Lompat ke isi

Digitalisasi informasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Digitalisasi informasi adalah proses mengubah berbagai informasi, kabar, atau berita dari format analog menjadi format digital sehingga lebih mudah untuk diproduksi, disimpan, dikelola, dan didistribusikan. Informasi yang digitalisasi dapat disajikan dalam bentuk teks, angka, audio, visual, yang berisi tentang ideologi, sosial, kesehatan dan bisnis.


Latar belakang

Informasi merupakan pesan atau message yang disampaikan oleh komunikator atau sender kepada komunikan atau receiver dengan tujuan untuk menyamakan persepsi dan merubah pola pikir seseorang [1]. Dalam memproduksi, mengolah dan menyebarkan informasi, pada awalnya masyarakat menggunakan metode tatap muka sebagai sarana penyampaian informasi. Komunikasi yang sering terjadi dalam metode tatap muka ialah komunikasi interpersonal dimana seseorang berbicara kepada orang lain, atau seseorang berbicara dengan kelompok orang yang lain [2]. Dalam komunikasi tatap muka, pesan yang digunakan bersifat analog karena penyampaian informasi menggunakan media alami berupa gelombang suara manusia yang bersifat analog. Pesan lain yang bersifat analog dalam komunikasi tatap muka ialah ekspresi wajah, intonasi dan nada, serta gerak tubuh yang ditampilkan secara refleks saat berbicara. Seiring dengan kemajuan teknologi, media massa dan peralatan teknologi lainnya muncul sebagai pengganti metode tatap muka untuk memudahkan masyarakat dalam menyebarluaskan informasi[3]. Dengan adanya media massa dan peralatan teknologi lainnya, maka proses penyebaran informasi menjadi berkembang dan berubah dari format analog menjadi format digital. Masyarakat tidak harus bertatap muka jika ingin menyampaikan informasi, tetapi dapat menggunakan peralatan lain sebagai media penghantar pesan. Masyarakat dapat menghemat waktu dan tenaga saat berkomunikasi karena sudah menggunakan alat telekomunikasi seperti telepon genggam dan komputer, karena media penghantar tersebut dapat menghantarkan informasi yang sudah mengalami digitalisasi atau yang disebut dengan informasi digital.


Peralatan yang digunakan

Untuk dapat berkomunikasi dalam jarak yang jauh, masyarakat menggunakan berbagai media yang dapat membawa informasi digital, antara lain :

  1. Komputer yang merupakan hasil perkembangan teknologi dari mesin ketik adalah serangkaian sistem yang dapat melakukan digitalisasi informasi. Dengan adanya perangkat keras dan perangkat lunak, informasi yang masuk ke dalam komputer akan mengalami komputasi sehingga berubah menjadi format digital. Beberapa perangkat lunak yang dapat digunakan untuk digitalisasi informasi ialah software aplikasi pengolah presentasi atau Microsoft Power Point, software aplikasi pengolah kata atau Microsoft Word, dan software aplikasi pengolah angka atau Microsoft Excell [1]. Dalam penggunaannya, ketiga software ini dapat merubah informasi analog menjadi informasi digital. Ide atau pemikiran manusia yang bersifat analog dapat dituangkan kepada ketiga software tersebut, sehingga digitalisasi informasi dapat terjadi. Digitalisasi informasi dengan menggunakan komputer juga dapat didukung oleh peralatan tambahan seperti mesin pemindai atau scanner yang dapat menerjemahkan foto atau gambar di atas kertas yang bersifat analog, kemudian memasukkannya ke dalam sistem komputer dan mengubahnya menjadi gambar atau foto dengan format digital. Pendistribusian informasi digital dapat dilakukan melalui alat tambahan berupaflash disk atau dapat dilakukan secara langsung melalui intenet dengan menggunakan jaringan wilayah lokal atau LAN maupun wi-fi.
  2. Telepon genggam atau telepon seluluer, merupakan alat telekomunikasi pertama yang berkembang di dalam masyarakat. Bermula dari fitur sederhana melalui pertukaran suara, saat ini telepon genggam dapat menerima dan menghantarkan berbagai informasi digital seperti pesan teks, pesan suara, video, foto dan surat elektronik. Telepon genggam juga dapat melakukan digitalisasi informasi berupa foto, video dan pesan suara. Masyarakat dapat merekam berbagai suara atau mengambil gambar dan video dari kejadian yang sedang berlangsung di sekitar mereka. Suara dan kejadian tersebut bersifat analog karena dapat dilihat dan dirasakan oleh panca indera manusia. Kemudian telepon genggam memasukkan suara dan kejadian tersebut ke dalam kotak penyimpanan atau storage, kemudian terjadi digitalisasi informasi di dalam telepon genggam tersebut. Selanjutnya rekaman suara dan rekaman kejadian yang sudah menjadi informasi digital tersebut dapat didistribusikan ke telepon genggam lainnya dalam format digital. Pendistribusian informasi digital dapat dilakukan secara langsung kepada telepon genggam yang lainnya dengan menggunakan bluetooth atau "infrared", atau menggunakan peralatan tambahan seperti card reader yang dapat menerjemahkan isi memory card untuk kemudian mengirimkannya kepada sumber yang lain seperti komputer atau telepon genggam yang lainnya. Pengiriman informasi digital juga dapat melalui jaringan internet yang tersedia di dalam telepon genggam. Generasi Ketiga atau 3G memiliki kecepatan 'broadband sebesar 1-3 juta bit per detik, dan Generasi Keempat atau 4G memiliki kecepatan broadband sebesar 100 juta bit per detik [4]. Dengan kapasitas yang sangat besar, maka proses pengunduhan dan proses pengiriman akan lebih cepat.


