Lompat ke isi

Determinasi Teknologi (Dampak Pada Anak)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Istilah “Teknologi” berasal dari kata “techne” yaitu cara dan “logos” yaitu pengetahuan. Secara harafiah teknologi dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang cara. Teknologi merupakan cara melakukan sesuatu untuk memenuhi atau melengkapi kebutuhan manusia dengan bantuan suatu alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau memberdayakan anggota tubuh, panca indera dan otak manusia[1]. Sebuah teknologi memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap masyarakat terutama pada perubahan sosial dan budaya seseorang yang sering disebut dengan Determinisme Teknologi[2]. Ide dasar dari teori Determinisme Teknologi adalah suatu perubahan yang terjadi pada segala macam cara berkomunikasi yang secara tidak langsung akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu dengan bagaimana cara mereka berpikir, berperilaku dalam suatu masyarakat dan teknologi tersebut yang pada akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain[3]. McLuhan memiliki sebuah pemikiran dimana budaya seseorang dibentuk oleh bagaimana cara seseorang itu berkomunikasi. Paling tidak ada beberapa tahapan yang layak untuk disimak. Pertama, Penemuan dalam sebuah teknologi komunikasi akan menyebabkan sebuah perubahan budaya. Kedua, perubahan yang ada di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya akan membentuk sebuah kehidupan manusia. Ketiga, sebagaimana dengan yang dikatakan oleh McLuhan bahwa “Kita membentuk suatu peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan itu akhirnya akan membentuk atau mempengaruhi di kehidupan kita sendiri”[4].

Teknologi komunikasi membuat suatu pesan dan membentuk perilaku seseorang. Radio menghantarkan suara kepada seseorang melewati indera pendengaran (audio), sementara televisi tidak hanya menghantarkan suatu suara dari pendengaran tetapi juga suatu penglihatan (audio visual). Apa yang dialami dari dua media tersebut akan masuk ke dalam sebuah perasaan manusia dan akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita. Yang mengakibatkan seseorang selalu ingin menggunakannya secara terus menerus. Dimana McLuhan menyampaikan pada kesimpulannya bahwa media adalah pesan itu sendiri (the medium is the message). Media tak lain dan tak bukan adalah suatu alat untuk memperkuat, memperkeras dan memperluas dari fungsi dan perasaan manusia. Dengan kata lain, masing-masing dari penemuan pada media baru yang betul-betul dipertimbangkan untuk dapat memperluas beberapa kelebihan baik dari kemampuan dan kecakapan manusia. Misalnya, mengambil dan membaca sebuah buku. Dengan hal tersebut buku dapat memperluas cakrawala, kecakapan, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Seperti yang sering dikatakan oleh masyarakat umum, buku merupakan jendela dunia yang artinya dengan buku kita akan bisa melihat dunia[5].

Teknologi telah digunakan oleh manusia sejak dahulu tidak hanya mempengaruhi usia orang dewasa dan remaja, tetapi juga pada usia anak-anak. Ditahap pertumbuhan manusia fase anak-anak merupakan fase dimana mereka memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar.

Tahapan Mc Luhan terhadap sejarah Kehidupan Manusia

  1. Tribal Age. Pada Era purba atau Era suku zaman dahulu manusia hanya mengandalkan indera pendengaran dalam berkomunikasi. Komunikasi pada masa ini hanya berdasarkan narasi, dongeng, tuturan dan sejenisnya. Sehingga telinga adalah raja , yang memiliki arti hearing is believing dan kemampuan visual manusia belum banyak diandalkan dalam komunikasi. Era primitif ini akhirnya tergeser dengan di temukannya alphabet atau huruf.
  2. Literate Age. Sejak ditemukannya huruf dan alphabet akhirnya manusia berkomunikasi dimana indera penglihatan menjadi dominan saat ini, mengalahkan indera pendengaran. Manusia berkomunikasi tidak lagi mengandalkan tuturan tetapi lebih kepada tulisan.
  3. A print Age. Semenjak ditemukannya mesin cetak menjadikan alphabet semakin tersebar luas. Kehadiran mesin cetak membuat manusia berkreasi dalam mengembangkan cara-cara berkomunikasi.
  4. Electronic Age. Pada masa ini ditandai dengan ditemukannya berbagai alat sebagai kemajuan teknologi komunikasi. Contohnya seperti telegraph,telepon, radio, film, televisi, VCR, mesin fax, computer dan internet. Manusia menjadi hidup di alam yang di sebut “Global Village”, dimana dengan media massa dapat berhubungan dengan yang lainnya tanpa batas negara. Pada era elektronik seperti saat ini media pada hakekatnya telah mempengaruhi cara berpikir, merasakan, dan bahkan bertingkah laku[6].

