Lompat ke isi

Rubanah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 4 Maret 2015 04.22 oleh Riyan Sumarno (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Basement''' dalam pengertian umum adalah ruangan di bawah permukaan tanah di bawah sebuah gedung atau rumah. Basement biasanya diperuntukkan untuk tem...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Basement dalam pengertian umum adalah ruangan di bawah permukaan tanah di bawah sebuah gedung atau rumah. Basement biasanya diperuntukkan untuk tempat parkir (seperti banyak di gedung-gedung mall dan perkantoran), tempat persembunyian dari badai tornado (di Amerika) atau gudang (yang dalam film-film horor suka diekspos menjadi tempat menyeramkan)[1].

Dalam geologi, dikenal juga istilah basement yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai Batuan Dasar. Kalau dalam istilah umum, basement itu ruangan, maka dalam geologi basement itu bukan ruangan justru kompleks batuan yang masif tanpa ruangan (kecuali ruang renik berupa pori-pori atau retakan batuan). Tetapi basement dalam geologi menggunakan pengertian yang sama dengan pengertian umum, yaitu posisi di bawah relatif terhadap yang lain[1].

Pengertian basement[2]

Basement adalah sebuah tingkat atau beberapa tingkat dari bangunan yang keseluruhan atau sebagian terletak di bawah tanah. Basement adalah ruang bawah tanah yang merupakan bagian dari bangunan gedung. Pada masa ini basement dibuat sebagai usaha untuk mengoptimalkan penggunaan lahan yang semakin padat dan mahal. Tidak semua bangunan memiliki basement. Untuk bangunan yang memilikinya, tungku perapian (furnace), alat pemanas air (water heater), pelataran mobil dan sistem pengaturan suhu dari satu rumah atau bangunan secara khas terlokasi pada tingkatan terbawah bangunan ini, sehingga menjadi suatu kenyamanan tersendiri untuk pemasangan dan aplikasi bagian seperti sistem distribusi elektrik dan titik distribusi televisi kabel.

Basement memberikan satu kesempatan untuk ahli bangunan untuk mencapai suatu titik balik dalam pengeluarannya dan customer / klien untuk mendapatkan keuntungan dengan membangun sebuah bangunan yang bernilai potensi lebih. Dalam pelaksanaan konstruksi basement, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan, yakni metode konstruksi, retaining wall dan dewatering.

Pemilihan tipe basement[2]

Sebelum menentukan tipe basement seperti apa yang akan dibangun, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan demi kesempurnaan bangunan. Faktor–faktor tersebut antara lain:

Kebutuhan dari tembok di bawah tanah

  • Kemantapan struktural
  • Ketahanan
  • Pengeluaran kelembaban
  • Buildability

Tipe–tipe basement[2]

Tipe A – Perlindungan Tanki (Tanked Protection)

Struktur tidak memiliki perlindungan integral untuk melawan penetrasi air tanah dan selanjutnya sangat bergantung pada lapisan membran kedap air (waterproofing membrane). Sistem struktur anti air yang dipilih harus dapat mengatasi tekanan hidrostatik dari air bawah tanah, bersama dengan lapisan yang ada sesuai dengan beban yang ditumpu.

Struktur tembok dapat menggunakan pratekan (prestressed), beton yang dikuatkan atau beton polos ataupun batuan keras dengan sistem struktural kedap air digabungkan secara eksternal selama konstruksi. Atau dapat diterapkan secara internal pada basement yang telah selesai dibangun. Tembok batuan keras (masonry) bisa jadi memerlukan penambahan semen untuk menghasilkan permukaan yang cukup bagus untuk mendapatkan sistem kedap air yang diharapkan.

Bentuk konstruksi ini cukup mumpuni, tergantung dari sistem kedap air (waterproofing) yang dipakai, juga menghasilkan ketahanan yang tingggi dari pergerakan air tanah.

Tipe B – Perlindungan Integral Terstruktrur (Structurally Integral Protection)

Struktur membutuhkan pembangunan struktur itu sendiri untuk dibangun sebagai kulit integral tahan air. Pembangunan beton yang dikuatkan atau pratekan yang tanpa alternatif lain, struktur basement haruslah dirancang dengan parameter yang pasti dan ketat untuk memastikan ketahanan airnya. Kebanyakan rancangan harus dibangun sesuai dengan rekomendasi BS 8007 atau BS 8110, yang memberikan petunjuk kualitas beton dan jarak antar tulangan.

Tanpa adanya tambahan membran yang terpisah, bentuk konstruksi ini bisa dikatakan tidak sama tahannya terhadap air dan pergerakan uap air seperti tipe A atau C.

Tipe C – Perlindungan dengan Pengaliran (Drained Protection)

Struktur menggabungkan rongga alir di antara struktur basement. Ketergantungan permanen daripada rongga ini untuk mengumpulkan air tanah sepanjang palung rembesan struktur dan langsung meneruskan air tersebut ke pembuangan air dari drainase atau dengan pemompaan.

Struktur tembok dapat menggunakan pratekan (prestressed), beton yang dikuatkan atau beton polos ataupun batuan keras. Tembok basement bagian luar harus memiliki ketahanan yang cukup terhadap air untuk memastikan rongga air yang ada hanya mendapatkan limpahan air yang terkontrol. Jika tidak, sistem rongga ini tidak dapat mengatasi air bah melewati batas limpahan air terutama selama kondisi badai / banjir.

Bentuk konstruksi ini cukup mumpuni tergantung dari sistem kedap air (waterproofing) yang dipakai, juga menghasilkan ketahanan yang tingggi dari pergerakan air tanah.

  1. ^ a b https://geotrekindonesia.wordpress.com/2014/05/08/eksplorasi-basement-dan-cekungan-indonesia/
  2. ^ a b c http://tukangbata.blogspot.com/2013/01/pengertian-basement-dan-tipe-tipenya.html