Lompat ke isi

Nafsu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 16 Agustus 2007 02.44 oleh Syafrein (bicara | kontrib)

Hawa nafsu terdiri dari dua perkataan: hawa (الهوى) dan nafsu (النفس).

"Dalam bahasa Melayu 'nafsu' bermakna keinginan, kecenderungan atau dorongan hati yang kuat. Jika ditambah dengan perkataan hawa (=hawa nafsu), biasanya dikaitkan dengan dorongan hati yang kuat untuk melakukan perkara yang tidak baik. Adakalanya bermakna selera, jika dihubungkan dengan makanan. Nafsu syahwat pula bererti keberahian atau keinginan bersetubuh.[1]"

"Ketiga-tiga perkataan ini (hawa, nafsu dan syahwat)berasal dari bahasa Arab:

Hawa (الهوى): sangat cinta; kehendak.

Nafsu (النفس): roh; nyawa; jiwa; tubuh; diri seseorang; kehendak; niat; selera; usaha.

Syahwat (الشهوة): keinginan untuk mendapatkan yang lazat; berahi.[2]"

Ada sekolompok orang menganggap hawa nafsu sebagai "syaitan yang bersemayam didalam diri manusia," yang bertugas untuk mengusung manusia kepada kefasikan atau pengingkaran.

Memperturuti hawa nafsu akan membawa manusia kepada kerusakan. Akibat pemuasan nafsu jauh lebih mahal ketimbang kenikmatan yang didapat darinya. Hawa nafsu yang tidak dapat dikendalikan juga dapat merusak potensi diri seseorang.

Sebenarnya setiap orang diciptakan dengan potensi diri yang luar biasa, tetapi hawa nafsu dapat menghambat potensi itu muncul kepermukaan. potensi yang dimaksud di sini adalah potensi untuk menciptakan keadilan, ketenteraman,keamanan, kesejahteraan, persatuan dan hal-hal baik lainnya.

Namun karena hambatan nafsu yang ada pada diri seseorang potensi-potensi tadi tidak dapat muncul kepermukan (dalam realita kehidupan). Maka dari itu mensucikan diri atau mengendalikan hawa nafsu adalah keharusan bagi siapa saja yang menghendaki keseimbangan, kebahagian dalam hidupnya karena hanya dengan berjalan dijalur-jalur yang benar sajalah menusia dapat mencapai hal tersebut.


Catatan kaki

  1. ^ Syafrein Effendi Usman dan Norain Ishak, Nafsu dan Perkahwinan, halaman 1, Penerbitan Kintan Sdn Bhd, Kuala Lumpur, 1992.
  2. ^ Ibid., dikutip dengan izin

Rujukan

Syafrein Effendi Usman dan Dra. Norain Ishak, Nafsu dan Perkahwinan, Penerbitan Kintan Sdn Bhd, Kuala Lumpur, 1992