Lompat ke isi

Es Samu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

as-Samu atau es-Samu' adalah sebuah kota di Governorat Hebron di Tepi Barat, sebelah selatan kota Hebron. Kota ini memiliki populasi sebesar 18.000 tahun 2006.[1] Kota ini diklaim sebagai kota Emaus, namun klaim ini tidak diterima.

Israel dan Yordania: Peristiwa Samu

Pada tanggal 12 November 1966, seorang Polisi Perbatasan Israel menginjak ranjau yang menyebabkan terbunuhnya 3 tentara dan melukai 6 orang lainnya. Pihak Israel percaya bahwa ranjau tersebut telah ditanam oleh teroris Es Samu di Tepi Barat. Pada pagi hari tanggal 13 November 1966, Raja Hussein, yang telah mengadakan pertemuan rahasia dengan Abba Eban dan Golda Meir untuk rencana tiga tahun berkaitan dengan keamanan dan pernamaian, menerima pesan yang tidak diminta dari Israel yang menyatakan bahwa Israel tidak mempunyai niat untuk menyerang Yordania[2] Walaupun begitu, pada pukul 5:30 pagi, Hussein menilai hal ini sebagai suatu tindakan "di bawah preteks balas dendam terhadap aktivitas teroris dari P.L.O.. Pasukan Israel juga menyerang Es Samu, sebuah perkampungan Yordania yang mempunyai 4.000 penduduk, seluruhnya merupakan pengungsi dari Palestina dimana Israel menuduh tempat itu sebagai markas teroris dari Suriah". [3]

"Operasi Shredder", operasi tentara Israel terbesar sejak tahun 1956 sampai terjadinya Invasi Lebanon 2006, sejumlah pasukan sekitar 3.000-4.000 tentara yang didukung oleh keberadaan tank dan pesawat tempur ini dibagi kedalam pasukan simpanan, dimana masih tetap tinggal di bagian perbatasan Israel, dan dua pasukan penyerang menyebrang ke Tepi Barat. Pasukan yang lebih besar, delapan tank diikuti dengan 400 pasukan payung yang dimuatkan kedalam 40 truk dan 60 insinyur militer dalam 10 truk menuju kearah Samu, ketika sejumlah pasukan kecil yang terdiri daripada 3 tank dan 100 pasukan payung terjun dan insinyur militer yang menuju ke dua desa yang lebih kecil , Kirbet El-Markas dan Kirbet Jimba, dalam satu misi untuk mengebom rumah-rumah. Di Samu, tentara Israel menghancurkan satu-satunya klinik di desa, satu sekolah perempuan, pejabat pos, perpustakaan, satu kedai kopi dan rumah sekitar 140 buah. Laporan berbeda mengenai peristiwa ini telah dibuat yang merujuk kepada buku Terrence Prittie, Eshkol: The Man and the Nation dimana menyatakan 50 rumah telah diledakan tetapi penghuni-penghuni rumah tersebut telah dipindahkan beberapa jam sebelumnya. Batalion Infantri tentara Yordania ke-48, yang diarahkan oleh Mayor Asad Ghanma, bergerak menuju ke arah tentara Israel di barat laut Samu dan dua kompeni yang bergerak menuju timur laut telah diserang oleh Israeli, ketika satu pleton Yordania yang bersenjatakan dua pistol 106 mm memasuki Samu. Dalam pertempuran, tiga orang Yordania dan 15 pasukan tewas, 54 pasukan lain dan 96 orang cedera. Panglima besar batalion pasukan payung Israel, Kolonel Yoav Shaham, tewas dan sembilan tentara lainnya cedera. [4] [5] Merujuk kepada data kerajaan Israel, lima puluh tentara Jordan tewas namun jumlah sebenarnya telah dirahasiakan demi menjaga moral dan keyakinan rezim Raja Hussein.[6]

