Lompat ke isi

Wewe (film)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Wewe
SutradaraRizal Mantovani
ProduserGope T Samtani
Ditulis olehAnto Nugroho
PemeranNabilah Ratna Ayu Azalia
Agus Kuncoro
Inong Ayu
Khadijah Banderas
Yafi Tesa Zahara
Dian Nova
Tanggal rilis
Indonesia April 2015
Durasi97-100 menit
Negara Indonesia
BahasaBahasa Indonesia

Wewe adalah sebuah film horor Indonesia 2015 yang disutradarai oleh Rizal Mantovani. Film yang memulai syuting pada bulan Desember 2014 dan diperkirakan selesai pada pertengahan Januari 2015. Film tersebut mengangkat cerita legenda urban Wewe Gombel. Pada film tersebut, Nabilah Ratna Ayu Azalia yang merupakan seorang anggota JKT48 akan berperan sebagai gadis berusia 15 tahun bernama Luna. Ia merupakan gadis yang pemberani dan sangat sayang dengan adiknya. Film tersebut merupakan film pertama dimana Nabilah bermain film tanpa personel JKT48 lainnya dan film kedua yang pernah Nabilah mainkan setelah film Viva JKT48.[1]

Selain Nabilah, film Wewe akan diramaikan oleh Agus Kuncoro, Inong Ayu, Khadijah Banderas, dan Yafi Tesa Zahara. Menurut rencana, film Wewe akan rilis pada bulan April 2015.[2]

Sinopsis

Jarot (Agus Kuncoro) dan istrinya Irma (Inong Nidya Ayu), dan dua anak-anaknya, Luna (Nabilah JKT48) berumur 15 dan Aruna (Khadijah Banderas) berumur 5 tahun, masuk ke sebuah rumah baru yang di dapatkan untuk ditinggali sang ayah karena pindah tugas. Rumah itu sangat luas dan berada di sebuah jalanan yang terpencil jauh dari kebisingan ibu kota. Bersama mereka juga Bu Surti, seorang pembantu rumah tanga yang sudah belasan tahun bersama keluarga. Rumah tersebut tampak nyaman, namun ada sat uperabotan yang cukup menggangu, yaitu sebuah ranjang tua terbuat dari kayu jati dan memiliki bentuk dan ukiran aneh, berupa seorang wanita yang sedang berteriak. Ranjang tua ini ada di sebuah ruangan yang terletak di lantai atas.

Awalnya semua baik-baik. Lama kelamaan, terjadi perubahan yang cukup drastic pada Aruna. Sebelumnya, Aruna adalah sosok yang sangat aktif dan periang. Semenjak di rumah baru, ia seperti menarik diri. Hal ini sangat diperhatikan oleh Luna. Orang tua mereka Nampak tidak terlalu memperhatikan karena keduanya sering bertengkar setelah sang istri semakin sibuk dengan pekerjaannya. Jarotpun menambah permasalahan dengan sikapnya yang juga keras.

Penyebab sering diamnya Aruna adalah beberapa kali ia merasa melihat ‘ada siapa’ di kamar tamu, bahkan di kamar tidurnya. Aruna mencoba mengutarakan kepada orang tuanya tapi karena keduanya tidak menaruh perhatian yang penuh, maka kecemasan Aruna teracuhkan. Hanya Lunalah yang merasa kejanggalan ini. Ia pun juga merasa sedih dan murung dengan keadaan orang tuanya, namun hal ini bias ia hindari dengan mengalihkan pikirannya dengan kegiatannya menari jawa.

Luna merasakan juga ada kejanggalan di rumah, namun itu ia rasakan sebagai tanda-tanda ‘kecapean’. Sementara ibu Surti, pembantu rumah, memutuskan untuk pergi dari rumah setelah ia melihat dengan jelas ‘penunggu’ yang menghantui rumah lama itu.[3]

Pemeran

Referensi