Lompat ke isi

Pembicaraan:Daftar pengusaha Jawa

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Komentar terbaru: 9 tahun yang lalu oleh 180.246.94.70 pada topik Mohon perhatian

Mohon perhatian

Benar BPR dan pertanian tidak merujuk pada suku tapi setidaknya itu data untuk Jateng dan Jatim. Setidaknya pasti ada pengusaha Jawa yang terlibat disana. Orang Madura juga ada pertanian tetapi tidak mungkin mendominasi 100%. Perhutanan juga ranah pengusaha yaitu pengusaha kayu. Pengusaha HIPPI memang pribumi tapi di Jateng dan sudah tentu ada pengusaha Jawa yang ikut bergabung. Bidang pertanian, kayu, peternakan dll itu memang bidang khas pengusaha Jawa. Kalau seandaianya artikel yang menceritakan tentang suku dan agama anda disunting yang bertentangan dengan keadaanya sebenarnya bagaimana ? Orang Jawa dikenal pluralis dan tak pernah terlibat kerusuhan suku atau agama apapun. Mohon kebijakannya. --180.246.94.70 24 Januari 2015 03.10 (UTC) Ulasan mudik lebaran untuk menggambarkan aktivitas pengusaha Jawa di Jakarta dan ada datanya. Misalkan anda menyunting artikel maka orang lain juga belum tentu setuju pendapat anda.--180.246.94.70 24 Januari 2015 03.13 (UTC)

Nah begini. Mari kita pakai logika saja dalam menulis artikel. Artikel ini memasukkan data BPS, dan data itu bersifat pasti dan tetap. Misal pengusaha Jawa yang berperan adalah A%, sementara masih ada pengusaha2 lain yang menyumbang B%, C%, D% dalam data. Jadi A+B+C+D = E (yaitu data BPS). Apakah E = A? Tentu tidak. Oleh sebab itu, data tersebut tidak bisa digunakan. HARUS ada data pasti yang menunjukkan jumlah sebenarnya, bukan pakai rumus kira2. Untuk mudahnya begini: Gado-gado = bumbu kacang + selada + taoge + tahu goreng. Apakah Gado-gado = taoge? Bisa masuk tidak pernyataan gado-gado = taoge? Tidak bisa kan.

Pertanian peternakan dsb, yang saya tahu, bukan hanya didominasi pengusaha Jawa lo. Pertanian bukan ranah bisnis, kalau distribusinya baru masuk ranah bisnis. Petani bukan pengusaha melainkan produsen, distributor dari produk pertanian dan perhutanan itulah yang masuk ranah bisnis. Dan yang saya tahu, banyak suku selain Jawa yang bergerak di bidang tersebut. Jadi kembali menggunakan rumus logika yang saya gunakan di atas, masuk akal tidak? Ini perhitungan statistika sederhana kok pernah belajar Metodologi Penelitian kan?

Untuk HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia), pernyataan yang dibuat adalah mereka mampu menyerap 65% tenaga kerja di seluruh Indonesia. Benar begitu? Kalimat yang digunakan dalam artikel adalah (kurang lebihnya) "Pengusaha Jawa mampu mampu menyerap tenaga kerja sampai 60%". TIDAK BISA digunakan logika seperti itu. Data dari mana? Itu adalah pendapat pribadi, dan data juga tidak masuk dalam referensi yang digunakan. Dalam istilah saya, itu termasuk ke dalam Pemerkosaan Ilmu Pengetahuan. Mohon diperhatikan. Sebelum ada data pasti yang menunjuang, saya (dan saya yakin para pengguna lain yang meninggikan rasional) akan menolah data tersebut. Jangan melakukan Fabrikasi (membuat data sendiri) dan manipulasi data, ini adalah Wikipedia, sebuah Ensiklopedia internet, bukan blog, apalagi berita koran yang kadang datanya ngawur dan ujung2nya diralat pada edisi berikutnya.