Pengaruh Teknologi Terhadap Anak

Potensi dan kecerdasan anak-anak tidak dapat berkembang dengan sendirinya dibutuhkan stimulasi yang dapat memancing kecerdasan dan potensi, salah satu nya dengan teknologi[7].

  • Proses pengenalan teknologi berdasarkan usia
  1. Usia 2 sampai dengan 4 tahun, Anak-anak memulai proses interaksi dengan teknologi.
  2. Usia 4 sampai dengan 7 tahun, Anak-anak mulai tertarik melakukan eksplorasi sendiri.
  3. Usia 7 sampai dengan 10 tahun, Anak-anak mulai mencari informasi dan kehidupan sosial.
  4. Usia 10 sampai dengan 12 tahun, Anak-anak mulai mengasah kemampuan dan nalar berpikir mereka[8].

Dampak Positif Teknologi Bagi Anak

  1. Dengan adanya teknologi secara tidak langsung dapat menambah wawasan anak.
  2. Anak dapat membangun relasi, memperbanyak teman tanpa harus dibatasi jarak dan waktu.
  3. Dengan sebuah teknologi dapat memudahkan anak dalam mencari dan mengetahui informasi terkini.
  4. Anak-anak dapat menggunakan sebuah teknologi perangkat lunak pendidikan seperti program-program untuk pengetahuan dasar membaca, berhitung, sejarah, geografi, dan sebagainya. Dengan perkembangan teknologi kini perangkat pendidikan dapat dibuat dengan unsur hiburan (entertainment) yang berhubungan dengan materi pendidikan, sehingga anak secara tidak langsung mau untuk belajar.
  5. Menjadi sebuah solusi bagi orang tua yang menghadapi seorang anak yang bosan belajar.
  6. Membangun kreatifitas anak.
  7. Teknologi akan membuat seorang anak jauh lebih fasih dengan teknologi, terutama teknologi informasi.

Dampak Negatif Teknologi Bagi Anak

  1. Anak dapat mengalami sebuah ketergantungan terhadap sebuah teknologi.
  2. Anak akan secara tidak langsung lebih menyukai mengerjakan segala sesuatu secara individu daripada berkelompok yang menyebabkan menjadi kurang ber sosialisasi.
  3. Dengan pergaulan dunia maya dapat menyebaban seorang anak terjerumus pada pergaulan yang tidak baik.
  4. Anak dapat secara tidak langsung atau sengaja mengakses situs-situs pornografi yang membuat dampak buruk pada diri anak tersebut.
  5. Anak yang mengkonsumsi games, dimana games tersebut memperlihatkan unsur-unsur seperti kekerasan dan agresivitas dapat mengakibatkan munculnya perilaku-perilaku buruk yaitu agresif dan sadistis pada diri anak.
  6. Membuat seorang anak malu dihadapan orang banyak secara langsung karena lebih cenderung menyukai hubunga lewat internet daripada harus beretemu secara langsung (face to face).
  7. Dengan sebuah teknologi dapat membuat anak cepat merasa puas dengan pengetahuan yang diperolehnya sehingga menganggap bahwa apa yang mereka baca atau dapat dalam internet adalah pengetahuan yang terlengkap dan final. Hal ini akan menyebabkan kecenderungan bagi generasi yang akan datang untuk menjadi generasi yang cepat puas dan cenderung berpikir dangkal.
  8. Teknologi dapat mempercepat apapun dan tanpa disadari anak pun dikondisikan untuk tidak tahan dengan kelambanan dan keajegan. Akhirnya anak dapat menjadi lemah dalam suatu kesabaran dan konsentrasi.

Referensi

  1. ^ Alisjahbana, I. (1980). Teknologi dan Perkembangan. Jakarta: Yayasan Idayu.
  2. ^ Straubhaar, J., LaRose, R., & Davenport, L. (2010). Media Now: Understanding Media, Culture and Technology, 6th edition. Belmont, CA: Wadsworth (JS).
  3. ^ Nurudin. (2012). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers.
  4. ^ Marshall, M. (1962). Gutenberg Galaxy: The Making of typographic Man. Toronto: University of Toronto Press.
  5. ^ Nurudin. (2004). Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
  6. ^ Marshall, M. (2001). Understanding Media. London: Routledge.
  7. ^ Wibhowo, C., & Sanjaya, R. (2011). Stimulasi Kecerdasan Anak Menggunakan Teknologi Informatika. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
  8. ^ http://www.mitrakeluarga.com/surabaya/dampak-negatif-teknologi-gadget-terhadap-proses-perkembangan-anak/