Lompat ke isi

Potong Pantan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 16 Maret 2015 17.37 oleh Fariszal (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'thumb|upacara adat potong pantan suku dayak '''Potong Pantan''' merupakan salah satu upacara adat yang di laksanakan oleh masyarakat su...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Berkas:Potong pantan.jpg
upacara adat potong pantan suku dayak

Potong Pantan merupakan salah satu upacara adat yang di laksanakan oleh masyarakat suku dayak ngaju di Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Kapuas.upacara ini dilakukan untuk menyambut tamu [1] [2].upacara ini telah dilakukan sejak nenek moyang mereka dan diwariskan secara turun temurun hingga generasi saat ini[3]. Dalam upacara ini, seluruh tamu yang datang akan di minta untuk memotong batang bambu hijau yang di pasang melintang di pintu masuk dengan menggunakan sebilah pedang Mandau. musik tradisional dan nyanyian menggunakan bahasa sangian mengiringi jalanya upacara[4]. upacara ini dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang buruk bagi penduduk setempat maupun para tamu. kepercayaan adat setempat, apabila kayu tersebut dipotong tanpa halangan, berarti tamu tersebut dapat diterima dan dilancarkan jalanya saat berkunjung kesana. begitupun sebaliknya, apaabila tidak berhasil dipotng secara lancar, maka patut dipertanyakan perihal maksud kedatangan mereka ke tanah suku dayak tersebut.[5].[6]. setelah bambu terpotong, semua orang akan berteriak bertepuk tangan. mereka bergembira lantaran rintangan telah berhasil dilalui. iringan tabuhan musik pun kia keras, menandakan puncak tradisi potong pantan. setelah potong bambu telah lewat, penduduk lalu mengoleskan bubuk putih di pipi atau minyak kelapa di ubun-ubun para tamu.[7]. setelah itu di teruskan dengan tarian potong pantan[8].


berdasarkan sejarah, ternyata penghalang yang digunakan dalam tradisi potong pantan ini memiliki kegunaan dan peruntukannya masing-masing yaitu:

• Pantan haur (bambu) digunakan untuk penyambutan bagi orang yang baru pulang dari medan perang dengan membawa kemenangan dan pantan jenisnya menggunakan haur kuning (bambu kuning).

• Pantan balanga (tajaw) akan digunakan pada saat mengadakan acara perkawinan adat, sebagai simbol kebangsawanan atau status sosial.

• Pantan garantung (gong) tujuannya sama dengan balanga (tajaw).

• Pantan bawi yaitu menggunakan para gadis remaja, biasanya dilakukan pada waktu pesta perkawianan.

• Pantan bahalai (kain panjang) digunakan untuk para tamu pejabat, orang terhormat status perempuan yang sulit menggunakan Mandau.

• Pantan tewu (tebu) digunakan pada acara kegiatan bergotong royong saat-saat panen atau mengerjakan ladang


Referensi

  1. ^ "republika online". 13 november 2013. Diakses tanggal 16 maret 2015. 
  2. ^ "kaltengpos". 5 pebruari 2015. Diakses tanggal 16maret 2015. 
  3. ^ "koran jakarta" (dalam bahasa Indonesia). 12 pebruari 2014. Diakses tanggal 16 maret 2015. 
  4. ^ "koran jakarta" (dalam bahasa Indonesia). 12 pebruari 2014. Diakses tanggal 16 maret 2015. 
  5. ^ "koran jakarta" (dalam bahasa Indonesia). 12 pebruari 2014. Diakses tanggal 16 maret 2015. 
  6. ^ "antaranews". 13 november 2013. Diakses tanggal 16 maret 2015. 
  7. ^ "koran jakarta" (dalam bahasa Indonesia). 12 pebruari 2014. Diakses tanggal 16 maret 2015. 
  8. ^ "ayo menari.com". 11 februari 2014. Diakses tanggal 16 maret 2015.