Untuk mudik, mungkin sebagian besar pemudik adalah suku Jawa. Tapi apakah itu pengusaha saja? Saya pikir karyawan swasta, PNS, pembantu rumah tangga, kontraktor, buruh bangunan, dsb dsb juga bisa masuk dalam arus mudik. Saya juga tahu kalau Jawa Tengah punya banyak tempat wisata seperti Borobudur Prambanan Mendut Gunung Kidul dsb dsb, yang saya pikir juga menarik perhatian para wisatawan yang ikutan arus mudik mumpung liburan. Apakah itu bisa menggambarkan aktivitas Pengusaha Jawa? Sementara yang ikut arus mudik bukan hanya suku Jawa, juga saya yakin didominasi yang non-pengusaha. Ini juga kembali ke logika di atas yang saya sebutkan pertama-tama.

Orang Jawa dikenal pluralis dan tak pernah terlibat kerusuhan suku atau agama apapun. Saya tidak paham dengan maksud tulisan ini. Jika anda berpikir saya bermaksd menyerang suku Jawa, anda salah besar saya hanya membela pengetahuan dan tidak tahan jika ada orang yang bermaksud memperkosa pengetahuan. Jika anda memberikan pernyataan, saya anggap itu sebagai pendapat pribadi karena tidak ada referensi yang anda gunakan untuk mendukung. Jadi masalah selesai sampai di sini. Kita semua di Wikipedia tidak ada yang suka menyerang atau apapun. Bahkan jika anda lihat pada riwayat suntingan, saya membalikkan suntingan seorang anonim yang menyatakan pengusaha Jawa tidak mau saling membantu sesamanya. Kejadian itu sebelum saya merevisi besar2an artikel ini supaya kualitasnya dapat naik, mungkin 1 atau 2 suntingan sebelumnya revisi.

Anggap saja menulis artikel di sini sama seperti menulis skripsi data tidak bisa dibuat main-main. Mohon perhatiannya dan saya juga menunggu masukan data2 baru yang memang bisa menunjang kualitas artikel ini, sehingga semua orang pasti setuju dengan pernyataan anda. Selama pernyataan tidak didukung pernyataan asli dari referensi, saya anggap itu adalah tindakan manipulasi dan fabrikasi. Terima kasih Okkisafire (bicara) 24 Januari 2015 04.01 (UTC)Balas

Bu maksudnya gimana ya. Jawabnya dimana --180.246.94.70 24 Januari 2015 03.44 (UTC)Balas
Artikel ini berguna untuk memotivasi orang Jawa untuk tidak menjadi PNS melainkan pengusaha. Juga bisa agar pemerintah juga menarik pajak dari pengusaha Jawa. Ibu ada email atau nomer HP yang bisa dihubungi--180.246.94.70 24 Januari 2015 03.48 (UTC)Balas
Halo 180.246.94.70, Saya pengurus Wikipedia Bahasa Indonesia, saya melihat Anda hampir melakukan perang suntingan dengan Editor Okkisafire, tolong dihentikan, tidak hanya itu, tolong baca Wikipedia:Konflik kepentingan dan Wikipedia:Sudut pandang netral tidak lupa Wikipedia:Bukanlah, WIkipedia bukanlah tempat untuk memotivasi orang lain dalam pekerjaan mereka, Wikipedia adalah ensiklopedia, harap dimengerti dan dimaklumi, terima kasih.-AldNonUcallin?♫☎☏♬ 24 Januari 2015 03.56 (UTC)Balas

Di artikel mudik juga ada definisi profesinya. Termasuk wirawswasta juga tercantum. Di artikel ini tidak ada yang menyebut BPR, pengusaha pribumi dan pertanian itu orang Jawa semua. Hanya menunjukkan data BPR, pertanian dan pengusaha pribumi di Jateng dan Jatim. Tentu disana juga ada orang Jawa. Silahkan anda membuat juga jumlah BPR di tempat anda. Pertanian itu juga bidang bisnis. Ya sudahlah anda pintar bicara. Gunakanlah nurani anda. Jika motivasi anda adalah rasisme maka anda pasti akan terbalas di tempat lain. Orang Jawa pejuang pluralis tapi sering terkena rasisme. Lama lama orang Jawa bisa bangkit sukuismenya.--180.246.94.70 24 Januari 2015 04.12 (UTC)Balas

