Lompat ke isi

Andi Amrullah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Prof. H. Andi Amrullah, S.H.
Saat menghadiri wisuda anak bungsunya Andi Nurdini Amaliah, Tahun 2009
Lahir(1941-07-12)12 Juli 1941
Pagatan, Tanah Bumbu, Kalsel
Meninggal28 Maret 2002(2002-03-28) (umur 60)
Rumah Sakit Suaka Insan, Banjarmasin
KebangsaanIndonesia Indonesia
AlmamaterUnibraw, Malang
PekerjaanDosen Fakultas Hukum Unlam Banjarmasin
Dikenal atasAkademisi, Seniman, Sastrawan
Karya terkenalKumpulan Puisi Langkah

Andi Amrullah (12 Juli 1941 – 28 Maret 2002) adalah seorang sastrawan angkatan 63, politikus, dan akademisi.

Riwayat pendidikan

Ia menempuh pendidikan di Fakultas Hukum dan Pengabdian Masyarakat (FHPM) Universitas Brawijaya Malang dan lulus pada tahun 1969. Pada tahun 1991, ia kembali ke Banjarmasin dan menjadi dosen di Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin dan pada tahun 1993 dikukuhkan menjadi profesor bidang ilmu hukum.[1]

Dunia Menulis

Ia menjalani aktivitas tulis-menulis bertajuk hukum di beberapa media massa nasional (Surya Pos, Jawa Pos, Suara Pembaruan, Kompas) dan media massa lokal (Banjarmasin Post, Majalah Bandarmasih Banjarmasin, SKH Dinamika Berita). Di SKH Banjarmasin Post ini, ia bahkan menjadi pengasuh Rubrik Konsultasi Hukum.

Artikel ilmiah

Perpustakaan Online Ohio University[2] mengumpulkan beberapa tulisan ilmiahnya yang dimuat di beberapa media massa:

  • Mencermati DCS (Daftar Calon Sementara) Anggota Legislatif (Kompas Online) [3]
  • Lompat Pagar, Sebuah Akrobatik Politik (Suara Pembaruan Daily) [4]
  • Jaringan Kerja Sama Komnas HAM (Suara Pembaruan Daily) [5]
  • Potret Tindak Kriminalitas di Indonesia (Suara Pembaruan Daily) [6]
Buku
  • Laporan dari Seminar Hukum Pengangkutan Udara [7]
  • Buku Pedoman Pekan Orientasi Studi Akademi Administrasi Niaga Negeri [8]

Karier politik

Selain mengajar dan tulis menulis, Andi Amrullah juga pernah menjadi Ketua Ormas AMPI Kalsel dan adalah tugasnya merekrut para pemuda dan aktivis kampus untuk bergabung dan membesarkan nama AMPI. Seorang di antaranya adalah Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unlam, Hadi Soesilo, yang akhirnya menjabat sebagai Pejabat Walikota Banjarbaru Tahun 2005.

Kesenian

Dekade 1960-an di tanah air diwarnai oleh munculnya dualisme angkatan yakni Angkatan 63 atau Angkatan Manifes yang dicetuskan oleh Satyagraha Hoerip dan Angkatan 66 yang dideklarasikan oleh HB Jassin. Hingga akhirnya pada tahun 1963 itu telah terjadi apa yang disebut Manifes Kebudayaan yang banyak didukung oleh para sastrawan yang anti-komunis di tanah air. Sebagai sastrawan daerah yang pada tahun 1960an berdomisili di Jawa Timur, Andi Amrullah beserta para tokoh sastrawan nasional lainnya seperti HB Jassin, Wiratmo Soekito, Goenawan Mohamad telah menyepakati agenda Manifes Kebudayaan itu dalam rangka membentuk Dewan Kesenian.

Pada tanggal 1-7 Maret 1963, Andi Amrullah menghadiri Konferensi Karyawan Pengarang Indonesia (KKPI) di Jakarta sebagai perwakilan sastrawan dari Jawa Timur.[9] Ia tercatat sebagai satu-satunya sastrawan kelahiran Kalsel (Pagatan) yang menghadiri KKPI. Sejak itu reputasi kesastrawanannya mulai dikenal secara nasional (meskipun di kemudian hari ia lebih banyak mempublikasikan karya sastranya di berbagai koran terbitan daerah Kalsel saja).

