Lompat ke isi

Api unggun

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 18 Agustus 2007 06.42 oleh Midori (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Api unggun sewaktu berkemah

Api unggun adalah api di luar ruang yang didapat dari sengaja menyalakan kayu bakar, potongan kayu, atau kumpulan dahan, ranting, jerami, atau daun-daun kering. Pramuka, pecinta alam, atau peminat kegiatan alam bebas sering membuat api unggun sewaktu berkemah atau melakukan kegiatan di alam terbuka.

Api unggun dinyalakan dengan maksud untuk menjaga diri dari binatang buas, menghangatkan diri, isyarat keadaan bahaya, bagian dari upacara keagamaan atau perayaan, atau sebagai perapian untuk memasak makanan. Sewaktu berkemah, orang sering berkumpul di sekitar api unggun untuk menyanyi, menari, atau bermain kembang api. Bahan makanan seperti ubi jalar, singkong, atau jagung bisa dimasak dengan cara dibakar dengan api unggun. Makanan juga bisa ditusuk dengan ranting kayu atau tongkat besi sebelum dipanggang. Alat masak seperti panci dan wajan juga bisa digunakan di atas perapian dengan bantuan penumpu dari batu atau kayu.

Potongan kayu atau ranting disusun ke atas dengan memberi ruang di antara susunan kayu agar api cukup mendapat oksigen, dan api unggun bisa menyala hingga kayu habis. Angin kencang, kabut, kondisi kayu yang basah, udara yang sangat lembab, dan lokasi yang tipis oksigen merupakan penyebab api unggun sulit menyala.

Bahaya api unggun

Api unggun yang menyala secara tidak terkendali merupakan sebab kebakaran hutan atau gambut. Percikan bara api atau lelatu yang dibawa angin bisa menjadi salah satu penyebab kebakaran. Daun kering di permukaan tanah dan semak-semak bisa ikut terbakar sehingga api cepat menjalar.

Bahaya kebakaran dapat dihindari dengan membuat api unggun di tempat terbuka yang jauh dari pepohonan, semak-semak, tenda, atau benda-benda lain yang mudah terbakar. Lokasi sekitar api unggun harus bebas dari rumput, daun, atau ranting kering yang mudah terbakar. Kebakaran bisa dicegah dengan menimbun bagian dasar api unggun dengan tanah atau pasir. Api unggun sebaiknya tidak dinyalakan di atas tanah yang dibawahnya terdapat akar-akar pohon atau gambut untuk menghindari kebakaran di bawah tanah yang tidak terlihat.

Selain itu, air dan tanah perlu disediakan secukupnya untuk memadamkan api unggun. Walaupun sudah dipadamkan, api unggun harus betul-betul dipastikan sudah padam dengan cara disiram air atau ditutup dengan tanah atau pasir.

Api unggun di berbagai negara

Dalam bahasa Inggris, api unggun yang dibuat sewaktu berkemah disebut campfire, sedangkan api unggun yang lebih besar disebut bonfire. Istilah bonfire digunakan untuk api yang dinyalakan sebagai bagian dari upacara keagamaan atau perayaan. Asal-usul kata bonfire adalah tradisi orang Kelt membakar tulang-tulang hewan yang disebut bone fire (api tulang) untuk mengusir arwah jahat. Setiap bulan November di Britania Raya dilangsungkan perayaan api unggun dan kembang api yang disebut Malam Guy Fawkes. Di Irlandia Utara, Pertempuran Boyne 12 Juli 1690 diperingati dengan menyalakan api unggun.

Pranala luar