Saya pikir satu-satunya orang yang rasis di sini adalah anda sendiri. Anda mendulang air tecipak muka anda sendiri. Di sini adalah tempat orang-orang intelek berwawasan luas, semua paham dengan penggunaan data untuk referensi. Jika memang tulisan tersebut memang benar, buktikanlah dengan referensi yang anda gunakan. Jangan mengurangi 65% jadi 60% dengan menggunakan perbandingan anda sendiri! Justru saya berusaha meningkatkan kualitas artikel ini supaya lebih layak dibaca, bukan artikel koran yang akhir2 ini isinya banyak ngawurnya. Saya juga berharap kesukuan orang Jawa bangkit. Saya yang bukan orang Jawa saja sakit hati waktu patung Semar di kota tertentu dirobohkan, dan yang mnuntut adalah orang-orang Jawa sendiri. Ayah saya sampai berkata,"orang-orang Jawa kok sekarang kehilangan identitas dirinya". Miris lo saya pada hal itu, padahal itu kejadiannya sudah beberapa tahun yang lalu, sampai sekarang saya masih ingat.
Artikel ini memang tidak menyebutkan kata2 BPR dan pengusaha pibumi, karena semua sudah diubah mnjadi "Pengusaha Jawa" atau "Suku Jawa". Padahal referensi yang digunakan merujuk pada hal itu. Apa coba namanya kalau bukan manipulasi data? Anda juga menyebutkan sendiri to kalau petani bukan semuanya suku Jawa. Saya kembalikan saja ke logika di atas. Selama data yang digunakan adalah untuk keseluruhan, data itu tidak bisa digunakan untuk menyebut bagian-bagiannya saja. Itu namanya fabrikasi data (jika anda masih belum paham dengan istilah ini). Jika referensi saya hapus karena tidak sesuai dengan pernyataan dalam artikel, akhirnya pernyataan tersebut menjadi pendapat pribadi. Itu juga tidak boleh dimasukkan dalam Wikipedia. Itulah sebabnya setiap pendapat pribadi juga saya hapus. Mohon pengertiannya.
Yang saya tahu, para pengusaha pertanian di Jawa Timur kebanyakan adalah orang Cina dan Madura. Ada juga beberapa suku Jawa. Tapi itu hanya sepengathuan saya. Apakah saya boleh memasukkan ke dalam Wikipedia? Tentu saja TIDAK BOLEH! Itu kan pendapat pribadi saya, tidak ada penelitiannya bagaimana, dan pandangan saya juga sagat dimungkinkan untuk salah. Itu alasan saya menghapus setiap pendapat pribadi. Sebenarnya ada aturan yang melarang memasukkan pendapat pribadi di Wikipedia, tapi saya masih lupa linknya. Coba saya cari sebentar lagi. Okkisafire (bicara) 24 Januari 2015 04.30 (UTC)Balas


Misalkan : Artikel pengusaha Hindu Indonesia tentu menggambarkan kehidupan ekonomi di Bali. Artikel pengusaha Minang tentu menggambarkan kehidupan di Sumbar. Artikel orang Buddha tentu menggambarkan kehidupan orang China, Jepang dll. Artikel kesenian Melayu tentu menggambarkan kesenian di Sumsel dan Riau. Bagaimana kalau itu semua dihapus dengan alasan tidak semua orang Bali itu Hindu, tidak semua orang Sumsel dan Riau itu Melayu, tidak semua orang Sumbar itu Minang dan tidak semua orang China itu Buddha ? Memang suatu daerah pasti terdapat beragam suku dana agama. Tapi suku yang menjadi mayoritas suatu wilayah tentu berperan dalam kehidupan ekonomi di tempat itu. Misalkan pengusaha Jawa tentu yang digambarkan kehidupan di Jateng dan Jatim. Tentu salah jika pengusaha Jawa yang digambarkan kehidupan di Kalimantan atau Amerika. Kehidupan di Jateng dan Jatim pun yang digambarkan adalah sektor yang paling mencerminkan pengusaha Jawa yaitu pertanian, peternakan, masakan Jawa, BPR, koperasi dll. Tentu salah kalau digambarkan pengusaha Jawa di Jateng dan Jatim dari sektor yang biasanya dari suku lain seperti perbankan swasta, otomotif, bangunan, elektronik, tekstil dll. Artikel pengusaha Jawa ini tidak ada yang menghina suku lain--180.246.94.70 24 Januari 2015 04.43 (UTC)Balas