Tahun 1960-an adalah tahun keemasan bagi Andi Amrullah sebagai seorang sastrawan. Karena pada periode ini tidak banyak muncul sastrawan baru. Mereka yang dominan adalah wajah-wajah lama seperti Shafwani Ibahy, Mh. Hadhariah Roch, Murjani Bawy, dan Andi Amrullah. Mereka semua penyair, namun mereka tidak sempat membukukan karyanya sendiri kecuali dalam Perkenalan di dalam Sajak. Mh Hadhariah Roch ikut dalam Panorama. Sedangkan Andi Amrullah ketika masih studi di Malang bersama penyair-penyair Jawa Timur dalam kumpulan Laut Pasang (Pemda Kotapraja Surabaya,1963). Kemudian ia menerbitkan sendiri antologi puisinya Demi Buah Tin dan Zaitun (1974).

Pada September 2010, Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu, Mardani H. Maming memberikan penghargaan kepada Andi Amrullah dan para seniman yang telah mengharumkan nama Kabupaten Tanah Bumbu maupun Kalsel dengan karya-karyanya.Pada malam penyerahan anugerah seni itu diisi dengan pembacaan puisi dan teatrikal musik-musik religius. Pada kesempatan itu Pjs Bupati Tanah Bumbu ikut membacakan puisi karya Andi Amrullah.[10]

Setelah ia wafat, minat masyarakat terhadap seni sastra mulai muncul, seperti yang terjadi dan tercatat dalam buku Wisuda XXII dan Dies Natalis XXVII STKIP PGRI Banjarmasin, ada 52 orang wisudawan/wisudawati yang menulis skripsi tentang cerpen, drama, novel, dan puisi hasil karya sastrawan Kalsel, termasuk di antaranya adalah karya sastra Andi Amrullah (almarhum).

Karya seni

Publikasi puisinya antara lain diterbitkan di Surat Kabar Harian Banjarmasin Post (1971-1989), Majalah Bandarmasih Banjarmasin, dan Surat Kabar Harian Dinamika Berita Banjarmasin (1986-1989).

Antologi puisinya yang sudah terbit antara lain:

  • Demi Buah Tin dan Zaitun (Banjarmasin, 1973, 1974),
  • Lintasan Waktu (Banjarmasin, 1974),
  • Titian Musim (Penerbit BKKNI, Banjarmasin, 1978) [11]
  • Arafah (Penerbit HIMSI Kalsel, Banjarmasin, 1984),
  • Yul (1985),
  • Dian (1986),
  • Kisi Kisi Hidup (Taman Budaya Kalsel, Banjarmasin, 1996/1994), dan
  • Langkah (2005)[12]

Beberapa puisi dalam Langkah, yang ditulis online di antaranya: Di Frankfurt, Bunga Karang, Kabar Buruk dari Surga, Langkah, Ketika Berbaring dalam Sepi, Di Muka Makam Rasulullah, Changi, Yul, Dan Bangau Itupun Kini Telah Menukik.

Antologi puisi bersama yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain:

  • Laut Pasang (1963),
  • Jembatan I (1987),
  • Dengarlah Bicara Kami (1984),
  • Jembatan II (1988),
  • Harkat Kemanusiaan (1990),
  • Festival Puisi Kalimantan (1992), dan
  • Jendela Tanah Air (1995)

Novel dan antologi cerpen karangannya yang belum diterbitkan di antaranya:

  • Di Antara Dua Bukit Karang (Novel, 1986) dan
  • Nafas Kehidupan (Antologi Cerpen, 1992).
Kegiatan seni lainnya

Detik Akhir

Tanggal 28 Maret 2002 Andi Amrullah meninggal dunia di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin pukul 23.30 Wita, dan dimakamkan di Alkah Kerukunan Keluarga Amuntai, Jalan Raya Ahmad Yani Kilometer 22, Landasan Ulin, Banjarbaru.[1]

Referensi

Bacaan lanjutan