Lompat ke isi

Bantengan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 8 Januari 2015 10.30 oleh Na2xnk (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'Seni Tradisional Bantengan, adalah sebuah seni pertunjukan budaya tradisi yang menggabungkan unsur sendra tari, olah kanuragan, musik, dan syair/mantra yang...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Seni Tradisional Bantengan, adalah sebuah seni pertunjukan budaya tradisi yang menggabungkan unsur sendra tari, olah kanuragan, musik, dan syair/mantra yang sangat kental dengan nuansa magis. Pelaku Bantengan yakin bahwa permainannya akan semakin menarik apabila telah masuk tahap “trans” yaitu tahapan pemain pemegang kepala Bantengan menjadi kesurupan arwah leluhur Banteng (Dhanyangan).

Seni Bantengan yang telah lahir sejak jaman kerajaan jaman Mpu Sindok (situs candi Jago – Tumpang) sangat erat kaitannya dengan Pencak Silat. Karena gerakan tari yang dimainkan mengadopsi dari gerakan Kembangan Pencak Silat. Tidak aneh memang, sebab pada awalnya Seni Bantengan adalah unsur hiburan bagi setiap pemain Pencak Silat setiap kali selesai melakukan latihan rutin. Setiap grup Bantengan minimal mempunyai 2 Bantengan seperti halnya satu pasangan yaitu Bantengan jantan dan betina. Permainan kesenian bantengan dimainkan oleh 2 orang yang berperan sebagai kaki depan sekaligus pemegang kepala bantengan dan pengontrol tari bantengan serta kaki belakang yang juga berperan sebagai ekor bantengan. Ornamen yang ada pada Bantengan yaitu  :

  1. 1. Tanduk (banteng, kerbau, sapi, dll)
  2. 2. Kepala banteng yang terbuat dari kayu ( waru, dadap, miri, nangka, loh, kembang, dll)
  3. 3. Mahkota Bantengan, berupa sulur wayangan dari bahan kulit atau kertas
  4. 4. Klontong (alat bunyi di leher)
  5. 5. Keranjang penjalin, sebagai badan (pada daerah tertentu hanya menggunakan kain hitam sebagai badan penyambung kepala dan kaki belakang)
  6. 6. Gongseng kaki
  7. 7. Keluhan (tali kendali)

Dalam setiap pertunjukannya (disebut “gebyak”), Bantengan didukung beberapa perangkat. Yaitu :

  1. 1. 2 orang Pendekar pengendali kepala bantengan (menggunakan tali tampar)
  2. 2. Pemain Jidor, gamelan, pengerawit, dan sinden. Minimal 1 (satu) orang pada setiap posisi
  3. 3. Sesepuh, orang yang dituakan. Mempunyai kelebihan dalam hal memanggil leluhur Banteng (Dhanyangan) dan mengembalikannya ke tempat asal
  4. 4. Pamong dan pendekar pemimpin yang memegang kendali kelompok dengan membawa kendali yaitu Pecut (Cemeti/Cambuk)
  5. 5. Minimal ada 2 Macanan dan 1 Monyetan sebagai peran pengganggu bantengan.
  6. 6. Berbagai macam alat dan kelengkapan yang diperlukan (Umbul-umbul, bendera,dll)