Lompat ke isi

KRI Usman-Harun (359)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

KRI Usman-Harun (359) adalah sebuah Kapal Perang Republik Indonesia. Nama kapal ini berasal dari 2 tokoh pahlawan nasional Indonesia, yaitu Usman Janatin dan Harun Thohir yang terlibat dalam pengeboman MacDonald House yang terjadi pada 10 Maret 1965.[1]

Penamaan

Penamaan Usman dan Harun pada nama kapal ini berasal dari nama Sersan Dua KKO Anumerta Usman Janatin dan Kopral Dua KKO Anumerta Harun Thohir yang dijatuhi hukuman mati karena keterlibatan mereka dalam pengeboman MacDonald House pada 10 Maret 1965 di gedung Hongkong and Shanghai Bank (dikenal dengan nama MacDonald House) yang terletak di Orchard Road, Singapura.[2] Singapura menuduh mereka melakukan infiltrasi terkait dengan operasi konfrontasi dengan Malaysia.[3] KRI Usman Harun-359, masing-masing, memiliki jumlah ABK 85 prajurit, dengan rincian perwira 17 orang, bintara 40 orang dan tamtama 28 orang. Kapal perang ini merupakan kapal patroli lepas pantai jenis Korvet, diluncurkan berturut-turut pada Januari 2001, Juni 2001 hingga Juni 2002. Kapal kapal perang MRLF tersebut tiba di Indonesia pertengahan bulan September 2014. KRI Usman Harun-359 dikomandani Kolonel Laut (P) Didong Rio Duta, ST.[4]

Persenjataan

Kesenjataan canggih melengkapi kedua KRI ini serta didukung oleh Platform System yang baik, di antaranya, Radar Navigasi, Radar Surveillance untuk mendukung pengamatan udara serta Radar Tracker Senjata untuk mengendalikan arah dan elevasi secara akurat terhadap sasaran Meriam 76 mm Otomelara Super Rapid Gun (OSRG) dan 30 mm di lambung kanan dan kiri kapal yang dapat berperan sebagai CIWS (Close in Weapon System) jika ada bahaya udara mengancam kapal tersebut. Kelengkapan system sensor senjata juga dilengkapi dengan EOTs (Electro Optical Tracker System) untuk pengendalian meriam kapal dan pengamatan secara visual oleh camera video yang ada. Sebagai kapal frigate, kedua kapal perang ini juga dilengkapi sensor bawah air yang memiliki tingkat akurasi yang baik dalam mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air yaitu sonar.

Propulsion system maupun pesawat-pesawat bantu yang ada di kapal tersebut dikontrol secara computerisasi oleh IPMS (Integrated ang cukup Platform Manajemen System) sehingga jika ada kerusakan/failure pada salah satu system kapal akan terdeteksi secara dini. Secara rinci kapal perang tipe F2000 Corvette ini memiliki 1 meriam Oto Melara 76 mm, 2 meriam MSI Defence DS 30B REMSIG 30 mm, dan peluncur tripel torpedo BAE System 324 mm untuk perang atas air dan bawah air. Selain itu, dilengkapi pula dengan 16 tabung peluncur peluru kendali permukaan-ke- udara VLS MBDA MICA (BAE System), 2 set 4 tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet. Dua sistem arsenal inilah yang cukup mengganggu pertahanan musuh, baik dari udara ataupun permukaan laut.

Kapal perang ini memiliki panjang 95 meter, lebar 12,7 meter, dengan berat 2.300 ton. Dengan kemampuan mesin 4 x MAN 20 RK270 Diesel, kapal ini memiliki kecepatan 30 knot. Kapal terbaru yang nantinya masuk jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmatim ini, dilengkapi dengan Radar dan Avionik Sonar: FMS 21/3 Hull Mounted Sonar buatan Thales, Prancis.

Referensi

  1. ^ Rastika, Icha (13 Februari 2014). "TNI: KRI Usman-Harun Boleh Saja Lintas di Singapura". Kompas. 
  2. ^ "Warga Singapura Tak Persoalkan Kapal Usman-Harun". Tempo. 16 Februari 2014. 
  3. ^ "Bagaimana Upaya Terakhir RI Bebaskan Usman-Harun?". Tempo. 10 Februari 2014. 
  4. ^ "KASAL KUKUHKAN KRI BUNG TOMO-357 DAN KRI USMAN HARUN-359" website tnial.mil.id. Diakses 2014-5-12