Lompat ke isi

Thomas Parr

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Thomas Parr (lahir di Wigan, Lancashire, +20 Maret 1768 - meninggal di Bengkulu-Inggris, 23 Desember 1807 pada umur 39 tahun) adalah Residen Inggris yang tewas terbunuh di Bengkulu. Parr tewas terbunuh oleh sekelompok orang di malam hari, dalam suatu serangan mendadak di gedung kediamannya "Mount Felix", yang kini adalah rumah dinas Gubernur Bengkulu. Perusahaan Hindia Timur Inggris memakamkannya di dalam Benteng Marlborough, serta mendirikan monumen peringatan untuk mengenangnya.

Keluarga

Thomas Parr lahir di Wigan, Lancashire, Inggris, dan dibaptis pada 20 Maret 1768. Ayahnya adalah Letkol John Parr dan ibunya bernama Sarah Walmesley. Ayahnya merupakan anggota Resimen Infantri ke-20, yang pada tahun 1782 diangkat sebagai Gubernur Nova Scotia hingga wafatnya tahun 1791. Keluarga Parr mengklaim sebagai keturunan dari Sir William Parr, saudara lelaki dari Katherine Parr, yaitu salah satu istri Raja Henry VIII.[1]

Thomas Parr menikah dengan Frances Roworth pada 1 September 1978 di Benteng William, Kalkuta.[2] Frances adalah saudara perempuan dari Thomas Roworth, seorang pedagang kaya di Benggala. Anak-anak mereka adalah Frances Harriet Goodla(n)d Parr (1801-1880), Thomas Clement Parr (1803-1863), dan Emily Ann Parr (1805-1806), dan William Parr (1806-+ 1809).

Residen di Bengkulu

Parr menempuh pendidikannya di Macclesfield School, dan setelah lulus tahun 1783, ia menjadi pegawai sipil Perusahaan Hindia Timur Britania di India. Setelah bertahun-tahun bekerja sebagai Pedagang Senior (Senior Merchant), ia kemudian ditunjuk menjadi Residen di Bengkulu pada bulan April 1805, untuk memperbaiki keadaan di sana. Laporan internal Perusahaan Hindia Timur Britania pada tahun 1801 menyebutkan bahwa mereka merugi sebesar £87.000 per tahun.

Setibanya di sana, Parr mengeluhkan kesulitan atas kurangnya tenaga pegawai sipil yang terlatih baik di Benteng Marlborough. Ia mencatat praktik-praktik korupsi, kekerasan, dan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh anak buahnya di Silebar dan Pulau Baai; bahkan juga pengabaian pajak lada yang merupakan hak dari Sultan Muko-muko. Thomas Parr lalu melakukan banyak perubahan cara kerja, bahkan sampai mengurangi jumlah pegawai. Kebijakannya dilaksanakan secara otoriter dan manasuka. Ia mengkhususkan penanaman tanaman pala dan cengkeh untuk Inggris, sedangkan rakyat pribumi diharuskan untuk menanam kopi. Pelaksanaan tanam paksa yang dirasakan kejam menimbulkan ketidakpuasan pada rakyat.

Catatan Lady Sophia Raffles, istri kedua Sir Thomas Stamford Raffles, menyebutkan bahwa Thomas Parr menjalankan berbagai ide untuk meningkatkan keuntungan, tanpa mengidahkan siapapun; bahkan para kepala adat Bengkulu dan bangsawan setempat lainnya yang telah lama menjalin hubungan dengan Inggris. Ia juga mengubah tatacara peradilan pribumi tanpa persetujuan ataupun meminta nasihat dari mereka. Rakyat setempat telah berada dalam keadaan krisis dan siap memberontak, tapi Parr tidak menyadari bahaya yang mengancamnya.

Thomas Parr tewas terbunuh di kamar tidurnya pada malam hari tanggal 23 Desember 1807, dalam suatu serangan mendadak oleh sekelompok orang yang tak dikenal. Turut terluka pula istrinya Frances Parr serta asistennya Charles Murray, yang berusaha melindungi Parr dalam serangan tersebut. Charles Murray meninggal beberapa hari kemudian. Mereka dimakamkan secara berdampingan di area Benteng Marlborough. Peristiwa pembunuhan tersebut diliput secara dramatis oleh surat kabar-surat kabar Inggris saat itu.

Dua Resimen Marinir Benggala segera dikirimkan di bawah pimpinan Kapten James Templer Parlby untuk mengamankan keadaan. Kampung-kampung penduduk digeledah, dan para tersangka pelaku digantung atau diledakkan dengan tembakan meriam. Mount Felix dibiarkan kosong dan menjadi reruntuhan setelah peristiwa itu.

Keturunannya

Frances Parr dan anak terkecilnya William meninggalkan Bengkulu dan tiba di Kalkuta pada bulan Maret 1808. Frances mengadukan kecurigaannya atas salah seorang asisten Parr yang saat itu juga berada di Mount Felix, namun berhasil selamat tanpa luka-luka. Frances dan anaknya kemudian berlayar menuju Inggris pada 1808 atau 1809, namun tidak pernah mencapai tujuannya. Catatan Perusahaan Hindia Timur Belanda tahun 1810 menyebutkan bahwa kapal yang mereka tumpangi kemungkinan besar hilang di lautan karena sekian lama tidak terdengar beritanya. Anak-anak Thomas Parr lainnya mendapat warisan dari nenek mereka Sarah Parr, serta bantuan keuangan dari paman mereka Mayor John Parr.

Surat wasiat Parr mengungkapkan informasi keturunan biologis lainnya. Surat wasiat itu memiliki keterangan tambahan, di mana dalam hal Parr serta anak-istrinya binasa seluruhnya, maka sebagian dari hartanya akan diberikan pada anak biologisnya yaitu George dan Francis Halifax.

Monumen peringatan

Perusahaan Hindia Timur Britania membangun sebuah monumen peringatan atas terbunuhnya Thomas Parr dan Charles Murray, yang mereka namakan "Parr Monument". Masyarakat Bengkulu menyebutnya dengan sebutan Kuburan Bulek (kuburan bulat).

Referensi

  1. ^ Burke, John & Burke, John Bernard (1847), A genealogical and heraldic dictionary of the landed gentry of Great Britain and Ireland. Volume II. London: Henry Colburn. p. 1502.
  2. ^ India Office Records (IOR)/N/1/5 p. 133.

Pranala luar