Lompat ke isi

Jatung Utang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 22 April 2015 07.53 oleh Suyono Darul (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'thumb|right|250px|Jatung Utang yang terbuat dari Katu. '''Jatung Utang''' adalah alat musik tradisional Suku Dayak Kenyah di kepul...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Berkas:JATUNG UTANG .jpg
Jatung Utang yang terbuat dari Katu

.

Jatung Utang adalah alat musik tradisional Suku Dayak Kenyah di kepulauan Kalimantan.[1] Terbuat dari kayu berbentuk gambang dan termasuk dalam kategori alat musik Xilofon.[2] Cara memainkan Jatung Utang cukup sederhana yaitu dipukul dengan 2 buah batang kayu terpisah pada tiap lempengan kayunya, tiap lempengan kayu diikat diatas tali yang dipasang pada blok kayu yang tersusun dan akan mengeluarkan kunci nada yang berbeda-beda. Jatung Utang sendiri biasanya digunakan sebagai alat pengiring upacara adat dan tari Suku Dayak Kenyah.[3]

Sejarah

Alat Musik Jatung Utang sudah digunakan sejak jaman dahulu kala oleh Suku Dayak Kenyah dalam mengisi acara-acara adat, namun kabarnya alat musik yang satu ini merupakan alat musik yang ditemukan secara tidak sengaja oleh para petani yang sedang menunggu padi di sawah.[3] Didalam mengisi waktu tersebut, mereka mengambil bekas-bekas kayu ketika mereka membuka ladang. Dari kayu itulah kemudian mereka rangkai pada seutas tali dan mencoba mencocokkan dengan nada-nada yang dikeluarkan oleh alat musik Sampe maka ditemukanlah rangkaian kayu yang mengeluarkan nada yang sama notasinya dengan nada-nada yang ada pada alat musik Sampe, bedanya bila alat musik sampe di petik sedangkan Jatung Utang di pukul.[3]

Cara Membuat

Bahan yang digunakan untuk membuat Jatung Utang adalah kayu Lempung dan kayu Meranti yang sebelumnya sudah dikeringkan.[3] Biasanya diambil dari batang kayu yang lurus dan mempunyai garis tengah 7 sampai 8 centimenter.[3] Kemudian batang kayu tersebut dipotong menjadi dua sesuai dengan nada yang akan timbulkan. Umumnya potongan kayu yang panjang untuk nada rendah dan sebaliknya kayu yang pendek untuk nada yang tinggi. Selanjutnya belahan kayu tadi diserut dengan maksud untuk menemukan nada yang diinginkan.[3] Dasar menyerut batang kayu untuk menghasilkan nada yang diinginkan dalam pembuatan Jatung Utang tidak seperti pembuatan alat musik modern seperti piano, tetapi disesuaikan berdasarkan ketajaman pendengaran si pembuat.[3] Setelah proses penyerutan selesai, batang-batang kayu tadi di serut juga pada bagian belakang dan dipotong sedikit demi sedikit untuk mendapatkan nada yang akurat sesuai keinginan pembuat. Tentunya dalam proses pembuatan Jatung Utang dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan tingkat tinggi, karena proses pembuatanya yang masih mengguankan alat-alat tradisional.[3]

Cara Memainkan

Dalam memainkan alat musik Jatung Utang ini terdapat dua cara, yaitu:[4]

  1. Pertama: sipemain dengan membentangkan kakinya lurus kedepan. Diatas kedua kaki ini diletakkan alat musik jatung Utang, dari ujung betis hingga paha, degan urutan nada-nada tertinggi hingga terendah. Disini kaki mempunyai tugas sebagai alat yang menopang alat musik Jatung Utang, seolah-olah posisinya seperti memangku alat tersebut.[5]
  2. Kedua: sipemain duduk santai dengan menghadap Jatung Utang yang digantungkan pada tempatnya dan ujung lainya di ikatkan pada pinggang si pemain.

Jatung Utang dibunyikan dengan cara memukul dengan alat pemukul yang disebut Petit, semacam tongkat kayu pendek dengan panjang 20 centimenter dan besar diameter 3 centimenter. Didalam memainkan alat musik Jatung Utang ini, kedua tangan kiri dan kanan berfungsi secara aktif, seolah-olah menari diatas bilah kayu.[3] Cara memainkannya tidak jauh beda dengan alat musik Vibrapone atau alat musik Kulintang dari Sulawesi Utara, akan tetapi ada sedikit perbedaan dengan dua alat musik tersebut yaitu, si pemain Jatung uatang seolah-olah mempunyai tugas rangkap yaitu sebagai melodi dan pengiring dalam aransement sebuah musik. Biasanya musik yang dimainkan adalah musik-musik yang juga di iringi oleh Sampe.[3]

Referensi

  1. ^ "Seni Musik". Wisatamedia.com. Diakses tanggal 22 April 2015. 
  2. ^ "Seni Musik". Kutaikartanegara.com. Diakses tanggal 22 April 2015. 
  3. ^ a b c d e f g h i j Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Pusat, (1977). Enseklopedia Musik dan Tari Daerah Kalimantan Timur. Jakarta: Depdikbud. Hal. 14-17
  4. ^ "Khasnya Suara Jatung Utang, Di Lamin Bioq Tabang". vivaborneo.com. Diakses tanggal 22 April 2015. 
  5. ^ "Seni Musik Tradisional Serawak". Bahagian Teknologi Pendidikan Serawak. Diakses tanggal 22 April 2015.