Keuntungan yang didapat

Dengan adanya kemajuan teknologi yang menyebabkan perubahan informasi analog menjadi informasi digital, masyarakat lebih memilih menggunakan informasi digital dengan alasan [2] :

  1. Mudah untuk dicari, ditelusuri, diakses dan digunakan sesuai dengan kebutuhan pengguna
  2. Mudah untuk diproduksi, dikirim, diterima, disaring, diperbaharui berdasarkan kemampuan pengguna
  3. Format penulisan dan isi pesan yang dikirim sama dengan format penulisan dan isi pesan yang diterima
  4. Tidak terhambat oleh jarak yang jauh, perbedaan bahasa dan perbedaan waktu
  5. Pengiriman dan penerimaan pesan sangat cepat dan murah
  6. Mudah untuk disimpan dan diolah sehingga tidak memerlukan ruang penyimpanan yang besar
  7. Mudah diaplikasikan dalam berbagai media karena format isi dari informasi digital akan sama, antara device yang satu dengan device yang lainnya.


Efek positif

  1. Menciptakan masyarakat informasi. Dengan adanya informasi digital, masyarakat semakin mudah dalam mendapatkan berbagai informasi yang diinginkan sehingga masyarakat informasi semakin bertumbuh. Masyarakat juga dapat memilih dan menyaring berbagai informasi yang dibutuhkan karena informasi digital dapat didistribusikan secara luas.
  2. Memajukan dunia bisnis. Data mengenai pelanggan dan karyawan, data mengenai kemajuan perusahaan, dan data mengenai rencana kerja perusahaan akan lebih mudah untuk disimpan dan disebarluaskan jika disajikan dalam format digital [3]. Informasi digital akan memudahkan masyarakat dalam menjalankan bisnis, khususnya dengan menggunakan telepon genggam yang berbasis internet.
  3. Menumbuhkan industri kreatif. Dengan adanya digitalisasi informasi, masyarakat menjadi lebih kreatif dalam berkomunikasi dengan memproduksi berbagai informasi yang unik dan menarik serta memiliki nilai jual tinggi [4].


Efek negatif

  1. Berdasarkan sifatnya yang mudah untuk didistribusikan, informasi digital yang disebarluaskan dapat disalahgunakan oleh orang yang tidak tepat, sehingga menimbulkan krisis tertentu seperti kasus WikiLeaks [5].


Pranala luar


Referensi

  1. ^ Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
  2. ^ Dominick, J.R. 2008. The Dynamics of Mass Communication : Media in the Digital Age, Tenth Edition. McGraw-Hill, International Edition
  3. ^ Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Rajawali Pers
  4. ^ Straubhaar, J., LaRose, R., dan Davenport R. 2001. Media Now : Understanding Media, Culture, and Technology, 2011 Update Seventh Edition. Thomson-Wadsworth