Dua hari kemudian dalam satu catatan terhadap Presiden Johnson, asisten spesialnya Walt Rostow menulis "tindakan balas bukan hal yang utama dalam kasus ini. Serangan 3000 orang dengan tank dan pesawat-pesawat telah bagian dari provokasi dan diarahkan kepada sasaran yang salah" dan terus menggambarkan kerusakan terhadap kepentingan Amerika Serikat dan Israel:"Mereka telah memusnahkan salah satu sistem kerjasama yang bagus diantara Hussein dan pihak Israel... Mereka telah mematahkan Hussein. Kita telah membelanjakan $500 juta untuk membina beliau sebagai salah satu faktor kestabilan pada perbatasan Israel yang terpanjang dan melalui Suriah dan Irak. Serangan dari Israel meningkatkan tekanan terhadap Hussein untuk menyerang balik, tidak hanya dari negara-negara Arab yang radikal dan juga orang Palestina di Yordania, tetapi juga dari tentara, dimana menjadi sumber dukungan terhadap beliau dan mungkin memaksa satu peluang untuk mendapatkan kembali kekalahan pada hari Minggu... Mereka telah menetapkan kembali kemajuan ke belakang terhadap akomodasi dengan orang-orang Arab. Mereka mungkin telah membujuk Suriah yang merupakan biang keladi, bahwa Israel tidak berani menyerang Suriah yang dilindungi oleh Uni Soviet, namun boleh menyerang Yordania yang didukung oleh Amerika Serikat tanpa ada hukuman." [7] Dalam menghadapi kritik dari orang Yordania, Palestina dan tetangga Arab lainnya karena kegagalannya dalam mempertahankan Samu, Hussein memerintahkan untuk menjalankan mobilisasi nasional pada tanggal 20 November 1966. [8] Pada tanggal 25 November 1966, Dewan Keamanan PBB mengadopsi Resolusi 228 dan menyesali "kehilangan nyawa dan kerusakan besar menyebabkan terjadinya tindakan Israel pada tanggal 13 November 1966", mengancam "Israel karena jumlah pasukan berskala besar yang melanggar Piagam PBB dan Perjanjian Perdamaian antara Israel dan Yordania" dan menekan "kepada Israel bahwa tindakan balas dengan mengirim tentara tidak dapat ditolerir dan jika mereka mengulangi hal tersebut, Dewan Keamanan PBB akan mempertimbangkan langkah-langkah efektif seperti yang dibayangkan di dalam Piagam untuk memastikan pencegahan terhadap pengulangan tindakan yang sedemikian." [9]

Dalam satu telegram untuk Departemen Negara Bagian pada tanggal 18 Mei 1967, Duta besar Amerika Serikat di Amman, Findley Burns, telah melaporkan bahwa Hussein telah menjelaskan opininya dalam sebuah perbincangan sehari sebelumnya bahwa

"Yordania adalah salah satu sasaran dalam jangka pendek dan dalam pandangan Hussein, ia pasti berlaku dalam jangka panjang.... Israel mempunyai kebutuhan militer dan ekonomi yang panjang serta tradisi agama dan aspirasi sejarah yang tertentu dimana pada pandangan Hussein mereka masih belum puas. Satu-satunya cara agar keinginan mereka tercapai adalah dengan mengubah status Tebing Barat, Yordania. Oleh sebab itu pandangan Hussein adalah hal yang bagi Israel merupakan kesempatan untuk mengambil kelebihan dari suatu peluang dan memaksa situasi apapun yang membuat mereka lebih dekat kepada keinginan mereka. Hussein mengkhawatirkan bahwa keadaan pada saat itu yang memberi kesempatan terhadap teroris, penyelundupan dan perpecahan diantara orang Arab yang sangat jelas,"

dan mengenang peristiwa Samu

"Hussein menyatakan bahawa jika Israel melancarkan serangan serangan berskala-Samu terhadap Yordania, beliau tidak memiliki pilihan lain selain untuk membalas serangan mereka atau ia akan menghadapi pemberontakan di negaranya. Jika Yordania menyerang balas, tanya Hussein, apakah ini akan memberikan Israel suatu kesempatan untuk merebut wilayah Yordania dan mempertahankan wilayah Yordania yang direbut? Atau Israel mungkin akan menyerang dengan jenis serangan tembak-dan-lari hanya untuk menaklukan dan mempertahankan wilayah dalam perang sebelumnya. Hussein menyatakan bahwa beliau tidak mungkin mengeluarkan kemungkinan-kemungkinan ini dari perkiraan beliau dan mendesak kami agar jangan berbuat demikian walaupun kita hanya ingin merasakannya."

  1. ^ http://www.pcbs.gov.ps/Portals/_pcbs/populati/pop11.aspx
  2. ^ Bowen, 2003, p. 26 (citing Amman Cables 1456, 1457, 11 December 1966, National Security Files (Country File: Middle East), LBJ Library (Austin, Texas), Box 146).
  3. ^ Hussein, 1969, p. 25.
  4. ^ Bowen, 2003, pp. 23-30.
  5. ^ Oren, 2002, pp. 33-36.
  6. ^ Prittie, 1969, pp. 245.
  7. ^ Memorandum From the President's Special Assistant (Rostow) to President Johnson, Washington, November 15 1966. Retrieved 22 October 2005.
  8. ^ 'King Husain orders nation-wide military service', The Times, Monday, 21 November 1966; pg. 8; Issue 56794; col D.
  9. ^ United Nations Security Council Resolution 228, Retrieved 22 Oktober 2005.