaya tetap, tetapi dengan menghentikan semuanya akan mengakibatkan kehilangan semua biaya tetapnya.
  • Jika harga dibawah average variable cost pada maksimalisasi keuntungan, firma harus melakukan penghentian. Kerugian diminimalisir dengan tidak memproduksi sama sekali, karena produksi tidak akan menghasilkan keuntungan yang cukup signifikan untuk membiayai semua biaya tetap dan bagian dari biaya variabel. Dengan tidak berproduksi, kerugian firma hanya pada biaya tetap. Dengan kehilangan biaya tetapnya, perusahaan menemui tantangan. Akan keluar dari pasar sutuhnya atau, tetap bersaing dengan resiko kerugian menyeluruh.

Catatan

  1. ^ a b c Walter Nicholson, Teori prinsip Ekonomi, Jilid pertama
  2. ^ Milton Friedman,Essays in Positive Economics, (Chicago : University of Chicago Press 1953)