Di Jateng dan DIY kebanyakan pengusaha pertanian itu suku Jawa. Kalau di Jatim kebanyakan pengusaha pertanian juga suku Jawa. Ada 2 pengusaha pertanian. Yang dimaksud artikel itu adalah pengusaha pertanian di desa yang terkait dengan padi. Kalau yang anda maksud pengusaha Tionghoa dan Madura di pertanian itu mungkin pertanian di perkotaan. Pertanian itu ada banyak bukan cuma padi dan beras. --180.246.94.70 24 Januari 2015 04.46 (UTC)Balas


Kalau orang tidak setuju dengan suatu kalimat dalam artikel maka orang itu bisa menambahkan misalkan "tetapi atau menurut" Kalau orang itu menghapus 100% patut dipertanyakan motivasinya. Misalkan lagi artikel tentang agama. Misalkan saja ada tulisan : "Nabi Muhammad adalah nabi terakhir" tentu tidak semua orang setuju dan sangat bias tapi apakah layak untuk dihapus ? atau ada tulisan : "Yesus Kristus adalah juru selamat" tentu tidak semua orang setuju dan bias tapi apakah layak untuk dihapus ? Tentu tidak layak tapi cukup ditambahkan tulisan "menurut orang Islam nabi Muhammad adalah nabi terakhir" atau "menurut orang Kristen Yesus Kristus itu juru selamat"--180.246.94.70 24 Januari 2015 05.09 (UTC)Balas

Misalkan kalimat yang menggambarkan sektor pertanian, BPR, koperasi, knalpot, kayu, peternakan dll kalau anda tidak setuju anda bisa menambahkan " tetapi tidak semua pengusaha di bidang itu adalah suku Jawa" dengan cantuman link referensi. Kalau anda menghapus 100% dan langsung mengunci artikel itu berarti motivasi anda aneh.--180.246.94.70 24 Januari 2015 05.19 (UTC)Balas

Bukan saya yang mencamtukan data tentang koperasi dan BPR. Jadi anda salah alamat menuduh fabrikasi data. Kalau diperhatikan data koperasi dan BPR itu ada link sumbernya tentu itu data resmi.--180.246.94.70 24 Januari 2015 05.25 (UTC)Balas

Barusan saya baca kembali hasil suntingan saya dan saya menemukan satu kalimat yang mungkin itu yang anda anggap rasis. Saya minta maaf untuk itu. Karena waktu menyunting, saya tidak membaca lagi sehingga kalimat yang saya edit malah menimbulkan konotasi negatif. Nanti akan saya perbaiki. Untuk data BPR, itu memang resmi, tp tidak bisa digunakan. Karena data itu merujuk pada pengusaha2 di pulau Jawa, bukan pengusaha suku Jawa yang mungkin bisa di luar Jawa malah domisilinya. Jadi data itu, meski resmi, tetap tidak bisa digunakan. Dan saya tidak menyalahkan anda. Saya kenal kok yg menyunting itu siapa, dan itu bukan anda. Anda yang salah sangka. Untuk kopi2, saya memang menghapus karenma ireferensi tidak cukup laytak dimuat di Wikipedia. Tapi saya mempertahankan isi kerajinan kayu, karena saya cari di google dan memang benar tentang pengusaha kerajinan kayu tsb. Tidakkah anda mengerti bahwa antara isi artikel dan judulnya banyak yang tidak sesuai sebelum saya revisi? Nanti saya akan bantu mengembangkan artikel ini, sebisa data2 tersedia dan layak digunakan. Tapi saya tidak bisa memasukkan pendapat pribadi saya karena memang tidak boleh begitu, sudah ada aturan yang melarang di Wikipedia. Menyunting di sini harus memiliki satu pikiran awal: apa yang saya pikirkan belum tentu benar sebelum ada referensi yang mendukung, dan referensi itu memang sahih serta diyakini dengan umum. Misalnya ensiklopedia bahasa Indonesia, dan bukan blog kamus gaul. Begitu maksud saya. Okkisafire (bicara) 24 Januari 2015 06.07 (UTC)Balas


Yang dihapus itu perbandingannya misalkan.

