Lompat ke isi

Dosa asal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dosa asal menurut doktrin teologi Kristen adalah kondisi pertama kali manusia berbuat dosa saat di Taman Eden. Walau Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang sering membicarakan penuhnya dosa dalam diri manusia tidak memiliki kata-kata "dosa asal" dan "dosa leluhur", doktrin yang menggunakan kata-kata ini disebutkan berdasarkan pada ajaran Rasul Paulus dalam Roma 5:12-21 dan 1 Korintus 15:22. Setelah melihat doktrin ini, yang tidak ditemukan di teologi Yahudi, termuat secara terselubung di kalimat-kalimat Perjanjian Lama seperti di dalam Mazmur 51:5 dan Mazmur 58:3.[butuh rujukan]

Pandangan Gereja Katolik

Katekismus Gereja Katolik (KGK) #377 menuliskan bahwa saat awal mula manusia pertama diciptakan Allah, manusia bebas dari kecenderungan jahat yang membuatnya terikat pada kenikmatan inderawi; saat itu seluruh kodratnya utuh dan teratur.[1] Namun manusia pertama, Adam dan Hawa, oleh karena dosa mereka menurunkan kodrat manusiawi yang terluka -- yang mengalami kekurangan keadilan dan kekudusan asal yang diterima dari Tuhan -- kepada semua manusia keturunan mereka. Kekurangan tersebut dinamakan "dosa asal" (KGK #416-417).[2] Dosa asal tersebut mengakibatkan kodrat manusia menjadi lemah dan dilukai kekuatan alaminya, namun kodratnya tidak sepenuhnya rusak (KGK #405).[2] Dosa asal yang dilakukan manusia pertama (Kejadian 3:1-6) mengakibatkan manusia kehilangan:[3]

  • Rahmat kekudusan
  • Empat berkat preternatural, yang terdiri dari:
  1. keabadian (immortality)
  2. tidak adanya penderitaan
  3. pengetahuan akan Tuhan (infused knowledge)
  4. keutuhan (integrity), yaitu harmoni antara nafsu kedagingan dan akal budi

Hilangnya berkat keutuhan menyebabkan manusia kesulitan menundukkan keinginan dagingnya pada akal budinya. Sehingga manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa, atau konkupisensi (KGK #405-418).[2]

Lihat pula

Referensi