Dinasti Arshakuni Armenia
Arsakid Arsacid Արշակունի Arshakuni | |
---|---|
Wangsa induk | Arsakid Parthia |
Negara | Armenia Siria Kilikia Albania Iberia |
Kelompok etnis | Armenia |
Didirikan | 52 |
Pendiri | Tiridates I |
Kepala saat ini | Punah |
Penguasa terakhir | Artaxias IV |
Gelar | |
Pembubaran | 428 |
Dinasti Arsakid (bahasa Inggris: Arsacid dynasty, dikenal oleh penduduk setempat sebagai dinasti Arshakuni (bahasa Armenia: Արշակունի Aršakuni) memerintah atas Kerajaan Armenia dari tahun 54 sampai 428. Mereka merupakan cabang dari Dinasti Arsakid Parthia. Raja-raja Arsakid memerintah terputus-putus selama tahun-tahun kekacauan setelah runtuhnya Dinasti Artaksiad sampai tahun 62 ketika Tiridates I memantapkan kekuasaan Dinasti Arsakid Parthia di Armenia. Garis turunan raja-raja independen didirikan oleh Vologases II (Vagharsh II) pada tahun 180. Dua peristiwa penting selama pemerintahan Arsakid dalam sejarah Armenia adalah masuknya Armenia ke dalam Kekristenan melalui Gregorius "sang iluminator" pada tahun 301 dan penciptaan Alfabet Armenia oleh Saint Mesrob kira-kira pada tahun 406.
Awal Dinasti Arsakid
Kemunculan pertama seorang Arsakid pada tahta Armenia tercatat pada tahun 12 Masehi ketika raja Parthia Vonones I diasingkan dari Parthia karena kebijakan pro-Romawi dan budaya Occidental (budaya Barat).[1] Vonones I sesaat lamanya berhasil mengambil alih tahta Armenia dengan restu Romawi, tetapi Artabanus III menuntut deposisinya, dan karena Kaisar Augustus tidak ingin memulai perang dengan orang Parthia, ia mendeposisikan Vonones I dan mengirimkannya ke Siria.
Artabanus III tidak membuang waktu setelah penyingkiran Vonones I; ia menobatkan putranya Orodes pada tahta Armenia. Kaisar Tiberius tidak berniat untuk melepaskan status buffer di perbatasan Timur dan mengutus keponakan dan sekaligus ahli warisnya, Germanicus, untuk membuat perjanjian dengan Artabanus III, yang mengakuinya sebagai raja dan sahabat Romawi.
Armenia diserahkan pada tahun 18 kepada Zeno putra Polemon I, dan mengambil gelar Armenia, Artaxias (atau "Zeno-Artaxias").[2] Kekaisaran Parthia di bawah Artabanus III terlalu berfokus pada perang saudara di dalam kerajaannya, sehingga tidak menentang penunjukan raja oleh Romawi. Pemerintahan Zeno cukup damai dalam sejarah Armenia.
Setelah kematian Zeno pada tahun 36, Artabanus III memutuskan untuk menempatkan lagi seorang Arsakid pada tahta Armenia, memilih putra sulungnya Arsaces I sebagai kandidat yang sesuai, tetapi penobatannya pada tahta Armenia digugat oleh adik laki-lakinya, Orodes, yang sebelumnya digulingkan oleh Zeno. Tiberius dengan cepat mengirimkan lebih banyak pasukan Romawi ke perbatasan dan sekali lagi, setelah damai selama satu dekade, Armenia menjadi panggung perang yang pahit antara dua adikuasa dunia saat itu dalam waktu 25 tahun berikutnya.
Sasaniyah dan Armenia
Pada tahun 224 raja Persia Ardashir I menggulingkan dinasti Arsakids di Parthia dan mendirikan Dinasti Sasaniyah baru di Persia. Orang Sasaniyah bertekad mengembalikan kejayaan kuno Kekaisaran Akhemeniyah Persia (Kekaisaran Media-Persia), sehingga mereka menyatakan Zoroastrianisme sebagai agama negara dan menganggap Armenia sebagai bagian kekaisaran mereka.
Masuk Kristen
Pada tahun 301, Santo Gregorius "sang iluminator" membawa raja Tiridates III dan anggota kerajaannya masuk Kristen[3] (secara tradisional diberi tarikh 301 menurut catatan sejarawan Mikayel Chamchian dalam “Patmutiun Hayots i Skzbane Ashkharhi Minchev tsam diarn” (1784).[4]
Penurunan
Selama pemerintahan Tigranes VII (Tiran), Raja Sasaniyah, Shapur II menyerang Armenia. Dalam dekade-dekade selanjutnya, Armenia kembali menjadi perebutan teritori antara Kekaisaran Bizantin dan Kekaisaran Sasaniyah, sampai adanya penyelesaian permanen pada tahun 387, yang tetap berlaku sampai penyerangan Arab atas Armenia pada tahun 639. Para penguasa Arsakid secara terputus-putus (bersaing dengan pangeran-pangeran Bagratuni) tetap memegang kekuasaan terbatas, sebagai penjaga perbatasan (marzban) baik di bawah Bizantin atau sebagai protektorat Persia, sampai tahun 428.
Raja Arsakid Armenia
Catatan:tarikh merupakan perkiraan atau diragukan
- Tiridates I 52–58, 62–66, secara resmi 66–88
- Tigranes VI 59-62
- Sanatruces (Sanatruk) 88–110
- Axidares (Ashkhadar) 110–113 (foreign Parthian rule)
- Parthamasiris (Partamasir) 113–114 (foreign Parthian rule)
- Armenia dinyatakan sebagai sebuah provinsi Romawi oleh Kaisar Romawi, Trajan, antara tahun 114-117/8
- Vologases I (Vagharsh I) 117/8–144
- Sohaemus 144–161, 164–186
- Bakur 161–164
- Vologases II (Vagharsh II) 186–198
- Khosrov I 198–217
- Tiridates II 217-252
- Khosrov II ~252
- Di bawah Kekaisaran Sasaniyah 252-287
- Tiridates III 287–330
- Khosrov III 330–339
- Tigranes VII (Tiran) 339-~350
- Arsaces II (Arshak II) ~350–368
- Di bawah Kekaisaran Sasaniyah 368-370
- Paps (Pap) 370-374
- Varasdates (Varazdat) 374–378
- Arsaces III (Arshak III) 378–387 memerintah bersama dengan Vologases III (Vagharsh III) 378-386
- Khosrov IV 387–389
- Vramshapuh 389–414
- Pemerintahan independen lokal 414-422
- Artaxias IV (Artashir IV) 422–428
Lihat pula
Referensi
- ^ Josephus, Jewish Antiquities, 18.42–47
- ^ Tacitus, Annals, 2.43, 2.56
- ^ Academic American Encyclopedia – Page 172 by Grolier Incorporated
- ^ Estimated dates vary from 284 to 314. 314 is the date favored by mainstream scholarship, so Garsoïan (op.cit. p.82), following the research of Ananian, and Seibt (2002)
Pustaka
- History of Education in Armenia – by Kevork A. Sarafian, G A Sarafean
- The heritage of Armenian literature Vol.1 – by A. J. (Agop Jack) Hacikyan, Nourhan Ouzounian, Edward S. Franchuk, Gabriel Basmajian
- W. Seibt (ed.), The Christianization of Caucasus (Armenia, Georgia, Albania) (2002), ISBN 978-3-7001-3016-1