"Pengusaha Hindu Indonesia banyak bergerak di sektor pariwisata. Bali adalah provinsi dengan jumlah wisatawan terbanyak" Lengkap dengan link sumber. Lalu dihapus begitu saja dengan alasan tidak semua pengusaha di Bali adalah orang Hindu. Seharusnya cukup menambahkan "meski tidak semua pengusaha pariwisata di Bali adalah orang Hindu" dengan link sumber. Secara rasional mayoritas pengusaha wisata di Bali itu orang Hindu.

"Pengusaha Arab di dunia banyak bergerak di sektor Migas. Arab Saudi termasuk negara terbesar migasnya". Dengan link sumber. Lalu dihapus dengan alasan tidak semua pengusaha migas di Arab Saudi itu orang Arab. Seharusnya cukup menambahkan "tetapi tidak semua pengusaha migas di Arab Saudi adalah orang Arab" dengan link sumber.Secara rasional mayoritas pengusaha Migas di Arab itu orang Arab.

"Pengusaha Minang banyak bergerak di sektor makanan. Restoran Padang dikenal memiliki banyak cabang" Lengkap dengan link sumber. Lalu dihapus begitu saja dengan alasan tidak semua pengusaha restoran Padang adalah orang Minang. Seharusnya cukup menambahkan "ada juga pengusaha lain yang membuka restoran Padang" dengan link sumber. Secara rasional mayoritas pengusaha restoran Padang itu orang Minang.

"Orang Spanyol dikenal menggemari sepakbola. Penonton di pertandingan Liga Spanyol sangat penuh". Lengkap dengan link sumber. Lalu dihapus begitu saja dengan alsan tidak semua penonton Liga Spanyol itu orang Spanyol. Seharusnya cukup menambahkan "ada juga orang negara lain yang menonton liga Spanyol" dengan link sumber. Secara rasional mayoritas penonton di stadion Liga Spanyol adalah orang Spanyol.

"Orang Tionghoa Indonesia banyak yang merayakan hari Imlek. Kuil di Indonesia sangat penuh saat hari imlek". Lengkap dengan link sumber. Lalu dihapus begitu saja dengan alasan tidak semua yang hadir di kuil adalah orang Tionghoa. Seharusnya cukup menambahkan "ada juga orang selain Tionghoa yang juga merayakan hari Imlek" dengan link sumber. Secara rasional mayoritas yang hadir di kuil saat imlek adalah orang Tionghoa.

"Orang Kristen Minahasa sangat religius dan rajin ke gereja. Jumlah gereja di Manado termasuk terbanyak di Indonesia". Lengkap dengan link sumber. Lalu dihapus begitu saja dengan alasan tidak semua yang hadir di gereja Manado adalah orang Minahasa asli bisa juga pendatang. Seharusnya cukup menambahkan "banyak juga pendatang di Manado yang pergi ke gereja" dengan link sumber. Secara rasional mayoritas yang hadir di gereja Manado adalah orang Minahasa.

"Orang Bugis sangat menggemari ikan. Konsumsi ikan di Sulsel termasuk tertinggi di dunia. Lengkap dengan link sumber. Lalu dihapus begitu saja dengan alasan tidak semua yang makan ikan di Sulsel itu orang Bugis. Seharusnya cukup menambahkan "orang non Bugis di Sulsel juga suka makan ikan" lengkap dengan link sumber. Secara rasional mayoritas pemakan ikan di Sulsel itu orang Bugis.

"Orang Indonesia hobi dengan ponsel. Jumlah ponsel di Indonesia termasuk tertinggi di dunia". Lengkap dengan link sumber. Lalu dihapus begitu saja dengan alasan tidak semua pemakai ponsel di Indonesia itu orang Indonesia ada juga orang asing. Seharusnya cukup menambahkan "orang asing di Indonesia juga memakai ponsel" lengkap dengan link sumber. Secara rasional mayoritas pemakai ponsel di Indonesia itu orang Indonesia. --180.246.94.70 24 Januari 2015 06.38 (UTC)Balas