Kaisar Taishō
Kaisar Taishō 大正天皇 | |||||
---|---|---|---|---|---|
Kaisar Jepang | |||||
Berkuasa | 30 Juli 1912 – 25 Desember 1926 14 tahun, 148 hari) | ||||
Penobatan | 10 November 1915 | ||||
Pendahulu | Meiji | ||||
Penerus | Shōwa | ||||
Perdana Menteri | |||||
Kelahiran | Tokyo, Jepang | 31 Agustus 1879||||
Kematian | 25 Desember 1926 Hayama, Kanagawa, Japan | (umur 47)||||
Pemakaman | Hachiōji, Tokyo, Japan | ||||
Pasangan | Duchess Sadako | ||||
Keturunan | Kaisar Shōwa Pangeran Chichibu Pangeran Takamatsu Pangeran Mikasa | ||||
| |||||
Wangsa | Wangsa Yamato (Wangsa Kekaisaran Jepang) | ||||
Ayah | Kaisar Meiji | ||||
Ibu | Yanagiwara Naruko | ||||
Tanda tangan |
Yoshihito (嘉仁) atau dikenal sebagai Kaisar Taisho (大正天皇) (31 Agustus 1879 – 25 Desember 1926) adalah Kaisar Jepang yang ke-123. Dilahirkan pada tanggal 31 Agustus 1879 di puri Aoyama, Tokyo anak ketiga dari Kaisar Meiji dan merupakan satu satunya anak laki-laki yang bertahan hidup. Ibu kandungnya adalah Yanagiwara Naruko, Istri Selir kaisar meskipun demikian Ratu Shoken (Haruko) dihormati selayaknya ibu kandungnya. Mendapatkan gelar Haru-no-miya Yoshihito Shinnō (Pangeran Haru).
Tiga minggu setelah dia lahir, Pangeran Haru didiagnosis menderita penyakit meningitis yang membuat dia tidak begitu kuat baik fisik maupun mental (rumor yang beredar, karena keracunan timbal). Untuk menyelematkannya, dia diasuh oleh kerabatnya, Pangeran Nakayama Tadayasu hingga berusia 7 tahun. Guru pribadinya mengajarnya dan dipilih dari pengajar dari sekolah khusus Tōgō-gogakumonsho. Pada bulan September 1887 mengenyam pendidikan dasar di Peers' School, namun akhirnya kembali ke Tōgō-gogakumonsho sebelum menyelesaikan sekolah lanjutan pada tahun 1893.
Yoshihito dinobatkan sebagai Putra Mahkota pada tanggal 3 November 1888. Pada tanggal 25 Mei 1900 Putra Mahkota Yoshihito menikah dengan Putri Sadako, putri dari Pangeran Kujo Mitchitaka [peer] dan diarunia empat orang putra ): Pangeran Michi-no-miya Hirohito (1901-1989), Pangeran Atsu-no-miya Yasuhito Chichibu (1903-1953), Pangeran Teru-no-miya Nobuhito Takamatsu(1905-1987) serta Pangeran Sumi-no-miya Takahito Mikasa (1915- ).
Pada tahun 1906, Putra mahkota mengadakan renovasi besar-besaran extensive kompleks Istana, yakni Istana Akasaka (Saat ini digunakan sebagai wisma tamu kenegaraan) dengan menggunakan gaya Eropa, rococo. Pada bulan Oktober 1907, mengunjungi Korea (Choson), diiringi Admiral Togo Heihachiro, Jendral Katsura Taro, dan Pangeran Arisugawa Taruhito. Yang tampaknya merupakan kunjungan satu-satunya ke luar negeri.
Putra Mahkota Yoshihito meneruskan ayahnya sebagai Kaisar pada bulan Juli 1912 dan mengambil nama tahtanya Taisho (Kebenaran yang Agung).
Karena menderita penyakit meningitis yang merupakan bawaan sejak lahir, sejak tahun 1910,membuatnya tidak memungkinkan untuk menunaikan tugas-tugas kekaisaran. Dia digantikan oleh Putra Mahkota Hirohito sebagai pemangku jabatan kekaisaran pada tanggal 25 November 1921.
Kaisar Taisho mengalami stroke yang fatal sehingga meninggal pada tanggal 25 Desember 1926 di Villa Kekaisaran di Hayama. Setelah dua hari upacara pemakaman pada tanggal 6 Februari-7 Februari, jenazahnya dimakamkan Musashino Imperial Mausoleum, sebelah barat Tokyo.
Galeri
-
Kaisar Taisho pada saat penobatannya pada tahun 1912
-
Kaisar Taisho perjalanan ke pembukaan Parlemen Jepang, 1917
-
Yoshihito pada umur 13. 1892
Lihat pula
Pranala luar
Didahului oleh Mutsuhito, Kaisar Meiji |
Daftar Kaisar Jepang | Dilanjutkan: Hirohito, Kaisar Showa |